KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat rekor baru setelah ditutup di level 8.394 pada perdagangan Jumat, 7 November 2025. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut, catatan ini menjadikan rekor tertinggi indeks sepanjang sejarah.
Pengamat pasar modal sekaligus founder Republik Investor, Hendra Wardana mengatakan momentum rekor tertinggi IHSG kali ini menegaskan kuatnya kepercayaan pasar terhadap ekonomi Indonesia.
"Meski kehati-hatian tetap diperlukan menjelang rilis data ekonomi global dan potensi rebalancing portofolio investor asing," ujar dia dalam keterangannya, Minggu, 9 November 2025.
Sentimen positif penguatan IHSG juga datang dari kabar bahwa Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) akan meninjau kembali tarif era Presiden AS, Donald Trump terhadap China, yang memunculkan harapan akan perbaikan hubungan dagang global.
"Dari dalam negeri, optimisme tetap terjaga berkat pertumbuhan ekonomi yang tangguh, likuiditas yang cukup longgar, serta dukungan kebijakan reformasi struktural yang terus berlanjut, " ungkapnya.
Secara teknikal, Hendra menyebut IHSG masih berada dalam fase bullish dengan uji resistance penting di area 8.355–8.406. Jika mampu ditutup konsisten di atas level ini, indeks berpeluang melanjutkan penguatan menuju resistance berikutnya di 8.600–8.770.
"Namun demikian, investor tetap perlu mencermati potensi koreksi jangka pendek, mengingat support terdekat berada pada MA20 dan MA5 di kisaran 8.209–8.317, serta support kuat berikutnya di 8.000–8.054," terangnya.
Data Perdagangan Pekan ini
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat selama periode 3—7 November 2025 data perdagangan saham ditutup bervariasi. Peningkatan tertinggi tercatat pada kapitalisasi pasar BEI.
"Sebesar 3,09 persen menjadi Rp15.316 triliun dari Rp14.857 triliun pada sepekan sebelumnya," ujar Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Permadi dalam keterangannya.
Peningkatan turut dialami oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yaitu sebesar 2,83 persen dengan ditutup pada level 8.394,590, naik dari posisi 8.163,875 pada pekan lalu.
"Hal tersebut, menjadikan rekor tertinggi IHSG sepanjang sejarah," kata Kautsar.
Akan tetapi, Kautsar menyampaikan rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami penurunan sebesar 6,85 persen menjadi 2,16 juta kali transaksi, dari 2,32 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Lebih jauh Kautsar membeberlan, rata-rata volume transaksi harian bursa pada pekan ini turut mengalami penyusutan sebesar 14,37 persen.
"Menjadi 27,06 miliar lembar saham, dari 31,61 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya," ujarnya.
Kemudian, rata-rata nilai transaksi harian BEI turut berubah sebesar 22,46 persen menjadi Rp17,54 triliun, dari Rp22,63 triliun pada pekan sebelumnya.
"Adapun investor asing hari ini (Jumat, 7 November 2025) mencatatkan nilai beli bersih Rp920,24 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, dan investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp38,33 triliun," pungkas Kautsar.