KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (IHSG) merilis data perdagangan saham di pekan pendek, mulai Rabu, 19 Juni 2024 sampai dengan Jumat, 21 Juni 2024. Sebagian besar, perdagangan ditutup menghijau.
Hal ini sejalan dengan rata-rata nilai transaksi harian yang tumbuh positif, menurut BEI. Pada pekan pendek itu, nilainya tumbuh sebesar 43,38 persen sehingga menjadi Rp15,17 triliun dari Rp10,58 triliun pada penutupan.
Tak hanya itu, IHSG pekan ini turut mengalami kenaikan sebesar 2,16 persen menjadi berada pada level 6.879,978 dari level 6.734,832 pada penutupan pekan yang lalu. Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa selama sepekan mengalami peningkatan sebesar 2,03 persen menjadi Rp11.719 triliun dari Rp11.486 triliun pada sepekan yang lalu.
Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan mengalami kenaikan sebesar 0,76 persen menjadi 909 ribu kali transaksi dari 902 ribu kali transaksi pada pekan lalu. Sedangkan rata-rata volume transaksi harian selama sepekan mengalami perubahan sebesar 6,67 persen menjadi 23,62 miliar lembar saham dari 25,31 miliar lembar saham pada pekan lalu.
Di sisi lain, pergerakan investor asing pada perdagangan Jumat, 21 Juni 2024, mencatatkan nilai beli bersih (Net Buy) sebesar Rp1,146 triliun dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih (Net Buy) sebesar Rp8,227 triliun.
Tergelincir di Awal Pekan
Rabu, 19 Juni 2024, IHSG bagaikan pemain drama ternama yang mendadak tergelincir. Tepat pukul 09.18 WIB, IHSG terlihat ambruk ke level 6.719,57, kehilangan 15,25 poin (0,23 persen) dibandingkan dengan penutupan sebelumnya. Suasana tegang menyelimuti para investor.
Di tengah kejatuhan IHSG, 550 saham menunjukkan berbagai ekspresi. Ada yang bersinar di zona hijau dengan 144 saham mengalami kenaikan, namun tak sedikit pula yang terjerembab di zona merah dengan 263 saham turun. Sementara 183 saham lainnya memilih untuk 'bermain aman' dan stagnan.
Tak berhenti di situ, transaksi hari itu mencapai Rp1,5 triliun dengan volume 2,1 miliar saham. William Hartanto, analis dari WH Project, menyebut bahwa IHSG berpotensi untuk melemah lebih lanjut, bagaikan badai yang tak terelakkan.
Berdasarkan analisisnya, IHSG bagaikan tubuh yang terluka, dengan level psikologis 6.700 sebagai penopangnya. Namun, di sisi lain, William juga melihat peluang 'rebound' bagaikan titik balik dalam drama ini.
Secara teknikal, IHSG bagaikan pemain akrobat yang terjebak di area 'demand zone'. William pun melihat indikasi 'jenuh jual', bagaikan tanda kelelahan dalam pertunjukan.
Meskipun IHSG berpotensi untuk menembus level 6.700, William meyakinkan para investor bahwa drama ini belum tentu berakhir tragis. "Ada peluang bahwa pelemahan tersebut hanya berakhir sebagai 'false break'," ungkapnya, bagaikan memberikan secercah harapan di tengah ketegangan.
Papan Pantau BEI
Pasar modal Indonesia belakangan ini ramai diperbincangkan, khususnya terkait Papan Pemantauan Khusus (PPK) Tahap II yang menggunakan mekanisme Full Call Auction (FCA). Banyak investor yang resah dengan aturan ini, dan BEI (Bursa Efek Indonesia) pun akhirnya angkat bicara!
BEI berencana untuk merevisi aturan FCA di PPK Tahap II. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap berbagai protes dan masukan dari para investor.
Sebelumnya, ada 11 kriteria yang menentukan saham mana yang masuk ke PPK FCA. Tapi, BEI ingin menyederhanakan aturannya dengan mengubah 4 poin kriteria utama.
Pertama, penghitungan rata-rata harga saham akan diubah dari 6 bulan menjadi hanya 3 bulan. Jadi, penilaiannya lebih up-to-date dan relevan dengan kondisi terkini.
Kedua, BEI menambahkan kriteria baru untuk saham yang keluar dari PPK FCA. Saham yang sudah membagikan dividen tunai minimal Rp50 per saham bisa bebas dari PPK FCA.
Ketiga, aturan untuk masuk FCA juga diubah. Saham yang tercatat di Papan Utama dan Pengembangan harus memiliki minimal 5 juta saham free float.
Keempat, BEI mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk saham masuk FCA. Dari 30 hari, menjadi hanya 7 hari bursa.
BEI juga mengundang para investor untuk memberikan masukan terhadap revisi aturan ini. Masukan bisa dikirimkan melalui email paling lambat 21 Juni 2024.
Sebelumnya, PPK FCA telah melalui evaluasi sejak tahun 2019, dengan implementasi dilakukan dalam dua tahap yang berbeda. Tahap pertama PPK dimulai pada 12 Juni 2023, mengadopsi mekanisme perdagangan continuous auction dengan harga minimum Rp50 per saham. Sementara itu, tahap kedua PPK FCA, diterapkan pada 25 Maret 2024, memungkinkan harga saham turun hingga Rp1 per saham.
Sejak pelaksanaan PPK tahap II FCA pada 25 Maret 2024, tercatat bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan sebesar 6,8 persen hingga hari perdagangan Rabu, 12 Juni 2024 lalu.
Perubahan aturan ini diharapkan bisa menciptakan pasar modal yang lebih kondusif dan menguntungkan bagi semua pihak. Kita tunggu saja kelanjutannya. (*)