Logo
>

IHSG Besok Masih Tunjukkan Volatilitas, Menguat di Kisaran 7.020-7.150

Ditulis oleh Yunila Wati
IHSG Besok Masih Tunjukkan Volatilitas, Menguat di Kisaran 7.020-7.150

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mengakhiri perdagangan pada Jumat, 10 Januari 2025 dengan kinerja positif. Hal ini ditandai oleh kenaikan pasar saham Indonesia sebesar 0,34 persen, atau naik 24 poin ke level 7.088.

    Total nilai transaksi pada hari tersebut mencapai Rp8,7 triliun. Namun, sepanjang pekan lalu, IHSG masih mencatat pelemahan dengan penurunan total sebesar 75 poin atau sekitar 1,05 persen. Pelemahan ini disebabkan oleh minimnya sentimen positif, baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga investor lebih cenderung mengambil sikap menunggu dan mencermati situasi sebelum mengambil keputusan.

    Di pasar valuta asing, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terpantau tetap stabil sepanjang pekan, yaitu berada di level Rp16.179 per dolar. Secara sektoral, tekanan terhadap IHSG banyak dipengaruhi oleh melemahnya sektor perbankan.

    Saham-saham perbankan utama seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Central Asia (BBCA), dan Bank Mandiri (BMRI) mencatatkan aksi jual bersih oleh investor asing sebesar lebih dari Rp2 triliun selama pekan tersebut. Sektor industri dasar menjadi pemberat utama indeks dengan penurunan sebesar 2,4 persen. Namun, di sisi lain, sektor energi menjadi penopang IHSG, mencatat kenaikan sebesar 1,5 persen. Hal ini didukung oleh performa positif saham-saham seperti PTRO dan INDY.

    Memasuki pekan ini, IHSG diperkirakan masih akan menunjukkan volatilitas, dengan kecenderungan menguat di kisaran 7.020-7.150. Secara teknikal, indeks sedang berada dalam fase konsolidasi di pola uptrend channel jangka pendek.

    IHSG berpeluang untuk menguji resistance pada exponential moving average (EMA) 20 di level 7.140, selama tidak turun di bawah level support kunci di 7.050. Apabila level 7.050 ditembus, ada potensi penurunan lebih lanjut hingga menyentuh area support di 7.000.

    Saham-saham tertentu layak menjadi perhatian investor pada pekan ini, termasuk TLKM, ISAT, EXCL, PGAS, BRPT, dan ANTM. Saham-saham ini menunjukkan potensi pergerakan yang menarik berdasarkan tren dan perkembangan terakhir di pasar.

    Para pelaku pasar juga tengah menantikan sejumlah data ekonomi penting yang dijadwalkan rilis pekan ini.

    Dari dalam negeri, data neraca perdagangan dan pengumuman tingkat suku bunga menjadi sorotan utama pada hari Rabu, 8 Januari 2025. Sementara itu, di malam harinya, data inflasi Amerika Serikat akan dirilis. Itu memberikan gambaran lebih lanjut mengenai prospek kebijakan moneter Federal Reserve. Data-data tersebut berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan pasar global maupun domestik.

    Dengan berbagai dinamika ini, pekan besok diperkirakan akan menjadi periode yang krusial bagi investor untuk memantau sentimen global dan domestik serta memanfaatkan peluang yang muncul di tengah kondisi pasar yang masih penuh dengan tantangan.

    Koreksi Hampir di Seluruh Sektor

    Sementara itu, pergerakan IHSG selama sepekan terakhir mencerminkan dinamika pasar yang cukup beragam. Secara keseluruhan, IHSG mencatatkan koreksi sebesar 1,0 persen, tertekan oleh penurunan di hampir seluruh sektor.

    Sektor industri dasar mengalami tekanan paling besar dengan penurunan 3,74 peraen, sementara sektor transportasi juga melemah signifikan hingga 2,49 persen. Beberapa sektor lain seperti keuangan, properti, barang konsumsi non-siklikal, dan siklikal mencatatkan penurunan masing-masing sebesar 1,58 persen, 1,69 persen, 1,10 persen, dan 1,21 persen. Meski demikian, sektor energi menjadi satu-satunya sektor yang berhasil membukukan kinerja positif dengan kenaikan 1,52 persen, didorong oleh sentimen positif dari kenaikan harga komoditas energi.

    Harga komoditas global menjadi salah satu sorotan dalam pekan ini. Minyak mentah jenis WTI dan Brent mencatatkan kenaikan signifikan masing-masing sebesar 3,53 persen dan 4,25 persen , seiring meningkatnya permintaan serta ketatnya pasokan di pasar.

    Gas alam mencatat lonjakan tajam hingga 18,93 persen, yang menjadi faktor pendukung saham-saham di sektor energi. Di sisi lain, harga batubara justru turun 7,10 persen, menekan saham-saham berbasis batu bara.

    Logam mulia seperti emas naik 1,79 persen, sementara logam dasar seperti tembaga, nikel, dan timah masing-masing meningkat sebesar 6,80 persen, 2,79 persen, dan 4,53 persen, mencerminkan meningkatnya permintaan global terhadap bahan baku industri.

    Pergerakan aliran dana asing juga menjadi perhatian utama. Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih signifikan pada beberapa saham unggulan sektor keuangan, seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI), GoTo Gojek Tokopedia (GOTO), Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI).

    Total nilai jual bersih asing di BBRI mencapai Rp702,2 miliar, menjadikannya saham dengan net sell tertinggi selama sepekan. Sebaliknya, saham-saham seperti Barito Pacific (BRPT), Perusahaan Gas Negara (PGAS), dan Indofood Sukses Makmur (INDF) menarik aliran dana asing dengan nilai beli bersih yang signifikan.

    Di sisi lain, saham-saham yang mencatatkan kenaikan terbesar minggu ini menarik perhatian investor ritel. Saham PZZA mencatatkan lonjakan hingga 57,52 persen, diikuti oleh MMIX yang melonjak 56,83 persen, dan INDX yang naik 48,75 persen.

    Kenaikan harga saham ini didorong oleh sentimen positif, baik dari laporan kinerja perusahaan maupun prospek bisnisnya. Namun, tidak semua saham beruntung, beberapa saham mengalami penurunan tajam, seperti FUTR yang merosot 34,39 persen, ACRO yang melemah 30,48 persen, serta SAPX yang turun 29,95 persen.

    Meskipun pasar saham domestik mencatatkan pelemahan pekan lalu, outlook pekan depan masih terlihat cukup optimis. Secara teknikal, IHSG berada dalam tren konsolidasi di dalam channel uptrend, dengan resistance di level 7.140 dan support kuat di area 7.050. Kenaikan harga beberapa komoditas utama, terutama logam dasar dan energi, diperkirakan akan mendukung pergerakan saham sektor terkait.

    Selain itu, pasar akan mencermati sejumlah data ekonomi penting yang dijadwalkan rilis, termasuk neraca perdagangan dan tingkat suku bunga dari dalam negeri, serta data inflasi Amerika Serikat.

    Rilis data ini diproyeksikan memberikan dampak signifikan terhadap sentimen pasar, menciptakan peluang baru bagi investor.

    Di tengah volatilitas pasar yang masih tinggi, saham-saham di sektor energi dan infrastruktur seperti PGAS, BRPT, dan TLKM menjadi pilihan yang patut diperhatikan.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79