Logo
>

IHSG Dibuka Cerah, Mayoritas Sektor Menghijau

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Dibuka Cerah, Mayoritas Sektor Menghijau

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau dengan 32,905 poin atau naik 0,44 persen ke level 7512,986 pada perdagangan, Jumat, 11 Oktober 2024.

    Mengutip data perdagangan RTI Business, 80 saham terpantau menguat, 45 saham melemah, dan sebanyak 139 saham mengalami stagnan.

    Adapun lima saham yang bertengger di posisi top gainers di antaranya, KLIN (+9,26 persen),  KOBX (+8,65 persen),  LIVE (+3,97 persen), ICBP (+3,73 persen), dan  DSFI (+3,33 persen).

    Sedangkan saham-saham yang melemah yakni CRSN (-9,52 persen),  OILS (-9,09 persen), OPMS (-8,97 persen),  CAKK (-3,97 persen), dan ITIC (-3,68 persen).

    Sementara melansir data perdagangan Stockbit pukul 09:10 WIB, mayoritas sektor terpantau menghijau. Namun ada satu sektor yang melemah yakni Cyclycal dengan -0,21 persen.

    Research Team PT Reliance Sekuritas Tbk memproyeksikan IHSG berpotensi diperdagangkan mixed cenderung melemah dengan support pada level 7.420 dan resistance pada level 7.540.

    “Secara teknikal, IHSG masih konsolidasi di level MA60 namun masih berhasil tertahan di atas support 7.460, sementara indicator stochastic telah berada di level oversold,” tulis Reliance Sekuritas kepada Kabarbursa.com.

    Reliance Sekuritas menyampaikan terdapat sejumlah saham yang memiliki potensi naik pada beberapa hari mendatang yaitu ENRG, LSIP, MIKA, RAJA.

    Investor Diminta Wait and See di Pengujung Pekan

    NH Korindo Sekuritas Indonesia (NHKSI) Research, memberikan saran kepada para investor maupun trader untuk mengambil sikap wait and see di pengujung pekan ini.

    Dalam risetnya, NHKSI melaporkan hal tersebut boleh dilakukan karena terdapat sejumlah faktor ketidakpastian, salah satunya ialah laporan keuangan kuartal III 2024 bank-bank besar di Amerika Serikat.

    “Serta yang paling ditunggu-tunggu pelaku pasar global adalah apa yang hendak dikatakan oleh Pemerintah China terkait rangkaian paket stimulus terbaru mereka di weekend besok,” tulis NHKSI dalam laporan yang diterima oleh Kabarbursa.com, Jumat, 11 Oktober 2024.

    NHKSI menyampaikan, fokus minggu ini  tertuju pada musim laporan keuangan kuartal III yang akan dilakukan bank besar seperti JPMorgan Chase, Wells Fargo,  dan Bank of New York Mellon pada Jumat, 11 Oktober 2024 waktu setempat.

    Sementara Goldman Sachs , Bank of America, dan Citigroup akan melaporkan pendapatan pada minggu depan.

    “Pelaku pasar juga akan mencari bukti bahwa investasi  pada kecerdasan buatan (AI) di perusahaan-perusahaan S&P 500 mulai membuahkan hasil seiring berjalannya musim pelaporan, meskipun para analis memperkirakan pertumbuhan laba akan melambat dari kuartal sebelumnya,” tulis NHKSI.

    Pasar Saham di Dunia

    Diberitakan sebelumnya, Indeks utama Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024. Penurunan ini disebabkan oleh investor yang memerhatikan data inflasi dan pengangguran di Amerika Serikat (AS).

    Seperti dikutip dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 57,88 poin atau 0,14 persen menjadi 42.454,12, S&P 500 kehilangan 11,99 poin atau 0,21 persen menjadi 5.780,05, dan Nasdaq Composite turun 9,57 poin atau 0,05 persen menjadi 18.282,05.

    Baik S&P 500 dan Dow Jones, mencatatkan penutupan tertinggi sepanjang masa pada sesi sebelumnya. Hanya tiga dari 11 sektor utama S&P 500 yang menguat perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024, dengan sektor energi naik 0,8 persen dan mengungguli yang lainnya karena harga minyak meningkat.

    Secara keseluruhan, volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,02 miliar saham yang berpindah tangan. Angka ini sedikit di bawah rata-rata perdagangan selama 20 sesi terakhir, yang berada di kisaran 12,06 miliar saham.

    Kondisi pasar pada hari itu menunjukkan tekanan jual yang cukup besar, dengan saham-saham yang mengalami penurunan jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan saham yang mengalami kenaikan.

    Rasio saham yang turun terhadap yang naik di New York Stock Exchange (NYSE) mencapai 1,39 banding 1, mengindikasikan adanya tekanan jual yang lebih kuat. Di NYSE, tercatat 185 saham yang mencapai level tertinggi baru, sementara 55 saham mencatatkan level terendah baru.

    Di Nasdaq, bursa teknologi yang sering kali lebih volatil, situasinya lebih suram. Sebanyak 1.616 saham berhasil naik, namun 2.576 saham mengalami penurunan. Rasio penurunan saham di Nasdaq bahkan lebih besar, yakni 1,59 banding 1, menunjukkan bahwa lebih banyak saham yang berada dalam tekanan jual.

    Meskipun begitu, indeks S&P 500 mencatatkan 22 saham yang mencapai titik tertinggi dalam 52 minggu terakhir, sebuah sinyal bahwa meskipun ada tekanan di pasar, masih ada perusahaan-perusahaan yang menunjukkan performa kuat. Namun, 2 saham di indeks ini juga mencatat level terendah baru.

    Di Nasdaq Composite, 60 saham berhasil mencapai level tertinggi baru, sementara 163 saham mengalami penurunan ke level terendah baru dalam 52 minggu terakhir, menambah gambaran yang cukup bervariasi tentang kondisi pasar saat ini.

    Di samping itu, pasar Asia-Pasifik ditutup lebih tinggi pada hari Kamis, 10 Oktober 2024, mengikuti kenaikan di Wall Street yang melihat S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average mencapai rekor baru ketika investor mengabaikan kekhawatiran geopolitik.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.