Logo
>

IHSG Besok: Lebih Variatif di Rentang 6.410 hingga 6.574

Bursa Efek Indonesia bakal membuka perdagangan perdananya besok 8 April 2025 setelah libur panjang Hari Nyepi dan Idulfitri 2025. Lalu bagaimana nasib IHSG besok, publik masih berharap-harap cemas.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
IHSG Besok: Lebih Variatif di Rentang 6.410 hingga 6.574
Pergerakan IHSG pasca Idulfitri diprediksi menguat. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM- Bursa Efek Indonesia bakal membuka perdagangannya kembali pada Selasa, 8 April 2025 besok setelah libur panjang Hari Raya Nyepi dan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah atau 2025.

    Periode libur perdagangan BEI dilakukan sejak Jumat pekan lalu yakni sejak perayaan cuti bersama Nyepi pada Jumat 28 Maret 2025. Dilanjutkan 31 Maret 2025 Hari Raya Idulfitri  dan cuti bersama hingga 7 April 2025.

    Namun, pembukaan perdagangan ini akan berlangsung saat kondisi ekonomi tidak baik-baik saja akibat kebijakan tarif baru yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang melakukan kenaikan sebesar 32 persen untuk Indonesia.

    Selain Indonesia, sebenarnya Trump juga memberlakukan kebijakan kenaikan tarif ini ke negara-negara lain yang menyebabkan bursa saham dunia terguncang.

    Trump resmi mengumumkan kebijakan tarif baru bertajuk Liberation Day Tariffs pada 2 April 2025. Kebijakan ini menetapkan tarif dasar 10 persen untuk seluruh impor, dengan beban tarif yang lebih tinggi dikenakan pada negara-negara tertentu. 

    Khusus untuk kawasan Asia, kebijakan ini secara signifikan meningkatkan tarif terhadap China, Vietnam, dan Taiwan. China dikenakan tarif tambahan 34 persen, sehingga totalnya mencapai 54 persen. Sementara itu, Vietnam menghadapi tarif baru sebesar 46 persen, dan Taiwan 32 persen. 

    Di luar Asia, beberapa negara juga terdampak oleh kebijakan ini, seperti Uni Eropa dengan tarif 20 persen, sedangkan Kanada dan Meksiko tetap dikenai tarif 25 persen seperti sebelumnya. Langkah ini mencerminkan pendekatan proteksionis yang semakin ketat, terutama terhadap negara-negara mitra dagang utama di kawasan Indo-Pasifik. 

    Dengan kebijakan ini, dampak terhadap rantai pasok global diperkirakan akan cukup besar, terutama dalam sektor manufaktur dan komoditas. Banyak negara kini tengah mempertimbangkan langkah balasan atau strategi adaptasi terhadap tarif impor yang diberlakukan oleh AS.

    Kebijakan ini tentunya bakal menerbangkan saham-saham tak terkecuali Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Publik menantikan bagaimana nasib IHSG pada perdagangan perdana besok.

    IHSG pada perdagangan terakhirnya, Kamis, 27 Maret 2025 lalu ditutup di level 6.510,62 atau naik 0,59 dari perdagangan sebelumnya. Bahkan nilai transaksi perdagangan mencapai Rp11.02 triliun. Terdapat 381 saham menguat, 241 saham melemah, dan 336 saham stagnan.

    (IHSG) menunjukkan sinyal teknikal positif setelah membentuk pola long legged hammer sebanyak dua kali, masing-masing pada tanggal 18 Maret dan 24 Maret 2025. Kedua formasi candlestick ini dipandang sebagai titik krusial yang menandai adanya upaya pasar untuk mengakhiri tren pelemahan yang telah berlangsung sebelumnya.

    Menurut riset WH Project, keberhasilan IHSG menembus level psikologis 6.500 menjadi penanda awal terjadinya fase reversal. Selain itu, indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) turut menguatkan proyeksi ini dengan terbentuknya pola bullish divergence, yang menjadi petunjuk awal potensi tren kenaikan dalam jangka pendek.

    "Dengan mempertimbangkan indikator teknikal tersebut, kami memperkirakan IHSG pada perdagangan Selasa, 8 April 2025, akan bergerak variatif dalam rentang 6.410 hingga 6.574," tulis WH Project dalam riset tertanggal Minggu, 6 April 2025.

    IHSG juga diprediksi akan terkoreksi pada pembukaan perdagangan Selasa, 8 April 2025, dipicu oleh perang dagang global yang kembali memanas akibat kebijakan tarif baru Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    Tarif resiprokal yang menyasar negara-negara Asia—termasuk Indonesia—menjadi kekhawatiran utama. Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menilai pemerintah tak boleh tinggal diam menghadapi potensi tekanan terhadap IHSG.

    Ibrahim menegaskan angkah antisipatif dari pemerintah amat mendesak agar koreksi pasar tidak memburuk. Menurutnya, penguatan struktur ekonomi domestik, khususnya lewat pemberdayaan UMKM, menjadi kunci untuk menahan guncangan eksternal.

    "Karena apa? Kita harus ingat bagaimana Iran berkembang pada saat diembargo dari negara-negara. Kemudian di situlah kekuatan ekonomi di Iran," ujarnya kepada KabarBursa.com, Sabtu, 5 April 2025.

    Selain itu, kata dia, pemerintah bisa mengambil langkah intervensi pasar untuk menjaga daya beli masyarakat. Caranya, antara lain, dengan menjual barang-barang pokok murah guna menopang konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi motor penggerak ekonomi nasional.

    Ibrahim mengingatkan konsumsi rumah tangga menyumbang sekitar 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Maka, menjaga agar daya beli tetap kuat merupakan prioritas. "Misal, pemerintah harus berani mengeluarkan dana yang cukup besar untuk daya beli," katanya.

    Di luar isu tarif dagang, gejolak geopolitik di Timur Tengah turut menjadi faktor yang dikhawatirkan dapat menekan pergerakan IHSG usai libur lebaran. Ibrahim menyoroti sikap keras Amerika Serikat terhadap Iran perihal program nuklir yang belum diselesaikan. Ia mengatakan Washington telah mengeluarkan ultimatum dan bahkan mulai mempersiapkan pesawat-pesawat pengebom untuk kemungkinan serangan militer.

    Meski demikian, ia menilai ruang koreksi IHSG tidak akan terlalu dalam.Penurunan indeks kemungkinan hanya berkisar antara 1 hingga 3 persen, mengingat pasar telah lebih dulu merespons tekanan global beberapa waktu lalu. "Biasanya kalau sudah kejadian tidak akan terjadi lagi. 1 sampai 3 persen lah untuk penurunan IHSG," kata Ibrahim.

    Sejak awal tahun, IHSG sudah terkoreksi cukup dalam. Pada pembukaan perdagangan 2 Januari 2025, IHSG masih bertengger di level 7.163,21. Namun hingga penutupan terakhir sebelum libur Lebaran pada 27 Maret, indeks melemah ke posisi 6.510,62—terpeleset sekitar 9,1 persen.

    Lalu bagaimana nasib IHSG pada pembukaan perdananya nanti. Apakah bakal anjlok signifikan dan hingga menyebabkan trading halt atau penghentian perdagangan sementara seperti yang pernah dilakukan BEI pada Selasa, 18 Maret 2025. Akankah kebijakan itu diterapkan kembali ? publik hanya bisa berharap-harap cemas menanti pergerakan pasar yang sebenarnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".