Logo
>

IHSG Dibuka Menguat, Analis Ingatkan Ancaman Sell Off

Meski dibuka menguat, lima menit berselang indeks mengalami koreksi sebesar 0,57 persen atau berada di level 6.345.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Dibuka Menguat, Analis Ingatkan Ancaman Sell Off
Hall Bursa Efek Indonesia di Bilangan SCBD, Jakarta Selatan. Foto: KabarBursa/Abbas

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menghijau ke level 6.406 atau naik 0,40 persen (25 poin) pada perdagangan Jumat, 21 Maret 2025.

    Meski dibuka menguat, lima menit berselang indeks mengalami koreksi sebesar 0,57 persen atau berada di level 6.345.

    Pada pembukaan sesi I, 150 saham terpantau menguat, 86 saham dari zona merah, dan 216 saham mengalami stagnan.  Volume perdagangan di sesi I ini mencapai 186.554 juta lembar saham dengan transaksi mencapai Rp276.026 miliar. 

    Mengutip data Stockbit, saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menjadi top gainer dengan kenaikan sebesar 19,28 persen atau +32.150 poin di harga 198.875.

    Posisi kedua terdapat RONY (PT Aesler Grup Internasional Tbk) yang naik sebesar +13,64 persen ke 2.500. 

    Diikuti UDNG (PT Agro Bahari Nusantara Tbk) dengan lonjakan +9,57 persen ke 103,  FORU (PT Fortune Indonesia Tbk) naik +8,80 persen ke 1.175, dan POLU (PT Golden Flower Tbk) naik +7,99 persen ke 4.460.

    Sementara itu, saham PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS) menjadi top loser dengan penurunan 11,44 persen atau -135 poin, di level 1.045.

    Saham  PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) juga mengikuti jejak BESS yang turun -6,15 persen ke 488 serta PT Planet Properindo Jaya Tbk (PLAN) turun -5,00 persen ke 38.

    Adapula saham PTGreen Power Group Tbk LABA dan PT Formosa Ingredient Factory Tbk (BOBA)  yang masing-masing melemah -4,96 persen ke 134 dan  -4,32 persen ke level 155.

    Di sisi lain, Reliance Sekuritas, memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran support pada level 6,333 dan resistance pada level 6,447 dengan kecenderungan menguat.

    Secara teknikal, menurut Reliance, candle IHSG berbentuk bullish belt hold, berhasil menembus MA5 serta indikator Stochastic dalam keadaan golden cross. 

    "Dengan demikian, kami proyeksikan hari ini IHSG akan melanjutkan kenaikannya," tulis Reliance dalam risetnya kepada Kabarbursa.com.

    Ancaman Sell Off

    Sementara itu Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata mengatakan IHSG masih akan bergerak menguat terbatas. Menurutnya, perjalanan menuju Target 6800 atau bahkan 7000 masih panjang. 

    "Dan mesti didukung oleh faktor fundamental yang solid, bukannya tambahan issue dalam negeri yang kian membingungkan para investor," kata dia dalam risetnya kepada Kabarbursa.com.

    Liza menyebut libur sekolah terkait Lebaran yang telah dimulai pada 21 Maret 2025, kemungkinan bisa memicu sell-off  hari ini.  Sebab, kata dia,  para investor atau trader ingin mengurangi posisi portfolio menghadapi  libur panjang Lebaran.

    Liza juga mengingatkan pada 2 April mendatang, implementasi tariff Amerika Serikat atas barang2 impor dari sejumlah mitra dagangnya di seluruh dunia akan take effect. Perlu diketahui, hal ini terjadi ketika pasar Indonesia tengah libur Lebaran. 

    "Sehingga para investor atau trader pasar modal Indonesia  tidak dapat mengambil tindakan reaktif, tinggal menunggu waktu market buka kembali tanggal 8 April dan pasrah menerima adjustment gerakan market, sebagaimana biasanya terjadi," pungkasnya.

    Adapun, Kiwoom memiliki rekomendasi saham untuk trading idea hari ini, seperti: 

    MTEL
     Entry Buy : 555 – 570
     Target Price : 590 – 610
     Support    : 550 – 555
     Cut loss : 540

    NCKL
     Entry Buy : 660 – 680
     Target Price : 705 – 730
     Support    : 650 – 660
     Cut loss : 640 

    PGAS
     Entry Buy : 1,500 – 1,540
     Target Price : 1,585 – 1,640
     Support    : 1,480 – 1,500
     Cut loss : 1,470
     
     SIDO
     Entry Buy : 550 – 570
     Target Price : 595 – 630
     Support    : 535 – 550
     Cut loss : 525 

    Pasar Saham Terguncang

    Pasar saham Indonesia kembali terguncang setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,02 persen dalam satu sesi perdagangan. Sentimen negatif ini dipicu oleh berbagai faktor, antara lain jatuhnya saham-saham berkapitalisasi besar yang menyeret indeks ke zona merah.

