KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan dan terkoreksi sebesar 0,65 persen ke level 6.400 pada penutupan perdagangan Rabu, 16 April 2025, seiring dengan munculnya tekanan jual yang menekan pergerakan pasar. Meskipun demikian, terdapat dua skenario pergerakan yang bisa menjadi rujukan bagi pelaku pasar dalam menyikapi kondisi ini.
Dalam skenario optimistis (skenario merah), IHSG diperkirakan tengah berada pada fase awal dari wave B. Jika asumsi ini benar, maka koreksi saat ini bersifat sementara dan justru memberikan ruang bagi IHSG untuk kembali menguat.
Target penguatan terdekat diperkirakan berada pada kisaran 6.510 hingga 6.678, yang juga berdekatan dengan level resistance penting di 6.510 dan 6.707. Namun, jika pasar memasuki skenario pesimistis (skenario hitam), maka IHSG sedang dalam fase wave (iii) dari wave [v], yang membuka kemungkinan koreksi lebih dalam menuju level 5.633 hingga 5.770. Dalam skenario ini, level support utama berada di 6.148 dan 5.882.
Sejalan dengan perkembangan IHSG, beberapa saham pilihan menunjukkan potensi teknikal menarik untuk strategi Buy on Weakness, di antaranya adalah ADRO, MBMA, PTRO, dan RATU.
ADRO saat ini mengalami koreksi menuju 1.800 dengan tekanan jual, namun tertahan di atas garis MA20, yang menunjukkan masih adanya kekuatan support teknikal. ADRO diperkirakan berada dalam bagian wave [iv] dari wave 5, yang mengindikasikan potensi penguatan lanjutan setelah koreksi ini selesai.
Peluang akumulasi dapat dilakukan pada rentang harga 1.695 hingga 1.785 dengan target kenaikan di level 1.865 dan 1.785. Stoploss disarankan diterapkan jika harga menembus di bawah 1.665.
Sementara itu, MBMA bergerak stagnan di level 278 namun disertai dengan munculnya volume pembelian yang relatif tinggi, meskipun tertahan oleh MA20. Secara teknikal, saham ini sedang berada di fase awal dari wave (A), yang membuka peluang untuk penguatan jangka pendek.
Area akumulasi menarik berada di kisaran 266–276, dengan target harga 316 hingga 326. Stoploss dapat dipasang di bawah 250 untuk mengantisipasi risiko koreksi lanjutan.
PTRO turut terkoreksi cukup signifikan sebesar 4,55 persen ke 2.310. Namun, koreksi ini masih dipandang sebagai awal dari wave (A) dari wave [B], sehingga koreksinya berpotensi terbatas. Peluang Buy on Weakness terbuka di rentang 2.110–2.270, dengan proyeksi target penguatan menuju 2.640 hingga 2.790. Stoploss disarankan jika harga turun di bawah 2.060.
Berbeda dengan saham lainnya, RATU menunjukkan karakteristik koreksi yang lebih dalam, dengan penurunan harga menuju 5.000. Saat ini, RATU berada di fase wave (B) dari wave [B], yang masih membuka ruang koreksi lanjutan. Meskipun demikian, akumulasi tetap dapat dilakukan secara bertahap di rentang harga 4.190–4.910.
Target penguatan selanjutnya berada pada level 5.350 hingga 6.050, dengan pengendalian risiko melalui stoploss di bawah 3.950.
Secara keseluruhan, kondisi pasar saat ini menunjukkan adanya volatilitas tinggi yang membuka peluang akumulasi pada saham-saham berfundamental dan teknikal menarik. Strategi Buy on Weakness menjadi pendekatan ideal dengan tetap memperhatikan level stoploss untuk manajemen risiko yang disiplin.
Rencana Danantara Bawa Angin Segar
Langkah Rencana Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk hadir sebagai penyedia likuiditas di pasar modal dinilai membawa angin segar bagi stabilitas finansial Indonesia.
Menurut Hendra Wardana, pengamat pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id, inisiatif Danantara berpotensi membuka lembaran baru dalam penguatan fondasi keuangan nasional, khususnya bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Kehadiran Danantara tidak hanya dipandang sebagai sumber likuiditas baru, tetapi juga sebagai jangkar stabilitas bagi IHSG, khususnya saat pasar menghadapi gejolak," ujar dia dalam risetnya kepada Kabarbursa.com, Selasa, 15 April 2025.
Ia menambahkan, Danantara memiliki potensi besar untuk menekan volatilitas pasar, membangun kepercayaan investor, dan mendukung pertumbuhan indeks melalui pendekatan investasi jangka panjang yang terencana. Hal ini dimungkinkan karena Danantara ditopang oleh kekuatan dana yang besar serta dukungan politik yang solid.
Lebih jauh, Hendra menyebut kehadiran Danantara bisa menjadi kekuatan penyeimbang atas dominasi investor asing yang selama ini sangat berpengaruh terhadap arah pasar, terutama pada saham-saham unggulan.
"Walau belum dapat sepenuhnya menggantikan peran asing, Danantara mampu berperan sebagai penyangga pasar di saat aksi jual asing membanjir, sehingga pasar tak mudah terguncang," jelasnya.
IHSG Masih Lemah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Rabu, 16 April 2025, turun 41,63 poin atau 0,65 persen ke level 6.400,05.
Sepanjang sesi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.469,60 sebelum terkoreksi hingga level terendah di 6.373,79.
Total volume transaksi mencapai 288,02 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp20,94 triliun dari 1,15 juta transaksi. Di pasar reguler, tercatat volume transaksi sebesar 143,30 juta lot dengan nilai Rp9,56 triliun.
Dari sisi sektoral fluktuasi IHSG hari ini dipengaruhi oleh beberapa hal, sebagian besar mencatatkan pelemahan dengan sektor keuangan turun 1,27 persen, sektor infrastruktur turun 0,75 persen, sektor transportasi turun 0,79 persen.
Sedangkan untuk sektor industri turun 0,32 persen, sektor properti turun 0,33 persen, sektor barang konsumsi siklikal turun 0,15 persen, dan sektor barang konsumsi non-siklikal turun 0,39 persen.
Adapun sektor energi naik 0,17 persen, sektor barang baku naik 0,28 persen, dan sektor kesehatan memimpin penguatan dengan kenaikan sebesar 0,61 persen, sementara sektor teknologi tercatat stagnan pada perdagangan hari ini.
Ada sebanyak 250 saham mengalami penguatan, 331 saham melemah dan 220 saham stagnan dalam penutupan perdagangan sore kemarin.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.