Logo
>

IHSG Dibuka Menguat, Tiga Emiten Baru Langsung Top Gainer

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Dibuka Menguat, Tiga Emiten Baru Langsung Top Gainer

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 23 poin atau naik 0,33 persen ke level 7,106 pada perdagangan Rabu, 8 Januari 2025. Pada pembukaan pagi ini, tiga emiten yang baru mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia yakni YOII, RATU, dan KSIX berhasil masuk jajaran top gainer.

    Mengutip data perdagangan Stockbit pada Rabu, 8 Januari 2025, kinerja YOII berhasil melesat sebesar 30,00 persen, RATU 24,78 persen, dan KSIX 18,36 persen.

    Adapun saham-saham yang mengalami koreksi paling dalam yakni VTNY -8,89 persen, BUKA -6,56 persen, MANG -5,62 persen, dan EURO -5,00 persen.

    Sebelumnya, Analis Pasar Modal dari MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih memiliki peluang menguat dalam jangka pendek. Herditya menyebutkan, saat ini IHSG berada di awal wave B dari wave (2), yang berarti indeks berpotensi menuju level resistance di 7.305 hingga 7.421 poin.

    Meski IHSG menguat 0,04 persen ke level 7.083, tekanan jual masih cukup dominan.

    “Selama IHSG tetap berada di atas support 6.931, peluang penguatan masih terbuka lebar,” jelas Herditya dalam laporan analisis hariannya, Rabu, 8 Januari 2025.

    Wall Street Anjlok di saat Investor Khawatir Inflasi AS Meningkat

    Wall Street terperosok pada Selasa, 7 Januari 2025, waktu Amerika atau Rabu, 8 Januari 2025 dini hari WIB setelah serangkaian data ekonomi positif malah memunculkan kekhawatiran baru. Investor cemas jika lonjakan inflasi AS bisa memperlambat langkah Federal Reserve atau The Fed dalam melonggarkan kebijakan moneternya.

    Padahal, sesi perdagangan sempat dibuka dengan hijau. Namun laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan pembukaan lapangan kerja justru naik secara tak terduga pada November 2024. Belum cukup, laporan lain mencatat aktivitas sektor jasa pada Desember meningkat, sementara harga bahan baku melonjak ke level tertinggi dalam dua tahun terakhir.

    “Pasar tadinya mengira kita sudah masuk babak akhir dalam pertarungan melawan inflasi. Ternyata malah harus siap berlama-lama,” kata kepala strategi perdagangan di Charles Schwab, Joe Mazzola, dilansir dari Reuters di Jakarta, Rabu, 8 Januari 2025.

    Dampaknya jelas terasa di indeks utama. Dow Jones Industrial Average turun 178,20 poin atau 0,42 persen ke 42.528,36. S&P 500 anjlok 66,35 poin atau 1,11 persen ke 5.909,03. Nasdaq Composite paling parah, terjun 375,30 poin atau 1,89 persen ke 19.489,68.

    Saham sektor teknologi ikut terhantam, terpangkas 2,39 persen setelah kenaikan imbal hasil obligasi membuat sektor ini tertekan. Saham Nvidia, yang menjadi patokan sektor AI, bahkan jatuh 6,22 persen. Dari 11 sektor di S&P 500, hanya sektor kesehatan dan energi yang selamat dari penurunan.

    Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun pun naik ke level 4,699 persen–tertinggi sejak April–sebagai respons atas data ekonomi yang dinilai terlalu kuat. “Data ini jelas memberi tekanan inflasi tambahan, dan itulah alasan imbal hasil naik,” kata kepala riset Horizon Investments, Mike Dickson.

    Data ini juga memundurkan ekspektasi soal kapan The Fed bakal memangkas suku bunga pertama kali di 2025. Pelaku pasar kini memprediksi pemangkasan suku bunga baru terjadi pada Juni 2025. The Fed pun diyakini akan lebih berhati-hati dalam membuat keputusan di sisa tahun.

    Investor juga mencemaskan kebijakan tarif impor era pemerintahan Trump yang baru bisa memicu inflasi barang konsumsi.

    “Perpaduan antara pertumbuhan ekonomi yang kuat dan tekanan inflasi baru dari tarif ini mungkin membuat The Fed tidak lagi memangkas suku bunga di setiap pertemuan, melainkan selang-seling,” jelas kepala ekonom Comerica Bank, Bill Adams.

    Pekan ini, perhatian pelaku pasar tertuju pada laporan data tenaga kerja non-pertanian yang akan dirilis serta risalah pertemuan Desember The Fed.

    Pada sesi sebelumnya, indeks S&P 500 dan Nasdaq gagal mencapai level tertinggi dalam sepekan karena ketidakpastian yang muncul setelah Presiden terpilih Donald Trump membantah laporan soal kemungkinan kebijakan tarif yang lebih lunak. Futures S&P 500 turun tipis 0,07 persen. Nasdaq futures juga melemah 0,16 persen setelah sebelumnya indeks utama di Wall Street naik ke level tertinggi dalam lebih dari seminggu

    Saham Tesla turun 4 persen setelah BofA Global Research menurunkan rekomendasi sahamnya dari “beli” menjadi “netral.” Sebaliknya, saham Micron Technology naik 2,67 persen setelah CEO Nvidia, Jensen Huang, mengonfirmasi Micron menyediakan memori untuk chip gaming GeForce RTX 50 Blackwell mereka.

    Saham Citigroup naik 1,29 persen setelah ulasan positif dari Truist Securities, sedangkan Bank of America menguat 1,5 persen berkat kenaikan peringkat dari setidaknya tiga perusahaan sekuritas. Beberapa bank besar dijadwalkan merilis laporan keuangan kuartalan minggu depan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.