Logo
>

IHSG Dibuka Menguat ke 8.108 , Sektor Siklikal dan Teknologi Pimpin Kenaikan

Total volume transaksi mencapai 6,45 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp291,88 miliar dari 46.030 kali transaksi.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
IHSG Dibuka Menguat ke 8.108 , Sektor Siklikal dan Teknologi Pimpin Kenaikan
Papan pantau IHSG di Bursa Efek Indonesia Foto: KabarBursa.com/Desty Luthfiani.

Poin Penting :

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Rabu, 29 Oktober 2025. Indeks naik 15,84 poin atau 0,20 persen ke level 8.108,47. Total volume transaksi mencapai 6,45 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp291,88 miliar dari 46.030 kali transaksi.

Dari sisi investor asing, tercatat aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp1,37 triliun di seluruh pasar. Secara rinci, penjualan bersih asing di pasar reguler mencapai Rp1,20 triliun dan di pasar negosiasi serta tunai sebesar Rp165,71 miliar. Aktivitas perdagangan didominasi investor domestik dengan porsi 64,14 persen, sementara investor asing berkontribusi 35,86 persen.

Beberapa saham mencatatkan penguatan signifikan pada awal perdagangan. Saham PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) melonjak 20,66 persen ke harga Rp292, diikuti PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) yang naik 9,78 persen ke Rp494. Kenaikan juga terjadi pada PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) sebesar 9,66 persen ke Rp454, PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) sebesar 8,91 persen ke Rp1.100, dan PT Grand House Mulia Tbk (HOMI) naik 8,26 persen ke Rp498.

Sementara itu, saham yang mengalami tekanan terbesar antara lain PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) yang turun 14,52 persen ke Rp212, PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) turun 14,45 persen ke Rp296, PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk (BBSS) turun 12,56 persen ke Rp390, PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE) terkoreksi 10,51 persen ke Rp11.500, dan PT Martina Berto Tbk (MBTO) turun 10,14 persen ke Rp248.

Dari sisi sektoral, sebagian besar sektor bergerak positif. Sektor barang konsumen siklikal memimpin penguatan dengan kenaikan 0,92 persen, diikuti sektor industri dasar yang naik 0,72 persen dan teknologi yang menguat 0,70 persen. Sementara itu, sektor properti menjadi satu-satunya yang melemah signifikan, turun 2,30 persen.

Penguatan IHSG di awal sesi ini menandakan optimisme investor terhadap rilis laporan keuangan emiten kuartal ketiga yang mulai bergulir, meskipun tekanan jual asing masih membayangi pergerakan indeks.

Padahal sebelumnya, David Kurniawan, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), menyebut pekan ini akan menjadi momentum penting bagi pasar modal Indonesia karena pelaku pasar mulai menanti rilis laporan keuangan kuartal III 2025 dari sejumlah emiten besar. “Para trader wajib menyimak laporan keuangan yang rilis satu hingga dua minggu ke depan dan memanfaatkan momentum earning season jika harga terapresiasi signifikan,” ujarnya pada Senin, 27 Oktober 2025.

David menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak dalam kisaran 8.150–8.400 pada pekan ini dengan kecenderungan menguat menjelang puncak musim laporan keuangan. Ia menilai sektor konsumsi, peternakan, dan energi masih menjadi motor penggerak utama di tengah suku bunga acuan yang tetap stabil di 4,75 persen dan inflasi yang terjaga di bawah 3 persen.

“Momentum earning season menjadi kunci arah pasar. Jika kinerja emiten besar positif, IHSG berpotensi menembus resistance 8.400,” katanya. 

 

IHSG Diprediksi Menguat

⁠⁠⁠⁠⁠⁠⁠
IHSG diperkirakan akan bergerak menguat pada perdagangan Rabu, 29 Oktober 2025. MNC Sekuritas menyebut kini IHSG sudah berada di akhir dari wave (ii) dari wave [iii] sehingga koreksinya relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali.

"Adapun area penguatan terdekat berada di 8.209-8.268," tulis MNC Sekuritas dalam riset hariannya pada Rabu, 29 Oktober 2025.

Disampaikan, area support IHSG berada di level 7.967-7.854. Sementara area resistance indeks ada di angka 8.161-8.269.

Adapun IHSG ditutup melemah pada akhir perdagangan Selasa, 28 Oktober 2025, turun 24,52 poin atau setara 0,30 persen ke level 8.092,63. Sepanjang perdagangan, indeks sempat menyentuh level tertinggi 8.151,34 sebelum terkoreksi hingga posisi terendah di 8.039,85.
 

Total volume transaksi tercatat mencapai 294,87 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp19,21 triliun dari 2,29 juta transaksi. Aktivitas investor asing menunjukkan tekanan jual dengan mencatat net sell sebesar Rp470,28 miliar di seluruh pasar. Porsi transaksi asing mencapai 34,72 persen, sedangkan investor domestik mendominasi dengan 65,28 persen dari total nilai perdagangan.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".