Logo
>

IHSG Berpotensi Terkoreksi ke Kisaran 6.300

MNC Sekuritas memperkirakan IHSG rawan koreksi ke level 6.300-an usai penguatan terbatas ke 6.749 pada perdagangan Selasa, 30 April 2025.

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
IHSG Berpotensi Terkoreksi ke Kisaran 6.300
IHSG diperkirakan akan terkoreksi ke kisaran 6.333–6.571 usai penguatan terbatas ke 6.749. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Selasa, 29 April 2025, dengan kenaikan 0,39 persen ke level 6.749. Meski terlihat positif, penguatan indeks diperkirakan mulai mencapai puncaknya dan rawan terkoreksi dalam waktu dekat.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai posisi IHSG saat ini sudah berada di akhir fase wave [a] dari wave B. Artinya, peluang penguatan lanjutan diperkirakan akan cenderung terbatas. “Penguatan IHSG akan relatif terbatas untuk menguji 6.784. Selanjutnya, IHSG akan rawan terkoreksi terlebih dahulu ke rentang 6.333–6.571,” ujarnya dalam laporan MNCS Daily Scope Wave, Rabu, 30 April 2025.

Secara teknikal, Herditya mencatat level support IHSG berada di 6.585 dan 6.373, sedangkan level resistance berada di 6.769 dan 6.877.

Saham-Saham yang Menarik Dipantau


Seiring proyeksi pergerakan IHSG yang rawan koreksi, beberapa saham tetap menarik untuk dipantau karena memiliki potensi teknikal tersendiri di tengah dinamika pasar.

1. BMRI (Bank Mandiri Tbk)

Saham perbankan BUMN ini menunjukkan kecenderungan uptrend jangka pendek dengan posisi teknikal yang mengindikasikan potensi rebound menuju level resistance berikutnya.

2. BUMI (Bumi Resources Tbk)

Emiten tambang ini dinilai menarik karena bergerak dalam pola konsolidasi dengan volume yang mulai meningkat. Potensi breakout dapat terjadi apabila harga mampu menembus level resistance kunci.

3. MBMA (Merdeka Battery Materials Tbk)

Saham sektor hilirisasi tambang ini tengah membentuk pola pembalikan arah. Jika momentum positif terjaga, MBMA berpeluang melanjutkan kenaikan menuju target jangka pendek.

4. PSAB (J Resources Asia Pasifik Tbk)

Pergerakan saham tambang emas ini dinilai menarik untuk jangka pendek karena cenderung responsif terhadap sentimen global, khususnya harga emas dunia yang sedang fluktuatif.

Proyeksi IHSG di Musim Dividen


IHSG diperkirakan bakal mendapat dampak positif dari musim pembagian dividen perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah emiten telah mengumumkan jadwal pembagian dividen yang menarik perhatian pasar.

Menurut pengamat pasar modal dan Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, musim dividen bisa menjadi katalis positif untuk IHSG menuju kuartal II 2025. Namun ia memperingatkan bahwa penguatan ini kemungkinan hanya bersifat sementara.

"Secara historis, pembagian dividen memang kerap menjadi katalis positif, meningkatkan likuiditas dan mendorong technical rebound. Akan tetapi, daya dorong tersebut diprediksi terbatas mengingat tekanan global belum menunjukkan tanda-tanda mereda," ujarnya kepada KabarBursa.com, Selasa, 29 April 2025.

Hendra mencatat bahwa hingga 25 April 2025 IHSG masih melemah 5,66 persen secara year-to-date (ytd), dan hanya menempati peringkat keempat dari enam indeks utama di ASEAN, serta kesembilan dari 13 indeks Asia Pasifik. 

Menurutnya, beberapa faktor yang membayangi kinerja IHSG antara lain perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang belum mereda, perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian pertumbuhan di China. Selain itu, tingkat suku bunga tinggi di AS yang berpotensi memengaruhi pasar saham domestik.

"Serta suku bunga tinggi di Amerika Serikat menjadi faktor eksternal yang terus membayangi kinerja pasar," katanya. 

Meskipun IHSG masih dibayangi tantangan eksternal, Hendra melihat musim dividen tahun ini diharapkan bukan sekadar menjadi pelipur lara di tengah tekanan, tetapi juga menjadi momentum pemulihan IHSG yang lebih berkelanjutan. 

Menurut Hendra, rotasi sektor akan menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan investor setelah musim dividen berakhir. Beberapa sektor yang diperkirakan akan mencatatkan penguatan antara lain sektor energi, yang sudah mencatat penguatan 1,30 persen pada perdagangan 28 April 2025, sehingga diperkirakan tetap menjadi sektor primadona seiring stabilnya harga minyak dan gas. 

“Sektor perbankan besar berpotensi kembali menjadi motor penggerak utama, didukung stabilisasi pasar keuangan domestik. Sementara itu, sektor konsumer primer dan kesehatan, yang cenderung defensif terhadap ketidakpastian global, diprediksi menjadi tujuan utama akumulasi selanjutnya," terangnya. 

Tidak ketinggalan, lanjut dia, sektor konstruksi dan infrastruktur mulai mendapat perhatian lebih, seiring ekspektasi stimulus besar dari pemerintahan baru yang ingin mempercepat pembangunan nasional.

Selain musim dividen, perhatian pasar domestik kini juga tertuju pada langkah strategis Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, yang tengah menjajaki peran sebagai penyedia likuiditas di pasar modal.

"Kehadiran Danantara dinilai Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat memperkuat likuiditas dan stabilitas pasar, seiring rencana Danantara untuk mengalokasikan sebagian dana dividen BUMN ke investasi di saham," jelasnya.

Hendra melihat meskipun Danantara tidak diwajibkan berizin formal sebagai liquidity provider, mereka dapat menjadi penopang penting pasar domestik. Adapun pada perdagangan kemarin, Senin, 28 April 2024, IHSG  ditutup menguat usai mencatat kenaikan sebesar 44,05 poin atau 0,66 persen, berakhir di level 6.722,97.

Sepanjang sesi perdagangan, IHSG sempat bergerak di rentang antara level tertinggi 6.738,35 dan level terendah 6.678,92.  Aktivitas pasar tercermin dari total volume transaksi sebesar 189,15 juta lot dengan nilai perdagangan mencapai Rp9,76 triliun. Jumlah transaksi yang tercatat sebanyak 1,19 juta, menunjukkan minat beli yang cukup kuat di pasar saham Indonesia.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Moh. Alpin Pulungan

Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).