KABARBURSA.COM– Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat tren positif pada rata-rata nilai transaksi harian sepanjang sepekan perdagangan 8 hingga 12 September 2025, meski pergerakan indeks bervariasi akibat sentimen pergantian Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa sempat mengguncang pasar di awal pekan.
Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, Kautsar Primadi Nurahmad, menyebut berdasarkan data BEI, nilai transaksi harian naik 7,6 persen menjadi Rp19,42 triliun dibanding pekan sebelumnya Rp18,05 triliun. Kenaikan ini menandai likuiditas pasar saham domestik masih terjaga meski IHSG tertekan sentimen politik ekonomi.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan tercatat turun tipis 0,17 persen menjadi 7.854,060 dari 7.867,348 pada pekan lalu. Penurunan ini terjadi setelah pasar merespons pergantian Menteri Keuangan yang diumumkan pemerintah pada awal pekan. Investor memandang perubahan kebijakan fiskal yang mungkin terjadi sebagai faktor ketidakpastian jangka pendek, sehingga sejumlah pelaku pasar mengambil posisi wait and see.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian turun 2,21 persen menjadi 2,04 juta kali transaksi dari 2,08 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya. Kapitalisasi pasar juga terkoreksi 0,57 persen menjadi Rp14.130 triliun dari Rp14.211 triliun, sejalan dengan penurunan rata-rata volume transaksi harian sebesar 9,87 persen menjadi 33,56 miliar lembar saham dari 37,24 miliar lembar saham.
Kautsar menjelaskan tren kenaikan nilai transaksi harian di tengah tekanan IHSG akibat pergantian Menkeu menunjukkan daya tahan pasar modal Indonesia. “Sepanjang periode 8 sampai 12 September 2025, rata-rata nilai transaksi harian Bursa menunjukkan peningkatan yang positif. Hal ini memperlihatkan kepercayaan investor masih terjaga meskipun terjadi sedikit koreksi pada IHSG dan kapitalisasi pasar,” ujarnya melalui keterangan tertulisnya di Jakarta dikutip Ahad, 14 September 2025.
Kautsar menambahkan bahwa stabilitas pasar saham Indonesia selama pekan ini memperlihatkan investor tetap aktif melakukan transaksi meski terjadi fluktuasi volume dan frekuensi. “Kami terus berupaya menjaga transparansi dan integritas pasar serta memperluas basis investor domestik agar likuiditas tetap kuat. Dengan demikian, pasar modal Indonesia bisa tetap kompetitif di kawasan,” katanya.
Dari sisi transaksi investor asing, pada perdagangan terakhir pekan ini tercatat nilai jual bersih Rp31,59 miliar. Secara year to date, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp61,72 triliun. Menurut Kautsar, angka tersebut sejalan dengan dinamika pasar global yang memengaruhi arus modal asing ke negara berkembang termasuk Indonesia.
Ia juga menegaskan BEI akan terus mendukung inisiatif yang memperkuat ketahanan pasar melalui edukasi investor dan peningkatan layanan perdagangan. “Dengan fundamental ekonomi yang masih solid, kami optimistis aktivitas perdagangan di BEI akan tetap menarik bagi investor dalam dan luar negeri,” tutupnya.
Berbagai indikator selama sepekan ini menunjukkan pasar saham Indonesia tengah berada dalam fase konsolidasi sehat. Dengan dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang kondusif, likuiditas transaksi diyakini tetap terjaga sehingga pasar modal Indonesia memiliki peluang untuk terus tumbuh.(*)