Logo
>

IHSG bakal Terkoreksi Pasca Quick Count Pemilu 2024

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
IHSG bakal Terkoreksi Pasca Quick Count Pemilu 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - RHB Sekuritas Indonesia melihat pasca hasil quick count pemilihan umum (pemilu) 2024 akan terjadi koreksi pada IHSG.

    Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi, mengunggapkan hal itu merujuk pada pemilu sebelumnya di 2014 dan 2019.

    "Kami melihat pola ini akan kembali terjadi di 2024," katanya kepada Kabar Bursa, Rabu 14 Februari 2024.

    Ditambah, kata dia, jika Pemilu ini berjalan dua putaran, proses waktu yang lebih panjang akan sangat dibutuhkan.

    Kendati begitu, dia pun belum bisa memprediksi, IHSG yang terkoreksi pasca quick count nantinya bakal berjalan berapa lama. Pasalnya, koreksi ini relatif berbeda-beda jangka waktunya.

    Ditambah, pasar bakal cenderung menahan atau hold dengan mengantisipasi dinamika politik yang dapat berubah sewaktu-waktu.

    Apalagi, menurutnya pada tahun 2024 ini sentimen datang tidak hanya faktor Pilpres saja. Tetapi juga sikap bank sentral yang kami perkirakan akan hawkish kembali akan menambah beban IHSG beberapa pekan kedepan.

    "Untuk 2024, kami melihat karena tidak hanya faktor pilpres saja, tetapi juga ditambah sikap bank sentral yang kami perkirakan akan hawkish kembali akan menambah beban IHSG beberapa pekan ke depan," jelas Audi.

    Sebagai informasi, koreksi ini terjadi bukan hanya karena Pemilu. Namun juga karena sentimen dari rilis data inflasi AS bulan Januari sebesar 3,1 persen yang berada diatas ekspektasi pasar sebesar 2,9 persen. Hal ini akan berdampak negatif terhadap saham seiring dengan potensi tertahannya suku bunga untuk jangka yang lebih panjang sehingga yield obligasi akan tertahan pada level tinggi dengan potensi terjadi outflow.

    Merujuk data CME FedWatch menunjukkan hanya akan terjadi pemangkasan suku bunga 4 kali di tahun ini dari sebelumnya 6 kali paska rilis data inflasi AS.

    Namun, lebih jauh Analis RHB itu melihat IHSG dalam jangka menengah akan cenderung menguat paska terpilihnya presiden baru hingga akhir tahun. "Seperti pada periode pemilu presiden tahun 2009 naik +76,7 persen, 2014 naik +14 persen dan 2019 turun -2,87 persen (terkecuali karena covid19)," tandas Audi.

    Serupa, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan sentimen yang mempengaruhi IHSG tidak hanya pemilu. "Ya selain dari Pemilu sebetulnya masih cukup banyak sentimen yang memengaruhi," terang Herditya kepada Kabar Bursa, Rabu 14 Februari 2023.

    Dia memaparkan ada banyak sentimen yg mempengaruhi, diantaranya harga komoditas dunia kemudian rilis data ekonomi dari beberapa negara. Namun dengan adanya dua putaran, menurutnya bakal mengerek biaya pemilu dan menimbulkan ketidakpastian bagi para investor sehingga akan cenderung wait and see.

    "Ya dengan adanya 2 putaran, diperkirakan biaya pemilu akan meningkat dan timbul ketidakpastian bagi para investor sehingga akan cenderung wait and see," jelasnya. Dia memperkirakan secara teknikal pergerakan IHSG masih rawan terkoreksi dgn support 7180 dan resistance 7235.

    Namun, dia yakin koreksi IHSG tidak akan berlangung lama, selama masih mampu berada di atas 7100. dan mencoba untuk menguji kembali 7300-7400 sebagai resistance kuatnya.

    "Selama masih mampu berada di atas 7100, maka kami perkirakan koreksi IHSG akan berlangsung dalam jangka pendek dan mencoba untuk menguji kembali 7300-7400 sebagai resist kuatnya," tandas Herditya. (yubi/carl)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.