KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis 0,05 persen atau naik 3 poin ke level 7.234 pada perdagangan Rabu, 11 Juni 2025.
Menghimpun data dari RTI, sebanyak 224 saham terpantau menguat, 75 saham melemah, dan 242 saham mengalami stagnan. Sementara itu, volume perdagangan mencapai 540,498 juta lembar dengan transaksi sebesar Rp368.785 miliar.
Adapun mengutip Stockbit, saham PT Pudjiadi & Sons Tbk. (PNSE) menduduki peringkat pertama top gainer setelah mengalami penguatan sebesar 25 persen.
Saham PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) berada di posisi kedua usai mengalami kenaikan tajam di atas 18 persen.
Selain dua nama tersebut, saham PT Tempo Inti Media Tbk. (TMPO), PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk. (PACK), dan PT Agro Bahari Nusantara Tbk. (UDNG) juga ikut menghijau dengan kenaikan harga masing-masing di kisaran 9 persen–12 persen.
Namun di satu sisi, beberapa emiten mengalami koreksi dalam hingga masuk ke jajaran top loser. Seperti saham PT MPX Logistics International Tbk. (MPXL) tercatat melemah hampir 15 persen.
Disusul oleh PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX), PT Isra Presisi Indonesia Tbk. (ISAP), serta PT H.M. Sampoerna Tbk. (HMSP) yang masing-masing mencatatkan penurunan harga antara 9 persen hingga 13 persen.
Ruang Naik IHSG Menyempit, Koreksi bisa Datang Mendadak
Sebelumnya, IHSG kembali melanjutkan penguatan dan ditutup naik 1,65 persen ke level 7.230 pada perdagangan kemarin. Level ini menandai kembalinya IHSG di atas garis rerata 200 harian (MA200) yang selama ini menjadi area psikologis penting. Namun, analis menilai penguatan ini belum sepenuhnya aman.
Analis Teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengatakan jika IHSG mampu menembus level 7.240, maka indeks diperkirakan akan melanjutkan fase penguatan menuju rentang 7.263 hingga 7.355. Namun di sisi lain, koreksi tetap terbuka lebar. “Masih terdapat potensi koreksi IHSG ke rentang area 6.713–7.009,” tulis Herditya dalam risetnya yang dirilis Rabu, 11 Juni 2025.
Arah IHSG akan ditentukan oleh kekuatan volume beli yang terjadi hari ini. Jika tekanan jual kembali meningkat, bukan tidak mungkin indeks kembali melemah ke bawah 7.000, zona yang sebelumnya menjadi support kuat.
Beberapa saham menarik juga turut dicermati oleh analis MNC. Salah satunya adalah ANTM yang terkoreksi 5,51 persen ke 3.260. Saham ini diperkirakan masih berada dalam fase koreksi lanjutan sebagai bagian dari wave [iv] dari wave 3. Skenario koreksi ini masih terbuka dengan risiko menuju bawah 2.850 jika tekanan jual berlanjut.
Saham ASSA juga berada dalam sorotan setelah naik hampir 5 persen ke level 750. Kenaikan ini disertai dengan volume beli yang signifikan. Menurut MNC Sekuritas, ASSA berada dalam fase akhir wave [v] dan masih punya peluang untuk melanjutkan tren naik dalam jangka pendek.
Sementara itu, saham bank digital BBYB menguat 4,39 persen ke 238. Namun penguatannya masih tertahan di MA200. “Posisi BBYB saat ini sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave B,” tulis tim analis. Ini berarti saham tersebut masih dalam fase konsolidasi dan belum menunjukkan arah tren yang kuat.
Saham JSMR juga disebut tengah berada di bagian dari wave [b] dari wave B. Harga saham emiten operator jalan tol ini naik 2,14 persen ke 3.820, dengan dukungan volume beli. Selama masih bertahan di atas 3.720, arah tren jangka pendek masih condong naik.
Dengan kondisi IHSG yang berada di persimpangan, pelaku pasar perlu mencermati level-level kritis dan sinyal teknikal dari saham-saham unggulan. Volatilitas pasar diperkirakan tetap tinggi seiring mendekatnya masa-masa pengambilan keputusan oleh bank sentral dan pembaruan data ekonomi global.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.