KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Jumat, 12 September 2025, dengan performa positif, mencatat kenaikan 0,71 persen atau 55,10 poin ke level 7.803,01 pada pukul 09.06 WIB.
Pergerakan ini melanjutkan tren menguat setelah pada penutupan kemarin indeks ditutup di 7.747,90. Lonjakan di awal sesi perdagangan menunjukkan adanya aliran beli yang konsisten di tengah dinamika global yang masih penuh ketidakpastian.
IHSG dibuka di 7.819, sempat menyentuh titik tertinggi intraday di 7.827,14, sebelum terkoreksi tipis ke area 7.794,66. Meski begitu, posisi indeks masih bertahan di atas level pembukaan, menandakan optimisme pasar belum sepenuhnya pudar.
Dari perspektif teknikal, pencapaian ini mengonfirmasi bahwa IHSG masih berusaha mempertahankan tren bullish jangka pendeknya. Apalagi, jarak dengan rekor 52 minggu di 8.022,76 kini kian dekat.
Katalis penguatan tidak hanya datang dari faktor teknikal, tetapi juga sentimen regional yang cenderung stabil serta ekspektasi investor terhadap arah kebijakan moneter global. Prospek pemangkasan suku bunga The Fed pada pekan depan, misalnya, terus menjadi faktor yang memperkuat risk appetite pelaku pasar domestik.
Aliran modal asing yang mulai kembali ke emerging markets, termasuk Indonesia, ikut menambah daya dorong indeks.
Namun, reli IHSG tetap harus diwaspadai mengingat volatilitas pasar global masih tinggi. Rentang intraday yang terbentuk pagi ini memperlihatkan pasar bergerak dinamis dengan kecenderungan konsolidasi.
Level psikologis 7.800 menjadi titik krusial yang perlu dipertahankan untuk menjaga momentum. Jika indeks mampu bertahan di atas level ini hingga sesi siang, peluang menguji kembali resistance kuat di 7.850 terbuka lebar.
Sebaliknya, bila tekanan jual muncul, area 7.790 akan menjadi support terdekat yang harus dijaga agar tren positif tidak cepat berbalik arah.
Secara keseluruhan, performa IHSG di awal perdagangan hari ini mencerminkan optimisme investor yang masih cukup solid. Indeks kembali menunjukkan ketahanan di tengah tekanan eksternal, dengan peluang melanjutkan reli ke level yang lebih tinggi apabila dukungan sentimen global tetap kondusif.
RHB Sekuritas Soroti AMRT, SMRA, dan PTRO untuk Buy on Weakness
Kenaikan IHSg pada pagi ini memberi ruang lebih luas bagi investor untuk mencermati saham-saham pilihan yang direkomendasikan RHB Sekuritas Indonesia, terutama dengan strategi buy on weakness.
Analis teknikal RHB Muhammad Fatah Al Falah, menyoroti tiga saham yang berpotensi menarik di tengah momentum pasar yang positif: AMRT, SMRA, dan PTRO.
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) menjadi salah satu saham konsumer yang mendapat sorotan. Dengan area beli di 2.130, saham ritel modern ini dipandang punya ruang kenaikan yang solid.
Target harga pertama ditempatkan di 2.280 atau sekitar 7 persen di atas area beli, sementara target lebih ambisius berada di 2.410 yang berarti potensi kenaikan lebih dari 13 persen.
Mengingat sektor konsumsi masih menjadi tulang punggung ekonomi domestik, AMRT berpeluang mendapat dukungan dari tren belanja masyarakat, apalagi dalam periode menjelang akhir tahun.
Dari sektor properti, PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) direkomendasikan masuk di area 434. Arah teknikal menunjukkan ruang penguatan menuju 468 sebagai target awal dengan potensi 7,3 persen, dan hingga 488 untuk target lebih tinggi dengan potensi 11,9 persen.
Dengan IHSG yang berada di zona hijau, saham properti seperti SMRA seringkali ikut terseret sentimen positif, terutama ketika ekspektasi suku bunga global cenderung longgar. Permintaan residensial dan komersial yang mulai pulih juga menjadi katalis tambahan.
Sementara itu, PT Petrosea Tbk. (PTRO) dari sektor jasa pertambangan direkomendasikan pada area beli 3.620. Target harga awal 3.890 setara dengan kenaikan 7,4 persen, sedangkan target lanjutan di 4.100 berpotensi memberi imbal hasil lebih dari 13 persen.
Meski harga komoditas energi, khususnya batu bara, sedang mengalami tekanan, saham kontraktor pertambangan seperti PTRO tetap memiliki peluang jangka pendek jika investor melihat adanya ruang teknikal untuk pemantulan harga. Dengan volatilitas tinggi di sektor energi, PTRO berpeluang menjadi permainan trading taktis.
Ketiga saham, baik AMRT, SMRA, dan PTRO, dianjurkan dengan pendekatan buy on weakness, strategi yang tepat ketika IHSG berada dalam tren menguat namun masih rawan koreksi teknikal. Meski peluang kenaikan cukup menjanjikan, investor tetap perlu disiplin menjaga batas stop loss: AMRT di bawah 1.980, SMRA di bawah 404, dan PTRO di bawah 3.350.
Manajemen risiko ini penting mengingat pergerakan pasar yang cepat berubah, terlebih di tengah sentimen global yang masih fluktuatif.
Secara keseluruhan, rekomendasi RHB Sekuritas mencerminkan sikap selektif sekaligus oportunistis: memanfaatkan momentum penguatan IHSG dengan masuk ke saham-saham berfundamental kuat yang sedang berada di titik akumulasi menarik.
Dengan pendekatan disiplin, ketiga saham ini dapat menjadi pilihan menarik untuk diperdagangkan hari ini.(*)