Logo
>

IHSG Diproyeksi Hijau di Level 7.767, Cek Rekomendasi Sahamnya

Ditulis oleh KabarBursa.com
IHSG Diproyeksi Hijau di Level 7.767, Cek Rekomendasi Sahamnya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Setelah menyentuh titik tertinggi sepanjang masa (all time high) pada perdagangan intraday Selasa 3 September 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup melemah di akhir sesi Bursa Efek Indonesia (BEI).

    IHSG terkoreksi 1,01 persen, terpangkas 78 poin ke 7.616,52. Meski demikian, investor asing masih mencatatkan net buy senilai Rp 116,83 miliar di seluruh pasar.

    CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya, menilai ATH yang tercapai pada intraday Selasa 3 September 2024 didorong oleh rilis data inflasi Indonesia. Pada Agustus 2024, inflasi tercatat sebesar 2,12 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,06.

    William memperkirakan IHSG akan terkonsolidasi dengan peluang penguatan jangka panjang yang masih terbuka lebar. Ia menyebut, koreksi yang terjadi adalah wajar dan bisa menjadi peluang bagi investor.

    "Investor dapat mempertimbangkan investasi jangka panjang dengan memilih saham-saham berfundamental kuat," ungkap William dalam risetnya, Selasa 3 September 2024.

    William menambahkan, perekonomian yang stabil, nilai tukar yang terjaga, serta harga komoditas yang relatif stabil menjadi faktor pendukung.

    Yugen Bertumbuh Sekuritas memperkirakan IHSG akan kembali menguat dalam kisaran 7.606-7.767.

    Namun, Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG akan melanjutkan pelemahannya. Valdy Kurniawan, Kepala Riset Phintraco Sekuritas, menjelaskan secara teknikal, IHSG telah mengalami break low MA5 di kisaran 7.650 serta terlihat adanya penyempitan positive slope pada indikator MACD.

    "Hal ini mengindikasikan potensi pelemahan, sehingga IHSG berpotensi melanjutkan koreksi menuju level support 7.550 pada perdagangan Rabu 4 September 2024," ungkapnya.

    Di sisi global, pasar bersiap menghadapi rilis data Neraca Perdagangan Amerika Serikat untuk Juli 2024. Diperkirakan, defisit Neraca Perdagangan AS akan kembali sebesar minus US$ 78,9 miliar.

    Valdy menambahkan, defisit ini menunjukkan impor yang lebih tinggi dari ekspor, kondisi yang diperkirakan akan menghambat pertumbuhan ekonomi AS di paruh kedua 2024.

    Di Eropa, pasar menantikan rilis data HCOB Services PMI Final untuk Agustus 2024 di Jerman dan Zona Euro. Dari regional Asia, pasar juga menantikan rilis data Caixin Composite PMI dan Caixin Services PMI untuk Agustus 2024.

    Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham PWON, CTRA, MDKA, JPFA, dan MAIN untuk perdagangan Rabu 3 September 2024. Sementara itu, Yugen Bertumbuh Sekuritas merekomendasikan HSMP, TLKM, ASII, BBRI, BBCA, SMRA, PWON, ASRI, KLBF, BINA, dan TBIG.

    IHSG kini berada dalam pusaran tekanan setelah laporan terbaru mengungkap lemahnya sektor industri manufaktur dan angka inflasi yang mengecewakan untuk Agustus 2024.

    Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia terus terjerembab, mencatat kontraksi selama dua bulan berturut-turut dengan posisi 49,3 pada Juli dan turun menjadi 48,9 pada Agustus. Ini adalah titik terendah sejak Agustus 2021, mencerminkan situasi suram di tengah perlambatan ekonomi yang kian menukik.

    Penurunan PMI ini menjadi alarm bagi perekonomian, terutama karena sektor manufaktur merupakan pilar utama pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja. Kondisi ini bisa menjadi noda dalam catatan Presiden Joko Widodo yang akan segera menuntaskan masa jabatannya pada Oktober mendatang.

    Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, menyebut bahwa deflasi pada Agustus dipicu oleh penurunan harga bahan pangan yang fluktuatif, terutama akibat lonjakan produksi bawang merah. Namun, ia juga menekankan bahwa tren deflasi selama empat bulan berturut-turut, yang diiringi dengan anjloknya PMI Manufaktur ke level 48,9, mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat mulai tergerus.

    Daya beli yang melemah ini diduga dipengaruhi oleh perbaikan pasokan pangan pasca dampak el nino di awal tahun, namun ada sinyal bahwa kemampuan konsumsi masyarakat turut tergerus. Josua menegaskan bahwa situasi ini diperburuk dengan data PMI Manufaktur yang kembali merosot ke fase kontraktif, mencerminkan tanda-tanda pelemahan ekonomi yang jelas.

    S&P Global turut mencatat bahwa kontraksi di sektor manufaktur disebabkan oleh penurunan tajam dalam output dan pesanan baru, memaksa perusahaan untuk terus memangkas tenaga kerja, meskipun dalam skala yang minimal.

    Prediksi menyebutkan bahwa lemahnya industri manufaktur ini kemungkinan akan berlanjut hingga akhir kuartal III-2024.

    Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk Agustus 2024. IHK mengalami penurunan yang lebih buruk dari perkiraan.

    Secara tahunan (year-on-year/yoy), IHK naik 2,12 persen pada Agustus 2024, sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencatatkan 2,13 persen. Namun secara bulanan (month-to-month/mtm), IHK menunjukkan deflasi sebesar 0,03 persen, berbeda dengan ekspektasi pasar yang memprediksi stagnasi.

    Konsensus pasar memperkirakan IHK Agustus 2024 akan tetap stagnan dibandingkan dengan deflasi 0,18 persen pada bulan sebelumnya. IHK tahunan diperkirakan akan naik tipis menjadi 2,15 persen (yoy) dengan proyeksi IHK inti sebesar 1,99 persen (yoy).

    Deflasi yang terus berlanjut selama empat bulan berturut-turut ini adalah fenomena pertama kali sejak 1999, atau dalam kurun 25 tahun terakhir, menandakan adanya tekanan besar pada daya beli masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang kurang stabil. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi