Logo
>

IHSG Dibuka Lesu ke Level 7,024

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Dibuka Lesu ke Level 7,024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah sebesar 12 poin atau turun 0,18 persen ke level 7,024 pada perdagangan di Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.

    Merujuk data perdagangan RTI Business, 158 saham terpantau menguat, 92 saham melemah, dan 267 saham mengalami stagnan.

    Sementara itu mengutip Stockbit, AGAR memimpin daftar top gainer dengan 18,55 persen, diikuti DSFI 14,75 persen, AYLS 14,18 persen, dan ISAP 11,11 persen.

    Kemudian saham-saham yang mengalami koreksi paling dalam di antaranya BSIM -11,11 persen, SPRE -9,41 persen, SOFA -8,70 persen, dan LION -4,55 persen.

    Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan data perdagangan pada pekan lalu periode 23 – 27 Desember 2024 mayoritas mencatatkan performa positif. Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, mengatakan peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa sepekan.

    “Sebesar 27,15 persen menjadi 24,40 miliar lembar saham dari 19,19 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya,” ujar dia dalam keterangannya yang dikutip Sabtu, 28 Desember 2024.

    Di sisi lain, Kautsar menyampaikan jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini juga mengalami peningkatan sebesar 0,75 persen. “IHSG pekan ini turut mengalami peningkatan sebesar 0,75 persen menjadi berada pada level 7.036,571 dari 6.983,865 pada pekan lalu,” katanya.

    Tak hanya itu, peningkatan turut dialami oleh kapitalisasi pasar Bursa sebesar 0,60 persen menjadi Rp12.264 triliun dari Rp12.191 triliun pada sepekan sebelumnya. Namun, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 10,48 persen menjadi 970 ribu kali transaksi dari 1,08 juta kali transaksi pada pekan lalu.

    “Selama sepekan, rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 13,13 persen menjadi Rp10,64 triliun dari Rp12,25 triliun pada pekan sebelumnya,” jelas dia.

    Kautsar melanjutkan, investor asing pada Jumat, 27 Desember 2024, mencatatkan nilai beli bersih Rp759,38 miliar dan investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp15,97 triliun sepanjang tahun 2024.

    Nasib IHSG Hingga Akhir 2024 Diprediksi Finish di Level Segini

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan tidak akan melewati level 7,500 hingga berakhirnya tahun 2024.

    Pengamat pasar modal Wahyu Tri Laksono, melihat hingga kini IHSG masih sulit bangkit dari level 7,000. Menurut dia, momentum santa rally, window dressing, dan January effect tidak berdampak signifikan terhadap IHSG.

    “Jadi, kisaran terbaiknya (hingga akhir tahun) IHSG di level 7,000-7,500. Kisaran wajarnya 6,900-7,200,” kata Wahyu kepada Kabarbursa.com di Jakarta dikutip, Kamis, 26 Desember 2024.

    Dia menuturkan, secara teknikal IHSG masih di level tertinggi dekat rekor All-Time High (ATH) yakni 8,000. Sehingga, koreksi di kisaran 7,000 dianggap wajar karena ini adalah psikologis level terdekat IHSG.

    Terkait tiga momen yakni santa rally, window dressing, dan January effect, yang dianggap belum mendongkrak IHSG hingga akhir 2024, seperti ini penjelasan Wahyu.

    Menurut pandangannya, pasca pemilu presiden hingga pembentukan kabinet pemerintahan baru, menjadi hal yang wajar jika IHSG mengalami koreksi.

    Momentum-momentum seperti Santa Claus Rally, Window Dressing, hingga Januari Effect, tidak cukup mempengaruhi penguatan pasar saham.

    “Belum lagi Kada beberapa kebijakan yang dianggap menjadi pemberat bullishnya IHSG. Contohnya adalah keputusan pemerintah menaikkan PPN menjadi 12 persen. Meski diiringi kebijakan insentif dan support, keraguan pasar wajar terjadi saat awal pemerintahan ini,” jelasnya.

    Berkaca dari kondisi tersebut, Wahyu menyimpulkan jika sentimen di dalam negeri belum bisa mendongkrak IHSG ke jalur yang positif.

    Tidak Terpengaruh Santa Claus Rally

    Senior Market Analyst Mirae Asset Nafan Aji Gusta, mengatakan Santa Claus Rally sejatinya sudah terjadi pada awal Desember 2024 saat IHSG menguat signifikan.

    “Santa Claus Rally itu terjadi di awal Desember di mana IHSG ini berhasil mengalami penguatan  dari kisaran 7050 sampai ke 7530. Ini terjadi hingga pada 11 Desember,” kata Nafan kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Senin, 23 Desember 2024.

    Sayang, setelah itu Santa Claus Rally tiba-tiba mereda sehingga membuat IHSG melemah selama beberapa hari. Nafan menjelaskan, hal tersebut terjadi lantaran adanya faktor global, salah satunya terkait isu potensi The Fed dalam menerapkan hawkish.

    “Karena itu telah memicu terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah, di mana kurs rupiah sempat berada di Rp16,200-an. Ini yang membuat IHSG mengalami out flow sehingga Santa Claus Rally  efeknya mereda,” tutur Nafan.

    Terlepas dari itu, Nafan melihat peluang IHSG untuk menguat di sisa 2024 cukup terbuka lebar. Hal ini berkaca ketika IHSG ditutup menguat sebesar 6 poin atau naik 0,09 persen ke level 6,983 pada perdagangan Jumat, 20 Desember 2024.

    Tidak hanya itu, pada Senin, 23 Desember 2024, IHSG juga dibuka perkasa sebesar 64 poin atau meningkat 0,92 persen ke level 7,048.

    “Santa Claus efek yang juga merupakan agenda window dressing ini mulai terjadi dan begitu dirasakan. Semoga euforia masih kuat,” pungkasnya.

    Rekomendasi Saham Akhir Tahun di Tengah IHSG yang Masih Lesu

    Sebelumnya diberitakan, pengamat pasar modal Wahyu Tri Laksono, menilai beberapa sektor berpeluang mengalami penguatan di tengah kinerja IHSG yang belum stabil.

    Sektor yang dimaksud adalah properti, kesehatan, dan energi. Menurut dia, ketiga sektor ini terpantau bergerak positif dalam periode Year to Date (YtD).

    “Ini (sektor properti, kesehatan, dan energi) adalah indeks sektoral yang positif secara year to date. Dari ketiganya jika  difilter lagi, saya memilih sektor energi,” kata Wahyu kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Kamis, 26 Desember 2024.

    Wahyu kemudian membeberkan alasan dirinya memilih sektor energi. Secara fundamental, dia memastikan sektor energi saat ini hingga jangka menengah dan panjang cukup strategis.

    Hal tersebut diungkapkan Wahyu dengan alasan betapa pentingnya sektor energi bagi ekonomi global. Menurutnya, hal ini sudah dibuktikan ketika dunia dilanda pandemi Covid-19 dan konflik antara Rusia-Ukraina beberapa waktu lalu.

    “Pelemahan rupiah juga justru potensial mendukung sektor ini yang umumnya orientasi ekspor dan mendulang dolar,” ungkapnya.

    Wahyu kemudian merinci saham-saham sektor energi yang patut dicermati di akhir tahun. Pilihannya jatuh kepada PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), dan PT Petrosea Tbk (PTRO).

    “Itu (PGAS, RAJA, PTRO) yang paling bullish YTD  (paling konsisten belum break trend bullish) dari beberapa yg positif YTD,” pungkas Wahyu.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.