KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat 5 poin atau naik +0,07 persen ke level 7,458 pada perdagangan Rabu, 11 Desember 2024. Berdasarkan data RTI Business, sebanyak 185 saham terpantau menghijau, 75 saham melemah, dan 245 saham mengalami stagnan.
Sementara merujuk data perdagangan Stockbit, saham-saham yang bertengger di lima besar top gainer ialah GPSO (+20,32 persen), DPUM (+17,14 persen), PACK (+9,91 persen), LOPI (+9,09 persen), MGLV (+9,09 persen).
Sedangkan lima saham yang menduduki posisi teratas top loser yakni KLIN (-9,71 persen), BMBL (-7,69 persen), UNIQ (-4,95 persen), TBMS (-4,76 persen), dan MENN (-4,44 persen).
Sementara itu, Research Team PT Reliance Sekuritas Tbk, memproyeksikan IHSG bergerak bervariatif dengan kecenderungan melemah dengan support pada level 7,396 dan resistance pada level 7,497.
"Secara teknikal, candle terakhir IHSG berbentuk white spinning top namun indikator stochastic dead cross pada area overbought. Ini mengartikan IHSG berpeluang besar mengalami aksi profit taking," tulis Reliance dalam risetnya.
Reliance menyampaikan terdapat sejumlah saham yang memiliki potensi kenaikan pada beberapa hari mendatang yaitu BPANI, SSIA, BUMI, dan MDKA.
Wall Street Melemah di Tengah Penantian Data Inflasi AS
Di sisi lain, Wall Street kembali melemah pada perdagangan Rabu, 10 Desember 2024 dini hari WIB, seiring pelaku pasar bersikap hati-hati menjelang rilis data inflasi terbaru dari Amerika Serikat yang dijadwalkan minggu ini.
Mengutip Consumer News and Business Channel Internasional, indeks S&P 500 turun 0,3 persen ke level 6.034,91, diikuti Nasdaq Composite yang melemah 0,25 persen ke 19.687,24. Kedua indeks utama tersebut mencatatkan penurunan dua hari berturut-turut.
Sementara itu, Dow Jones Industrial Average mengalami pelemahan lebih panjang, mencatat penurunan empat hari berturut-turut dengan koreksi 154,10 poin atau 0,35 persen, ditutup di level 44.247,83.
Saham Oracle melemah tajam hingga 6,7 persen usai laporan kinerja kuartal kedua fiskal perusahaan ini gagal memenuhi ekspektasi Wall Street. Meski begitu, saham perusahaan perangkat lunak ini masih mencatat kenaikan tajam sepanjang tahun, yakni sebesar 68 persen.
Sementara itu, Alphabet menjadi sorotan positif dalam perdagangan Selasa, 10 Desember 2024, setelah mengumumkan terobosan besar dalam komputasi kuantum melalui peluncuran chip terbaru. Saham induk Google ini melonjak 5,6 persen, sekaligus mencatatkan kenaikan tahunan lebih dari 32 persen.
Di sisi lain, saham Nvidia mengalami tekanan setelah regulator China meluncurkan investigasi terkait potensi pelanggaran undang-undang anti-monopoli. Saham Nvidia yang sebelumnya melemah lebih dari 2 persen pada Senin, kembali terkoreksi pada Selasa, turut membebani indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite.
Adapun Meta Platforms, yang sempat mencatat kerugian pada perdagangan awal pekan, berhasil bangkit dengan kenaikan sebesar 1 persen.
Pasar kini menantikan laporan indeks harga konsumen (CPI) Amerika Serikat yang akan dirilis pada Rabu, 13 Desember 2024. Data ini dipandang sebagai kunci dalam menentukan langkah Federal Reserve terkait suku bunga dalam pertemuan 17-18 Desember mendatang.
Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan inflasi utama AS naik sebesar 0,3 persen pada November, dengan kenaikan tahunan mencapai 2,7 persen. “Investor berharap reli akhir tahun dapat kembali meluas setelah melewati tekanan musiman,” ujar kepala strategi investasi CFRA Research, Sam Stovall.
Di tengah volatilitas pasar, laporan inflasi ini akan menjadi perhatian utama dalam memprediksi arah kebijakan moneter dan pergerakan pasar selanjutnya.
Minyak Dunia Naik Tipis
Harga minyak dunia mencatat kenaikan tipis pada Rabu, 10 Desember 2024 karena didorong oleh meningkatnya permintaan dari China dan kekhawatiran potensi kekurangan pasokan di Eropa menjelang musim dingin. Meski demikian, dinamika geopolitik di Timur Tengah tetap menjadi perhatian, menyusul perkembangan terbaru dari Suriah.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik 5 sen atau 0,07 persen ke USD72,19 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat menguat 22 sen atau 0,32 persen ke USD68,59 per barel. Keduanya sudah lebih dulu naik lebih dari 1 persen pada perdagangan Senin sebelumnya.
Kenaikan ini turut dipicu kebijakan baru China yang berencana menerapkan pelonggaran moneter pada 2025, langkah pertama dalam 14 tahun terakhir. Selain itu, impor minyak mentah China melonjak pada November dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menandai pertumbuhan tahunan pertama dalam tujuh bulan terakhir.
Namun, analis PVM Oil, Tamas Varga, mencatat bahwa lonjakan impor tersebut lebih terkait dengan penimbunan stok ketimbang peningkatan permintaan nyata. “Ekonomi China hanya akan benar-benar pulih melalui sentimen positif, peningkatan belanja konsumen, dan permintaan domestik yang kuat,” ujarnya.
Di Eropa, ketatnya pasokan menjelang musim dingin menjadi pendorong utama. Phil Flynn, analis senior dari Price Futures Group, mengungkapkan bahwa hedge fund mulai mengakumulasi minyak sebagai respons terhadap potensi krisis pasokan di pasar Eropa.
Sementara itu, Timur Tengah tetap berada dalam sorotan. Di Suriah, kelompok pemberontak tengah membangun pemerintahan baru pasca-gulingnya Presiden Bashar al-Assad. Meski Suriah bukan produsen minyak utama, lokasinya yang strategis dan hubungan eratnya dengan Rusia dan Iran menempatkan negara ini dalam perhitungan pasar minyak global.
Namun, risiko geopolitik dinilai terkendali. “Ketegangan di kawasan ini tampaknya tidak akan meluas, sehingga pasar melihat gangguan pasokan signifikan sebagai skenario kecil,” kata strategis pasar IG, Yeap Jun Rong.
Menanti Dampak Kebijakan The Fed
Di sisi lain, pasar juga berspekulasi soal dampak kebijakan Federal Reserve. Pemangkasan suku bunga 0,25 persen yang diantisipasi pada pertemuan 17-18 Desember mendatang dapat mendorong permintaan minyak di AS, ekonomi terbesar dunia.
Namun, semua mata kini tertuju pada rilis data inflasi AS minggu ini. Hasilnya diperkirakan akan memengaruhi keputusan The Fed sekaligus memberikan sinyal lebih jelas bagi arah harga minyak dalam waktu dekat.(*)