KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan tipis pada penutupan perdagangan Selasa, 24 September 2024, menuju level 7.778,49. Penguatan indeks ini didorong oleh kenaikan saham-saham seperti UNVR, BREN, dan ASII.
Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan IHSG naik sebesar 2,76 poin atau 0,04 persen, dari posisi pembukaan di 7.775,86 menuju 7.778,49. Sepanjang hari, indeks mencapai level tertinggi di 7.810,54.
Sebanyak 249 saham tercatat menguat, sementara 332 saham turun, dan 215 saham stagnan. Kapitalisasi pasar berada di angka Rp12.980,55 triliun.
Di antara saham berkapitalisasi besar, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) memimpin penguatan dengan kenaikan 2,26 persen menjadi Rp2.260 per saham. Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga naik 2,12 persen ke Rp7.225, sementara PT Astra International Tbk (ASII) tumbuh 0,96 persen ke Rp5.275 per saham.
Namun, beberapa saham mengalami pelemahan, seperti PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang turun 1,43 persen ke Rp8.600, serta PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang melemah 1,37 persen ke Rp10.800 per saham.
Untuk saham top gainers, PT Cipta Perdana Lancar Tbk (PART) memimpin dengan lonjakan 25,20 persen ke Rp154, diikuti PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. (IOTF) yang naik 22,61 persen menjadi Rp141 per saham.
Sementara itu, saham PT Green Power Group Tbk. (LABA) menjadi top losers dengan penurunan 16,67 persen ke Rp500, disusul PT Megapolitan Developments Tbk. (EMDE) yang turun 11,49 persen ke Rp131 per saham.
Dibuka di Zona Merah
IHSG hari ini sebelumnya dibuka di zona merah. Padahal, bursa saham global cenderung bergairah. Pada pembukaan perdagangan sesi I hari ini, IHSG dibuka memelah 0,56 persen ke posisi 7.732,43. Tak lama berselang, IHSG terkoreksi yakni melemah 9,34 persen ke 7.749,48.
Sedangkan nilai transaksi indeks pada awal sesi I mencapai sekitar Rp1,6 triliun dengan volumen transaksi mencapai 1,6 miliar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 96.102 kali.
Kondisi IHSG di awal sesi I berbeda dengan bursa saham global yang bergairah, karena pasar global masih merespon positif langkah bank sentra Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) yang memangkas suku bunga acuan pekan lalu.
Pada awal sesi I, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) masih membebani pergerakan IHSG. Terpantau, saham BREN kembali ambruk dan sudah menyentuh auto reject bawah (ARB). Dengan begitu, selama tiga hari berturut-turut saham BREN terkena ARB.
Pergerakan BREN masih menjadi perhatian utama pasar hari ini, di mana akar masalah dari ambruknya saham energi baru terbarukan (EBT) konglomerasi Prajogo Pangestu tersebut yakni terkait dikeluarkannya BREN dari indeks FTSE.
FTSE Russell mengumumkan bahwa saham BREN akan dihapus dari FTSE Global All Cap Index. Penghapusan ini berlaku efektif mulai 25 September 2024.
Manajemen FTSE mengungkapkan alasan penghapusan tersebut karena saham BREN hanya dikuasai empat pemegang saham utama sebanyak 97 persen dari seluruh saham yang beredar.
Dalam dua hari perdagangan setelah pengumuman FTSE mengeluarkan BREN, sahamnya mengalami ARB secara beruntun dan telah anjlok 35,83 persen ke posisi Rp7.075 per lembar hingga akhir perdagangan kemarin.
Dalam periode tersebut BREN kapitalisasi pasarnya sudah menguap Rp528,45 triliun.
Kapitalisasi saham BREN kini kurang dari Rp1 kuadriliun yang membuatnya harus rela tergeser sebagai saham paling ber-value di bursa, digantikan lagi oleh saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Waspada Koreksi Lebih Lanjut
IHSG diperkirakan akan mengalami konsolidasi dalam rentang 7.700 hingga 7.800 pada perdagangan, Selasa, 24 September 2024. Hal ini didasarkan pada analisis yang dilakukan oleh Phintraco Sekuritas dan MNC Sekuritas, yang mencermati dinamika pasar domestik serta pengaruh data ekonomi global.
Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG akan berada di antara level support 7.700 dan resistance 7.800. Menurut analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, IHSG saat ini menunjukkan penguatan sebesar 0,42 persen ke level 7.775. Volume pembelian yang muncul mengindikasikan bahwa koreksi IHSG telah mencapai target minimalnya.
Meskipun ada potensi penguatan, analis Phintraco menekankan bahwa IHSG masih berada di posisi awal wave [ii] dari wave 3 atau wave 4 dari wave (3), dengan catatan bahwa IHSG belum mampu menembus resistance di 7.910 hingga 7.923.
“Kami memperkirakan IHSG akan bergerak terbatas dalam rentang 7.765 hingga 7.820 sebelum mengalami koreksi lebih lanjut ke area 7.454 hingga 7.562,” ungkap Valdy dalam laporannya, Selasa, 24 September 2024.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.