Logo
>

IHSG Ditutup Melemah, Rupiah Menguat 0,89 Persen

Ditulis oleh KabarBursa.com
IHSG Ditutup Melemah, Rupiah Menguat 0,89 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pada penutupan perdagangan, Kamis, 8 Agustus 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 17,01 poin atau 0,24 persen, mencapai level 7.195,1.

    Dalam perdagangan hari ini, terdapat 265 saham yang naik, 295 saham yang turun, dan 226 saham yang stagnan. Tiga saham bahkan mengalami lonjakan hingga mencapai batas Auto Rejection Atas (ARA).

    Nilai total transaksi di bursa hari ini mencapai Rp8,58 triliun, dengan volume perdagangan sebanyak 15,39 miliar saham dan frekuensi transaksi sebanyak 919.979 kali.

    Sebagian besar sektor saham melemah pada penutupan pasar hari ini. Sektor bahan baku mengalami penguatan terbesar sebesar 0,91 persen, sementara sektor energi turun 0,75 persen, sektor infrastruktur turun 0,45 persen, sektor perindustrian turun 0,2 persen, dan sektor transportasi turun 0,15 persen.

    Sebaliknya, sektor properti menguat 1,49 persen, sektor teknologi naik 1,04 persen, dan sektor keuangan meningkat 0,27 persen.

    Di saat IHSG turun, indeks saham Asia sebagian besar mengalami kenaikan. Hang Seng (Hong Kong) naik 0,08 persen, dan Straits Times (Singapura) menguat 0,46 persen.

    Senasib dengan IHSG, Nikkei Jepang turun 0,74 persen dan Shanghai (China) stagnan.

    Tiga saham yang mencapai batas Auto Rejection Atas (ARA) dan memimpin daftar top gainers hari ini adalah PT Esta Indonesia Tbk (NEST) yang melonjak 35 persen menjadi Rp270, PT Asuransi Jiwa Syariah Mitra Abadi Tbk (JMAS) yang meningkat 34,21 persen menjadi Rp102, dan PT Global Sukses Digital Tbk (DOSS) yang naik 34,07 persen menjadi Rp244.

    Selain itu, dua saham lainnya juga masuk dalam daftar top gainers, yaitu PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) yang naik 30,77 persen menjadi Rp68 dan PT Armada Berjaya Trans Tbk (JAYA) yang meningkat 29,79 persen menjadi Rp122.

    Rupiah Menguat 0,89 Persen

    Sementara itu, Rupiah spot ditutup pada level Rp15.894 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan, Kamis, 8 Agustus 2024, menguat 0,89 persen dari hari sebelumnya yang berada di level Rp16.035 per dolar AS.

    Begitu juga dengan mata uang di Asia, mayoritas menguat terhadap dolar AS sore ini.

    Rupiah memimpin penguatan mata uang negara-negara di benua Asia terhadap dolar AS dengan kenaikan 0,89 persen, disusul dolar Taiwan yang menguat 0,82 persen, baht Thailand naik 0,69 persen, yen Jepang naik 0,54 persen, ringgit Malaysia naik 0,52 persen, dan peso Filipina naik 0,35 persen.

    Begitu juga dengan dolar Singapura naik 0,30 persen, yuan China naik 0,22 persen, dolar Hong Kong naik 0,10 persen, dan won Korea naik 0,02 persen terhadap dolar AS.

    Sedangkan, rupee India menjadi satu-satunya mata uang di Asia yang melemah terhadap dolar AS sore ini dengan koreksi 0,01 persen.

    Sementara itu, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 102,97, turun dari sehari sebelumnya yang ada d 103,19.

    Rupiah Diprediksikan Rp15.800 per Dolar AS di Akhir 2024

    Chief Economist PermataBank, Josua Pardede memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan berada di rentang level Rp15,800 hingga Rp16,100 pada akhir tahun 2024.

    “Kuartal I dan juga full year, di mana memang untuk akhir tahun ini rupiah akan berkisar Rp15.800-Rp16.100,” kata Josua dalam acara PIER Economic Review: Mid-Year 2024 yang diikuti secara daring, Kamis, 8 Agustus 2024.

    Josua menuturkan, mengacu pada data penutupan perdagangan pada 7 Agustus 2024, secara umum Dolar Index masih mencatat penguatan secara umum. Hal itu tak terlepas dari persebasaran mata uang dolar Amerika di beberapa negara seperti euro, lalu juga dolar Australia , dolar Selandia Baru, hingga yen Jepang.

    Meski demikian, Josua menilai ada pelemahan jika dilihat dari tahun kalender ataupun year to date (ytd). Sementara nilai rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan hari ini, tercatat berada di bawah Rp16,000 per dolar AS.

    “Saat ini rupiah di penutupan kemarin Rp16.035, dan pembukaan perdagangan hari ini rupiah sudah diperdagangkan di bawah Rp16.000 per dolarnya,” jelasnya.

    Menguatnya rupiah terhadap dolar AS, kata Josua, memberikan pengaruh terhadap pasar yang membentuk ekspetasi penurunan suku bunga The Fed. Apalagi, kata dia, aset-aset yang didominasi rupiah masih menjadi salah satu pilihan investor global.

    “Ini tentunya memberikan optimisme ataupun memberikan sentimen risk on di pasar keuangan negara-negara berkembang, sehingga ada ekspektasi juga bahwa riskier asset termasuk aset-aset didominasi rupiah, ini pun juga menjadi salah satu pilihan dari investor global,” ujarnya.

    Dia menilai The Fed memiliki banyak peluang untuk memangkas suku bunganya. Hingga 7 Agustus 2024 lalu, kata Josua, pelaku pasar berharap The Fed memangkas suku bunga sesuai dengan prediksi market.

    “Saat ini market melihat bahwa ada peluang untuk Fed memangkas suku hubungannya di bulan September itu sekitar 50 basis point, dan di bulan November sekitar 25 basis point, dan di Desember-nya sekitar 25 basis point. Jadi in total tahun ini, di sepanjang sisa tahun ini, market melihat ada ruang sekitar 100 basis point untuk penurunan suku hubungan Fed,” ungkapnya.

    Kendati demikian, Josua mengungkap hal tersebut masih sebatas prediksi. Dia meyakini The Fed akan mempertimbangkan dan melihat dinamika perkembangan ekonomi global seiring dengan pelambatan di Tiongkok dan memanasnya konflik di Timur Tengah.

    “Meskipun tentunya perkembangan ataupun kepastian dari Fed ini tentunya seles lebih mendalam lagi dari di rapat FOMC (Federal Open Market Committee) bulan September, sehingga ini menjadi momentum yang akan ditunggu oleh pelaku pasar global,” jelasnya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi