KABARBURSA.COM - Sinyal teknikal kembali menyoroti saham Amman Mineral Internasional (AMMN). Relative Strength Index (RSI) 14 hari kini berada di kisaran 65–66, mendekati wilayah netral-bullish. Angka ini menandakan tren kenaikan masih bernafas panjang, meski pasar tetap berjaga atas potensi koreksi yang bisa datang sewaktu-waktu.
Pergerakan harga AMMN pun terbilang solid. Saham ini bertahan di atas rata-rata bergerak (moving average) jangka pendek hingga menengah, termasuk SMA dan EMA 50 hari, menegaskan bahwa momentum bullish belum pudar. Namun para analis memberi catatan penting: resistance kuat berada di sekitar Rp8.300. Jika level ini berhasil ditembus dengan dukungan volume yang mumpuni, peluang reli menuju Rp9.000 bahkan Rp10.000 kian terbuka.
Meski begitu, pasar juga menyoroti sisi bawah. Support di rentang Rp7.400–Rp7.500 dipandang sebagai benteng pertahanan. Jika jebol, risiko koreksi yang lebih dalam bisa menghantam, sekaligus menekan sentimen investor jangka pendek.
Prediksi strategi pun terbagi dua. Investor agresif akan melihat tembusnya Rp8.300 sebagai sinyal akumulasi, dengan trailing stop di bawah support penting. Sebaliknya, bila harga gagal melewati resistance dan berbalik arah, pendekatan menunggu sambil menyiapkan opsi cut loss menjadi lebih rasional. Dalam jangka menengah, prospek AMMN masih dianggap kondusif, terutama selama program buyback berjalan dan harga komoditas global menopang sentimen.
Namun volatilitas tetap jadi faktor dominan. Harga saham AMMN rentan berbalik cepat jika diterpa kabar negatif terkait logam mulia, tembaga, kebijakan pemerintah, atau dinamika operasional smelter. Kegagalan menembus resistance juga bisa memicu aksi jual dari pelaku pasar teknikal.
Fundamental pada akhirnya tetap menjadi pengendali. Produksi, tren harga komoditas, hingga regulasi ekspor konsentrat akan menentukan apakah kenaikan saham ini berkelanjutan atau hanya reli sesaat. Pasar pun menanti jawaban: apakah AMMN mampu melaju lebih jauh, atau justru harus menguji kembali support sebelum bangkit.
Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi pertama perdagangan dengan catatan positif, naik 21,43 poin atau 0,27 persen ke level 8.046,61. Sepanjang perdagangan, pergerakan indeks berada dalam rentang sempit, menandakan sikap hati-hati meski sentimen optimisme tetap mendominasi.
IHSG dibuka lebih tinggi di 8.065,74, sempat menyentuh level tertinggi di 8.068,01—rekor baru dalam 52 pekan terakhir. Namun aksi ambil untung sejenak mendorong indeks turun ke titik terendah 8.005,60, sebelum akhirnya kembali menguat menjelang penutupan sesi.
Kinerja IHSG pada pagi ini memperlihatkan ketahanan pasar di atas level psikologis 8.000. Meski volatilitas sempat muncul, kepercayaan terhadap prospek ekonomi domestik dan fundamental emiten besar tetap menjadi pilar utama, di tengah pengaruh global dari kebijakan pemangkasan suku bunga Federal Reserve.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.