    Anggota Komisi VI DPR RI, Sarmuji, menilai penurunan tajam ini lebih disebabkan oleh faktor teknikal dan aksi jual besar-besaran di saham tertentu yang memiliki bobot tinggi dalam IHSG.

    “Ada beberapa sebab, bisa dari faktor teknikal dan lainnya. Tapi khusus yang kemarin, penyebab utamanya adalah saham dengan kapitalisasi besar yang anjlok signifikan, sekitar 23 persen,” kata Sarmuji saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 19 Maret 2024.

    Ia menyoroti kejatuhan harga saham milik Prayogo Pangestu, seperti PTRO dan CUAN, yang turut menyeret saham-saham blue chip, termasuk BRI. “Turunnya luar biasa, sehingga berdampak besar terhadap pergerakan indeks secara keseluruhan,” ujarnya.

    Meski begitu, Sarmuji mengimbau investor untuk tidak terlalu panik. Menurutnya, koreksi tajam seperti ini masih tergolong wajar dalam dinamika pasar saham. “Begitu perdagangan dihentikan sementara (auto rejection), pasar langsung kembali naik. Hari ini pun sudah mulai pulih lagi,” katanya.

    Menanggapi spekulasi kebijakan pemerintah ikut berperan dalam kejatuhan IHSG, Sarmuji berujar dampaknya cenderung bersifat jangka pendek.

    Ia juga mengapresiasi pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurut Sarmuji, sikap tegas pemerintah ini menjadi sinyal positif bagi investor bahwa perekonomian Indonesia tetap dalam kondisi solid.

    Dalam jangka panjang, kata Sarmuji, fundamental ekonomi yang kuat akan membantu pemulihan pasar saham Indonesia. “Saham kita memang mengalami penurunan, tetapi terjadi switching ke Surat Utang Negara (SUN). Itu artinya, investor masih percaya pada pemerintah Indonesia,” katanya

    Borong Saham di Tengah Koreksi IHSG

    Di tengah tekanan besar di pasar saham, aksi jual masif investor ritel dan institusi justru direspons berbeda oleh salah satu konglomerat terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu. Alih-alih ikut panik, ia justru memborong saham di beberapa perusahaannya, seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), dan secara tidak langsung di PT Petrosea Tbk (PTRO) melalui entitas terafiliasi.

    Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Prajogo membeli 1,77 juta saham BREN dengan harga Rp4.987 per saham, yang meningkatkan kepemilikannya dari 133,69 juta saham (0,09993 persen) menjadi 135,46 juta saham (0,10125 persen).

    “Tujuan transaksi adalah untuk investasi pribadi dan status kepemilikan saham adalah langsung,” ujar Sekretaris Perusahaan BREN, Merly, dikutip Kamis, 20 Maret 2025.

    Tak hanya BREN, ia juga menambah portofolionya di TPIA dengan mengakuisisi 68.500 saham seharga Rp5.830 per lembar pada 19 Maret 2025 sehingga meningkatkan kepemilikannya dari 229.600 saham menjadi 298.100 saham. Total dana yang digelontorkan untuk aksi beli ini mencapai Rp9,22 miliar dengan Rp8,82 miliar dialokasikan untuk BREN dan Rp399,35 juta untuk TPIA.

    Langkah ini mengindikasikan keyakinannya terhadap prospek jangka panjang kedua perusahaan, meskipun pasar sedang bergejolak. Selain itu, entitas terafiliasinya, PT Kreasi Jasa Persada, juga melakukan aksi serupa dengan membeli 72,1 juta saham PTRO pada 17 Maret 2025. Transaksi ini dilakukan pada kisaran harga Rp2.815,1 hingga Rp3.500 per saham.

    “Dengan transaksi ini, kepemilikan PT Kreasi Jasa Persada di PTRO meningkat dari 4,389 miliar saham (43,519 persen) menjadi 4,461 miliar saham (44,234 persen),” tulis Sekretaris Perusahaan Petrosea, Anto Broto, dalam keterbukaan informasinya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.