Logo
>

IHSG Berpotensi Rebound ke 8.300: Watch AKRA, BBYB, INDF, dan EXCL

IHSG melemah tipis ke 8.166 dan tertahan di MA20. MNC Sekuritas memperkirakan potensi rebound menuju 8.260–8.300, dengan sejumlah saham seperti AKRA, EXCL, dan INDF direkomendasikan buy on weakness.

Ditulis oleh Yunila Wati
IHSG Berpotensi Rebound ke 8.300: Watch AKRA, BBYB, INDF, dan EXCL
IHSG di level 8.000-an, peluang rebound ke 8.300 terbuka lebar. Foto: KabarBursa.com/Desty Luthfiani.

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak melemah tipis pada perdagangan terakhir, Rabu, 8 Oktober 2025, terkoreksi 0,04 persen ke level 8.166. Koreksi ini menandakan masih kuatnya tekanan jual di pasar, meski pergerakannya masih tertahan oleh rata-rata pergerakan (MA) 20 hari yang menjadi area support dinamis. 

MNC Sekuritas dalam analisis teknikalnya menilai, struktur gelombang IHSG saat ini masih berada dalam fase wave [v] dari wave 5 pada label hitam, yang berarti tren kenaikan jangka menengah masih berpotensi berlanjut selama area support tidak ditembus.

Secara teknikal, potensi penguatan IHSG ke depan masih terbuka untuk menguji area 8.260–8.302, terutama jika momentum beli mulai meningkat kembali. 

Namun, pada skenario alternatif (label merah), ruang penguatan dinilai lebih terbatas hanya menuju 8.180–8.197, sebelum kembali mengalami koreksi lanjutan. 

Dengan demikian, investor perlu memperhatikan area support di 8.099 dan 8.022, sementara area resistance di 8.217 dan 8.260 menjadi kunci untuk memastikan arah pergerakan berikutnya.

Analisis Teknis Emiten Pilihan MNC Sekuritas

Dalam laporan hariannya, MNC Sekuritas menyoroti sejumlah saham yang berpotensi menjadi fokus perdagangan dengan strategi yang bervariasi antara buy on weakness dan speculative buy. Saham-saham tersebut meliputi AKRA, BBYB, EXCL, dan INDF. Masing-masing menunjukkan pola teknikal berbeda dalam fase gelombang pergerakannya.

AKRA (PT AKR Corporindo Tbk) terkoreksi 0,44 persen ke level 1.125 disertai tekanan jual ringan. Namun, saham ini masih berada dalam pola konsolidasi sehat jangka pendek. 

Secara teknikal, AKRA diperkirakan tengah membentuk wave v dari wave (c) dari wave [y], yang mengindikasikan peluang penguatan lanjutan setelah koreksi minor. Strategi yang disarankan adalah buy on weakness di kisaran 1.075–1.120 dengan target harga 1.195 dan 1.230, sementara stoploss ditempatkan di bawah 1.070. 

Selama harga tetap di atas area support tersebut, tren jangka pendek AKRA masih dianggap positif.

Sementara itu, BBYB (PT Bank Neo Commerce Tbk) mengalami koreksi tipis 0,53 persen ke level 378, masih dibayangi tekanan jual. MNC Sekuritas melihat BBYB tengah bergerak dalam wave [v] dari wave 3, menandakan masih adanya ruang kenaikan sebelum fase koreksi berikutnya. 

Dengan volatilitas tinggi dan posisi harga yang relatif dekat dengan area bawahnya, MNC menyarankan strategi speculative buy di kisaran 350–374, dan menargetkan kenaikan menuju 400 hingga 430, dengan batas stoploss di bawah 344. 

Pola ini cocok untuk trader agresif yang siap mengambil peluang pada momentum teknikal jangka pendek.

Berbeda dengan dua saham tersebut, EXCL (PT XL Axiata Tbk) justru menunjukkan sinyal teknikal yang lebih kuat. Saham ini naik 1,15 persen ke level 2.650, disertai peningkatan volume pembelian yang menjadi tanda akumulasi institusi. 

Struktur gelombang EXCL saat ini diperkirakan berada pada wave (v) dari wave [c], yang secara teknikal membuka ruang kenaikan lanjutan. 

Rekomendasi MNC Sekuritas adalah buy on weakness di area 2.450–2.570, dengan target harga di 2.700 dan 2.770, serta stoploss di bawah 2.420. Dengan momentum yang positif dan dukungan volume, EXCL dinilai berpotensi melanjutkan reli dalam jangka pendek.

Untuk sektor konsumsi, INDF (PT Indofood Sukses Makmur Tbk) menguat 0,35 persen ke level 7.250, meski kenaikan tersebut diiringi munculnya volume penjualan. MNC Sekuritas menilai saham ini sedang berada di awal pembentukan wave i dari wave (iii), yang secara struktur menandakan fase awal tren kenaikan baru. 

Dengan demikian, strategi buy on weakness di kisaran 7.125–7.200 dinilai ideal, menargetkan potensi kenaikan ke 7.425 dan 7.700, sementara stoploss direkomendasikan di bawah 7.100. Posisi teknikal INDF menunjukkan potensi bullish jangka menengah, apalagi jika didukung penguatan sektor konsumsi menjelang akhir tahun.

Secara umum, rekomendasi MNC Sekuritas mencerminkan pandangan bahwa pasar saham Indonesia masih berada dalam fase konsolidasi sehat di tengah tekanan eksternal dan dinamika global. 

Meski koreksi IHSG masih berlanjut, terbatasnya pelemahan menunjukkan bahwa pelaku pasar domestik masih mempertahankan keyakinan terhadap prospek ekonomi nasional dan kinerja emiten di kuartal IV.

Tekanan jual yang muncul diperkirakan lebih bersifat teknikal ketimbang fundamental, dengan pelaku pasar menunggu arah kebijakan global, termasuk keputusan suku bunga The Fed. Selama IHSG mampu bertahan di atas area support penting, peluang rebound teknikal menuju 8.260–8.300 masih terbuka lebar.

Secara keseluruhan, MNC Sekuritas tetap mempertahankan pandangan positif berhati-hati (cautious bullish), menekankan strategi selektif pada saham-saham berfundamental kuat yang sedang memasuki fase akhir koreksi jangka pendek. 

Kombinasi sinyal teknikal yang konstruktif dan proyeksi kenaikan harga saham tertentu menunjukkan bahwa pasar Indonesia masih memiliki ruang bagi peluang trading yang menarik menjelang akhir pekan ini.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79