Logo
>

IHSG Dibuka Menguat ke Level 7,087

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Dibuka Menguat ke Level 7,087

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 7 poin atau naik 0,10 persen ke level 7,087 pada perdagangan di Jakarta, Selasa, 7 Januari 2025.

    Merujuk data perdagangan RTI Business, sebanyak 156 saham terpantau memguat, 70 saham melemah, dan 237 saham mengalami stagnan.

    Sementara itu merujuk data  perdagangan Stockbit, PZZA berada di posisi teratas top gainer dengan 21,05 persen, diikutip INPC 11,02 persen, NINE 10,00 persen, dan BTON 9,95 persen.

    Sedangkan saham-saham yang mengalami koreksi dan masuk ke dalam top loser adalah SAPX -18,65 persen, ECII -6,67 persen, ACRO -4,88 persen, dan BSIM -4,46 persen.

    Di sisi lain, Research Team PT Reliance Sekuritas Tbk memproyeksikan pergerakan IHSG akan bervariasi dengan kecenderungan melemah dengan support pada level 7,025 dan resistance pada level 7,137.

    "Secara teknikal, candle terakhir IHSG berbentuk bearish harami, indikator stochastic dead cross serta menembus ke bawah MA5. Ini mengartikan IHSG berpeluang besar melanjutkan penurunannya," tulis Reliance dalam risetnya.

    Adapun Reliance menuliskan sejumlah saham yang berpotensi mengalami kenaikan pada beberapa hari mendatang seperti SCMA, MEDC, CPIN, dan EMTK.

    S&P 500 dan Nasdaq Naik ke Level Tertinggi

    Sebelumnya, Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kembali menunjukkan tren positif pada hari Senin, 6 Januari 2025, ditandai dengan kenaikan S&P 500 dan Nasdaq Composite ke level tertinggi dalam lebih dari satu minggu. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan saham semikonduktor dan laporan bahwa pemerintahan Trump yang akan datang mungkin mengadopsi sikap tarif yang lebih moderat dari yang diperkirakan sebelumnya.

    Seperti dikutip dari Reuters, Dow Jones Industrial Average melemah tipis sebesar 25,57 poin, atau 0,06 persen, ke posisi 42.706,56. Sebaliknya, S&P 500 menguat 32,91 poin, atau 0,55 persen, ke level 5.975,38, sementara Nasdaq Composite melonjak 243,30 poin, atau 1,24 persen, ke 19.864,98. Dari 11 sektor S&P 500, tujuh sektor ditutup melemah, namun sektor layanan komunikasi dan teknologi mencatat kenaikan masing-masing sebesar 2,13 persen dan 1,44 persen.

    “Apa yang kita lihat adalah kelanjutan dari pola tahun lalu, yakni reli yang terkonsentrasi pada saham-saham besar,” ujar Michael Green, manajer portofolio di Simplify Asset Management.

    Ia menambahkan bahwa aliran dana dari rencana pensiun 401(k) turut mendorong penguatan saham.

    Saham-saham semikonduktor mendapat dorongan signifikan dari rencana Microsoft yang akan menginvestasikan USD80 miliar untuk mengembangkan pusat data berbasis kecerdasan buatan.

    Selain itu, laporan pendapatan kuartal keempat Foxconn yang melampaui ekspektasi turut memperkuat optimisme pasar. Nvidia naik 3,43 persen, Advanced Micro Devices meningkat 3,33 persen, dan Micron Technology melonjak 10,45 persen. Indeks Semikonduktor Philadelphia juga mencatat kenaikan tajam sebesar 2,84 persen.

    Meskipun imbal hasil Treasury 10 tahun mencapai level tertinggi sejak Mei, saham teknologi tetap mencatat penguatan. Tren ini mengindikasikan ketahanan sektor teknologi dalam menghadapi tekanan dari kenaikan imbal hasil obligasi.

    Sektor otomotif juga mengalami penguatan, dengan saham Ford naik 0,40 persen dan General Motors menguat 3,40 persen. Kenaikan ini dipicu laporan bahwa pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump mungkin hanya akan memberlakukan tarif pada sektor-sektor tertentu yang dianggap kritis bagi keamanan nasional atau ekonomi. Meskipun Trump kemudian membantah laporan tersebut, gagasan bahwa kebijakan tarifnya mungkin tidak sekeras yang diperkirakan sebelumnya telah memicu optimisme di pasar.

    Brian Jacobsen, kepala ekonom di Annex Wealth Management, berkomentar, “Meskipun Trump menyatakan tidak akan melunakkan rencana tarifnya, persepsi bahwa kebijakan tarifnya lebih terukur sudah cukup untuk menenangkan pasar.” Produsen mobil dianggap sebagai sektor yang paling rentan terhadap tarif karena rantai pasokan mereka yang luas.

    Menuju pelantikan Trump pada 20 Januari 2025, investor terus mencari wawasan terkait kebijakan-kebijakannya. Banyak yang percaya bahwa kebijakan tersebut akan menguntungkan korporasi dan ekonomi AS, meskipun berisiko mendorong inflasi. Gubernur Federal Reserve Lisa Cook memperingatkan bahwa risiko inflasi tetap tinggi di tahun baru.

    Sri Mulyani Buka-bukaan soal Rupiah dan IHSG Anjlok

    Menteri Keuangan Sri Mulyani blak-blakan soal pelemahan nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2024. Ia menegaskan, tekanan luar biasa yang terjadi di semester pertama menjadi biang kerok kondisi tersebut.

    Sri Mulyani mengajak publik untuk mengingat kembali situasi pada paruh pertama 2024. Menurutnya, saat itu fenomena El Niño yang mulai muncul di akhir 2023 semakin parah, menyebabkan kekeringan dan lonjakan harga pangan global.

    “Di Indonesia sendiri inflasi gara-gara volatile food itu meningkat,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.

    Bendahara negara ini menjelaskan, inflasi pada semester pertama 2024 mencapai 3,1 persen, melebihi asumsi yang ditetapkan. Kondisi inilah yang memberi tekanan besar terhadap rupiah dan pasar saham.

    Lebih lanjut, Sri Mulyani menyebut rupiah terdepresiasi cukup tajam, dari Rp15.416 di akhir Desember 2023 menjadi Rp16.421 pada Juni 2024.

    Hal ini, katanya, dipicu oleh ketidakpastian global, kenaikan harga pangan, dan fluktuasi harga BBM. Saat itu, harga minyak yang tinggi mendorong bank sentral AS (The Fed) untuk menahan laju penurunan suku bunga acuan.

    “Sehingga rupiah alami depresiasi yang cukup tajam,” jelasnya.

    Tak hanya rupiah, IHSG pun tak luput dari tekanan. Kebijakan higher for longer dan arus modal keluar (capital outflow) memperburuk situasi. Dari posisi 7.272,8 pada akhir 2023, IHSG turun menjadi 7.063,6 pada pertengahan 2024.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.