Logo
>

IHSG Ditutup Loyo, Melemah 15 Poin ke Level 7,064

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Ditutup Loyo, Melemah 15 Poin ke Level 7,064

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 15 poin atau turun 0,22 persen ke level 7,064 pada perdagangan di Jakarta, Kamis, 9 Januari 2025.

    Merujuk data perdagangan RTI Bussiness, pada hari ini IHSG bergerak di kisaran 7.062,095 hingga 7.106,458. Adapun volume perdagangan terpantau Rp17,121 miliar saham dengan transaksi mencapai Rp7,7764 triliun, sementara itu frekuensi perdagangan mencapai 1,157,662 kali.

    Sebanyak 236 saham terpantau menguat, 350 saham berada di zona merah, dan 211 saham mengalami stagnan.

    Mayoritas perdagangan selama pekan ini menunjukkan tren kurang memuaskan. Dalam seminggu terakhir, hanya beberapa hari yang mencatatkan penguatan indeks.

    Sementara mengutip Stockbit, FORU sukses bertengger di posisi teratas top gainer dengan 25,00 persen, diikuti SSTM 25,00 persen, BRRC 24,76 persen, RATU 24,74 persen, dan BBHI 13,04 persen.

    Sedangkan saham-saham yang mengalami koreksi paling dalam di antaranya KSIX -24, 96 persen, YOII -22,22 persen, FUTR -20,59 persen, AYLS -18,18 persen, dan SAFE -13,49 persen.

    Di sisi lain, indeks LQ45 turut mengalami pelemahan sebesar 0,05 persen pada penutupan hari ini.

    Dari sektoral, mayoritas sektor terpantau berada di zona merah. Hanya tiga sektor yang mengalami penguatan seperti industrial, properti, dan keuangan.

    Rupiah Dan IHSG Anjlok

    Menteri Keuangan Sri Mulyani blak-blakan soal pelemahan nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2024. Ia menegaskan, tekanan luar biasa yang terjadi di semester pertama menjadi biang kerok kondisi tersebut.

    Sri Mulyani mengajak publik untuk mengingat kembali situasi pada paruh pertama 2024. Menurutnya, saat itu fenomena El Niño yang mulai muncul di akhir 2023 semakin parah, menyebabkan kekeringan dan lonjakan harga pangan global.

    “Di Indonesia sendiri inflasi gara-gara volatile food itu meningkat,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.

    Bendahara negara ini menjelaskan, inflasi pada semester pertama 2024 mencapai 3,1 persen, melebihi asumsi yang ditetapkan. Kondisi inilah yang memberi tekanan besar terhadap rupiah dan pasar saham.

    Lebih lanjut, Sri Mulyani menyebut rupiah terdepresiasi cukup tajam, dari Rp15.416 di akhir Desember 2023 menjadi Rp16.421 pada Juni 2024.

    Hal ini, katanya, dipicu oleh ketidakpastian global, kenaikan harga pangan, dan fluktuasi harga BBM. Saat itu, harga minyak yang tinggi mendorong bank sentral AS (The Fed) untuk menahan laju penurunan suku bunga acuan.

    “Sehingga rupiah alami depresiasi yang cukup tajam,” jelasnya.

    Tak hanya rupiah, IHSG pun tak luput dari tekanan. Kebijakan higher for longer dan arus modal keluar (capital outflow) memperburuk situasi. Dari posisi 7.272,8 pada akhir 2023, IHSG turun menjadi 7.063,6 pada pertengahan 2024.

    Sri Mulyani menambahkan, Surat Berharga Negara (SBN) turut terkena dampak dari ketidakpastian global dan gejolak harga komoditas.

    “SBN kita mengalami posisi yield tertinggi pada semester 1, yaitu pada bulan April dan Juni hingga mencapai 7,2 persen. Padahal, pada bulan Desember 2023 yield dari SBN 10 tahun masih di 6,5 persen,” terangnya.

    Menurutnya, tekanan ini menyebabkan lonjakan yield SBN hampir 700 basis poin, menambah beban di sektor keuangan.

    “Tekanan terhadap rupiah, tekanan terhadap saham, capital outflow juga menekan SBN kita. Jadi kenaikan (SBN) hampir 700 basis point,” ujar Sri Mulyani.

    Dampak lainnya adalah kontraksi penerimaan negara sebesar 6,2 persen di semester pertama 2024, bertolak belakang dengan proyeksi pertumbuhan dalam APBN.

    “Ini tentu tidak terlepas dari situasi geopolitik di semester 1 yang luar biasa. El Niño tadi menyebabkan pergerakan harga pangan, geopolitik menimbulkan ketidakpastian ekonomi dari perekonomian size kedua terbesar, Tiongkok, yang mengalami pelemahan. Harga minyak sempat melonjak karena krisis di Timur Tengah,” ungkapnya.

    Namun, memasuki semester kedua, tekanan mulai berkurang. Kebijakan dari berbagai negara, serta pulihnya harga batu bara, nikel, dan CPO membantu stabilisasi.

    “Penerimaan negara mengalami turnaround. Sehingga pada akhir tahun kita bisa melihat penerimaan negara masih tumbuh positif, yaitu di 2,1 persen,” tambah Sri Mulyani.

    Ia pun menegaskan, APBN tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.

    “APBN harus hadir melindungi masyarakat, melindungi ekonomi. Dalam suasana naik turun, gejolak, dan tekanan, APBN adalah instrumen utama untuk menjaga stabilitas,” tutupnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.