KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan Kamis, 18 September 2025, bergerak positif di level 8.055,12 naik 29,94 poin atau 0,37 persen dibanding penutupan sebelumnya. IHSG sempat menyentuh level tertinggi intraday di 8.068,01 sebelum terkoreksi tipis ke posisi terendah di 8.051,50. Total transaksi tercatat 7,68 juta lot dengan nilai Rp412,67 miliar melalui 44.350 kali frekuensi di pasar reguler, sedangkan total nilai transaksi seluruh pasar mencapai Rp12,19 triliun.
Aksi investor asing pada awal sesi masih menunjukkan net sell sebesar Rp151,53 miliar di seluruh pasar dan Rp286,46 miliar di pasar reguler, meski ada pembelian tunai dan negosiasi sebesar Rp134,93 miliar. Total nilai foreign buy mencapai Rp6,08 triliun dan foreign sell Rp6,23 triliun sehingga pasar dibayangi tekanan jual asing.
Dari sisi saham yang menguat signifikan, PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) melonjak 23,12 persen ke harga Rp2.450, disusul PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) yang naik 18,75 persen ke Rp152. PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) juga naik 17,07 persen ke Rp1.200, sementara PT Berkah Prima Perkasa Tbk (BLUE) menguat 15,89 persen ke Rp620. Kenaikan juga dialami PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) sebesar 14,87 persen ke Rp448.
Sebaliknya, sejumlah saham terkoreksi pada awal perdagangan, seperti PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) turun 14,67 persen ke Rp256. PT Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI) melemah 6,57 persen ke Rp640. PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) terkoreksi 5,99 persen ke Rp1.255, sementara PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) turun 4,21 persen ke Rp182. Penurunan juga terlihat pada PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) sebesar 3,67 persen ke Rp472.
Dari sisi sektoral, teknologi memimpin penguatan dengan kenaikan 2,94 persen diikuti sektor keuangan yang naik 0,45 persen, properti 0,61 persen, energi 0,42 persen, infrastruktur 0,33 persen, kesehatan 0,29 persen, industri dasar 0,29 persen, siklikal 0,28 persen, dan transportasi 0,02 persen. Hanya sektor industri yang turun 0,42 persen serta sektor non-siklikal yang turun tipis 0,04 persen.
Pergerakan positif IHSG pada pembukaan ini ditopang oleh sentimen pasar global yang stabil, optimisme pelaku pasar terhadap prospek ekonomi domestik, serta rotasi sektor teknologi dan properti yang kembali diminati investor. Analis menilai aliran dana asing yang mulai masuk melalui transaksi tunai dan negosiasi menjadi penopang penting meski tekanan jual masih terasa di pasar reguler.
Berdasarkan analisis gelombang dari MNC Sekuritas, Kamis, 18 September 2025, IHSG saat ini diperkirakan berada pada bagian wave [iii] dari wave 3 dari wave (3). Struktur ini memberi sinyal bahwa tren kenaikan masih berpeluang berlanjut, dengan target uji coba terdekat pada rentang 8.063 hingga 8.125.
Dengan support berada di 7.899 dan 7.848, sementara resistance terdekat di 8.039 dan 8.063, ruang gerak indeks terlihat lebih condong ke arah penguatan.
Kenaikan IHSG dimulai kemarin sore didorong kombinasi faktor domestik dan eksternal. Pertama, sentimen positif dari reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto pada pukul 15.00 WIB memicu optimisme pasar terhadap stabilitas politik dan arah kebijakan ekonomi. Kedua, sektor-sektor utama seperti teknologi (+2,47 persen), industri (+2,83 persen), kesehatan (+1,05 persen), dan properti (+0,92 persen) mencatatkan penguatan solid. Ketiga, arus masuk dana asing atau net foreign buy menjadi katalis tambahan yang memperkuat tren kenaikan.
Penguatan ini juga mencerminkan respons positif investor atas potensi stimulus fiskal dan kebijakan pro-pasar yang diperkirakan akan digulirkan pasca reshuffle kabinet. Dengan IHSG yang kembali bertahan di atas 8.000, pelaku pasar memandang tren jangka menengah masih positif, didukung perbaikan fundamental ekonomi domestik dan kestabilan makro.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Hari Rachmansyah sempat memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang bangkit pekan ini, 15 hingga 19 September 2025. Kombinasi katalis global dan domestik diprediksi mendorong laju indeks menembus resistance 8.000 dengan support di 7.650.
Hari mengatakan tekanan tajam pada awal pekan lalu akibat reshuffle Menkeu yang sempat membuat IHSG terkoreksi -3,53 persen dan memicu capital outflow asing hingga Rp6 triliun kini berbalik arah seiring munculnya stimulus pemerintah dan ekspektasi kebijakan The Fed yang lebih dovish.
Ia mengungkapkan peluang masuknya modal asing kembali ke pasar emerging market semakin besar setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat melemah. “Keputusan suku bunga The Fed yang berpotensi lebih dovish setelah data ketenagakerjaan melemah membuka peluang arus modal masuk kembali ke emerging market serta menjaga momentum penguatan harga emas sebagai salah satu sektor defensif pilihan investor. Jika suku bunga US dipangkas kemungkinan USD akan melemah dan membuat harga emas semakin naik,” kata Hari melalui keterangan resmi yang diterima KabarBursa.com pada Senin, 15 September 2025.
Dari dalam negeri, fokus investor tertuju pada kebijakan Kementerian Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa yang menempatkan dana pemerintah SAL sebesar Rp200 triliun di bank-bank BUMN. Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing memperoleh Rp55 triliun, BTN Rp25 triliun, serta BSI Rp10 triliun. Dana tersebut ditempatkan dalam bentuk deposito on call berbunga sekitar 4 persen dengan tenor enam bulan. Skema tersebut diklaim ditujukan memperkuat likuiditas perbankan dan mendorong kredit sektor riil. “Meski kebijakan ini positif bagi likuiditas dan pertumbuhan ekonomi, pasar tetap mencermati tekanan outflow asing dan stabilitas rupiah,” tambah Hari.
Pemerintah juga meluncurkan program magang berbayar enam bulan bagi fresh graduate mulai kuartal IV-2025 untuk menjembatani pendidikan dengan kebutuhan industri. “Kombinasi sentimen global dan domestik ini memperbesar peluang penguatan IHSG pekan ini,” ucapnya Hari.
IHSG pekan lalu sempat rebound +2,49 persen setelah terkoreksi dalam. Sepanjang pekan, indeks hanya turun -0,17 persen. (*)