Logo
>

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah di Awal November

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah di Awal November

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 68 poin atau turun 0,91 persen ke level 7505 pada perdagangan Jumat, 1 November 2024.

    Melansir perdagangan RTI Bussiness, sebanyak 189 saham di zona hijau, 423 saham melemah, dan 175 saham mengalami stagnan. Adapun sepanjang hari ini pergerakan IHSG terpantau bervariasi dengan level tertinggi di 7583 dan terendah 7485.

    Saham-saham yang bertengger di lima besar top gainers di antaranya ERTX (+34,83 persen), GPSO (+34,72 persen), EMDE (+25,55 persen), JIHD (+25,00 persen), DOSS (17,01 persen).

    Sementara lima saham yang mengalami koreksi paling dalam ialah BDKR (-24,31 persen), BULL (-18,46 persen), MLPL (-14,35 persen), DGNS (-12,50 persen), dan TKIM (-7,77 persen).

    Mengutip Stockbit, hampir semua sektor terpantau memerah. Pelemahan paling dalam ialah health (-2,65 persen), transportasi (-2,64 persen), dan non cylical (-2,55 persen).

    Adapun hanya satu sektor yang menguat pada penutupan perdagangan hari ini yakni teknologi (+0,01 persen).

    Di sisi lain, nilai tukar rupiah juga terpantau ditutup melemah 34 poin atau turun 0,22 persen ke level Rp15.732. Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang di Asia juga terkoreksi.

    Hingga pukul 15.00 WIB, peso Filipina menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia, setelah ditutup anjlok 0,51 persen. Begitu pula dengan yen Jepang yang terkoreksi 0,39 persen.

    Dolar Singapura terkikis 0,35 persen dan baht Thailand tertekan 0,34 persen. Sedangkan won Korea Selatan ditutup turun 0,18 persen. Ringgit Malaysia juga terdepresi 0,16 persen dan yuan China tergelincir 0,08 persen.

    Kemudian, dolar Hong Kong melemah tipis 0,05 persen. Terakhir, dolar Taiwan menjadi satu-satunya mata uang Asia yang menguat setelah diutup naik 0,28 persen.

    Rencana RI Masuk BRICS Akankah Untungkan Pasar Modal

    Rencana Indonesia bergabung dengan BRICS (Brazil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) dinilai akan terdampak positif pada pergerakan pasar modal meski efek yang dirasakan membutuhkan waktu yang lama.

    Head Customer Literation and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi, mengatakan tujuan utama dari anggota BRICS saat ini adalah untuk mengurangi dominasi Dolar Amerika Serikat (USD). Kelompok ini dibentuk untuk meningkatkan kerjasama politik, ekonomi, dan sosial antara negara-negara anggotanya, serta untuk memberikan suara yang lebih besar bagi negara-negara berkembang,dalam sistem internasional.

    “Untuk saat ini, mau tidak mau, suka tidak suka, dominasi mata uang secara internasional itu memang masih diakui dari USD,” kata Oktavianus kepada  Kabarbursa.com, Selasa, 29 Oktober 2024.

    Walaupun USD saat ini masih mendominasi pasar, Audi melihat value dari mata uang Amerika Serikat tengah menurun. Hal ini dianggapnya sebagai momentum yang tepat bagi mata uang BRICS. Hal inilah yang kemudian bisa menjadi sentimen positif bagi pasar modal jika Indonesia telah resmi bergabung dengan BRICS.

    “Ya, kemungkinan bisa menjadi sentimen yang cukup positif. Karena kalau kita lihat, negara-negara yang tergabung dalam BRICS ini rata-rata memang memiliki PDB yang cukup besar,” jelas dia.

    Akan tetapi, dirinya memperkirakan sentimen positif tesebut akan datang dalam jangka waktu yang panjang. Terlebih, lanjut dia, Indonesia saat ini masih sangat bergantung pada USD.

    “Tetapi, apakah dalam jangka waktu yang pendek? Justru malah kami melihatnya adalah untuk proses yang cukup panjang,” pungkasnya.

    Investor Pasar Modal Lampaui 14 Juta SID, Pertanda Apa?

    Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, jumlah investor pasar modal di Indonesia telah melampaui 14 juta single investor identification (SID). Per Kamis, 3 Oktober 2024, jumlah investor pada modal sebanyak 14.001.651 SID, tumbuh 1.833.590 SID baru dibanding posisi di akhir tahun lalu sebesar 12.168.061 SID.

    Direktur Utama BEI Iman Rachman, mengatakan industri pasar modal memiliki peran yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian negara.

    “Pasar modal Indonesia yang maju dan stabil akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata dia dalam keterangannya dikutip Jumat, 11 Oktober 2024.

    Walau demikian, hal tersebut harus tetap disertai dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat. Karena, pertumbuhan investasi yang disertai dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat dapat memperkuat daya tahan pasar modal Indonesia dalam menghadapi dinamika global, termasuk aliran dana investor asing.

    Adapun BEI telah menyelenggarakan 19.779 kegiatan edukasi yang menjangkau lebih dari 24 juta peserta sejak awal tahun ini hingga akhir September 2024. Kegiatan tersebut di antaranya Sekolah Pasar Modal (SPM), program Duta Pasar Modal (DPM), dan berbagai webinar yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di seluruh Indonesia tentang investasi.

    BEI juga aktif mengampanyekan gerakan #AkuInvestorSaham, yang sukses menarik perhatian generasi muda. Saat ini, sekitar 79 persen dari total investor baru berusia di bawah 40 tahun, menunjukkan tingginya partisipasi dan ketertarikan generasi muda dalam berinvestasi di pasar modal.

    Pencapaian ini berhasil diraih berkat sinergi yang erat antara BEI dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organizations (SRO), serta para pemangku kepentingan lainnya, dan didukung oleh strategi inovasi digitalisasi edukasi yang efektif untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat yang senantiasa dilakukan oleh BEI.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.