Logo
>

IHSG Hari ini Diprediksi Terkoreksi, Pasar Masih Mencari Arah

Secara level, area support terdekat berada di 7.079 dan 7.009, sementara area resistance tetap dipantau di 7.240 dan 7.324.

Ditulis oleh Yunila Wati
IHSG Hari ini Diprediksi Terkoreksi, Pasar Masih Mencari Arah
Papan pantau di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,67 persen ke level 7.107 pada perdagangan Rab, 19 Juni 2025, terseret oleh tekanan jual yang cukup merata di sejumlah sektor. 

Pelemahan ini mendorong IHSG kembali turun ke bawah garis rata-rata pergerakan 20 harian (MA20). Kemungkinan ini menandakan tekanan jangka pendek masih cukup terasa di tengah sentimen pasar yang cenderung rapuh.

Dari sisi teknikal, IHSG berada di persimpangan penting. Jika indeks mampu menembus level 7.240, maka ada peluang melanjutkan penguatan menuju 7.263 hingga 7.355, sejalan dengan proyeksi terbentuknya wave (v) dari wave [a]. 

Namun, jika tekanan jual tak juga mereda, IHSG berisiko melanjutkan koreksi ke kisaran 6.721–6.919, sebagaimana disinyalir oleh skenario teknikal alternatif yang mengindikasikan pembentukan gelombang korektif lebih dalam.

Secara level, area support terdekat berada di 7.079 dan 7.009, sementara area resistance tetap dipantau di 7.240 dan 7.324. Pasar tampaknya menunggu konfirmasi arah, baik dari katalis eksternal seperti kondisi global maupun dari pergerakan sektoral dalam negeri.

Saham Pilihan: Saatnya Selektif Cari Peluang

Di tengah koreksi indeks, MNC Sekuritas melihat sejumlah saham tetap menarik dicermati, terutama bagi investor yang memiliki toleransi risiko dan strategi pembelian bertahap.

PT Bank Tabungan Negara (BBTN) terkoreksi 2,08 persen ke Rp1.175, namun teknikal masih menunjukkan ruang untuk pemulihan selama harga tidak turun di bawah Rp1.140. 

Selama support tersebut bertahan, BBTN diperkirakan berada dalam fase konsolidasi wave [b] dari wave 2. Dengan kisaran beli di Rp1.155–1.170, target jangka pendek bisa diarahkan ke Rp1.200 dan Rp1.230.

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), meskipun melemah tipis 0,64 persen ke Rp1.550, masih berada dalam fase teknikal yang menarik. Secara struktur gelombang, saham ini diperkirakan tengah berada dalam bagian akhir dari fase korektif wave [c]. 

Artinya, pelemahan bisa mendekati titik jenuh. Investor bisa memantau area Rp1.480–1.515 sebagai level akumulasi, dengan target penguatan ke Rp1.655 dan Rp1.765, dan batas risiko di bawah Rp1.450.

PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) menjadi salah satu saham yang mencatat koreksi cukup dalam, yakni 3,85 persen ke Rp500. Tekanan jual ini membuat PSAB rentan melanjutkan pelemahan dalam jangka pendek. 

Namun dari sudut pandang teknikal, saham ini kini diperkirakan berada pada fase wave [iv] dari wave 3. Jika support di kisaran Rp420 mampu bertahan, peluang rebound tetap ada, dengan target ke Rp580 dan Rp620. Area Rp436–496 bisa dipantau untuk potensi buy on weakness.

Di sisi lain, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) justru mencatat penguatan 0,36 persen ke Rp2.770. Kenaikan ini didukung oleh volume pembelian yang meningkat, memberikan indikasi awal bahwa tekanan jual mulai mereda. 

Secara teknikal, TLKM berada dalam fase wave b dari wave (a), yang memberi ruang untuk kelanjutan penguatan terbatas ke area Rp2.820 hingga Rp2.880. Level beli ideal berada di Rp2.740–2.770, dengan batas risiko di bawah Rp2.720.

Catatan Akhir: IHSG Belum Menunjukkan Breakout

Pasar saham Indonesia sedang berada dalam fase mencari arah. IHSG belum menunjukkan konfirmasi breakout ataupun breakdown dari pola konsolidasi yang terbentuk dalam beberapa pekan terakhir. 

Sentimen global yang belum sepenuhnya kondusif, ditambah dengan belum adanya katalis kuat dari dalam negeri, membuat pelaku pasar cenderung berhati-hati.

Meski demikian, koreksi bukan berarti tak ada peluang. Bagi investor dengan strategi jangka pendek hingga menengah, saat-saat seperti ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk menyeleksi saham-saham berfundamental solid yang sedang berada dalam fase konsolidasi teknikal. 

Asal tetap disiplin dalam manajemen risiko, pasar yang bergerak fluktuatif justru membuka banyak ruang untuk manuver.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79