Logo
>

IHSG Hari ini Menguat ke 7.113, Ada Saham yang Ditransaksikan Rp1,33 Triliun

Meski indeks menguat, hanya 279 saham menguat, lebih dikit dibanding saham melemah sebesar 332 pada IHSG hari ini.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Hari ini Menguat ke 7.113, Ada Saham yang Ditransaksikan Rp1,33 Triliun
Layar utama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 2 Juni 2025. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 0,63 persen atau naik 44 poin ke level 7.113 pada perdagangan Kamis, 5 Juni 2025.

Mengutip data perdagangan RTI Business, IHSG hari ini bergerak konsisten di rentang 7.083 hingga 7.136. 

Meski indeks menguat, hanya 279 saham menguat, lebih dikit dibanding saham melemah sebesar 332. Sementara itu 197 saham mengalami stagnan. 

Adapun volume perdagangan hari ini mencapai 23,023 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp16.411 triliun.

Mengutip Stockbit, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menjadi saham dengan nilai transaksi terbesar hari ini. Perdagangan saham BRPT ditransaksikan mencapai sebesar Rp1,33 triliun.

Di belakangnya menyusul dua bank besar, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan nilai transaksi Rp939,34 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp854,19 miliar.

Saham dari sektor bahan baku juga mencuri perhatian. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masing-masing mencatat nilai transaksi sebesar Rp784,74 miliar dan Rp673,90 miliar, memberi kontribusi terhadap kenaikan IHSG hari ini.

Berpindah ke sisi volume perdagangan, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berada di puncak teratas dengan transaksi sebesar 2,48 miliar lembar saham.

Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) bertengger di peringkat kedua dengan volume 2,08 miliar saham, diikiti oleh MBMA, BRMS (PT Bumi Resources Minerals Tbk), dan BRPT (PT Barito Pasific Tbk). 

Dari sisi sektoral, sektor barang baku (basic industry) mencatat kinerja paling impresif dengan kenaikan sebesar 1,74 persen, menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi pada perdagangan hari ini.

Selain itu, sektor energi juga mengalami penguatan sebesar 0,50 persen, disusul oleh sektor siklikal (0,68 persen), teknologi (0,29 persen), properti (0,25 persen), dan industri (0,22 persen). Sektor keuangan pun tetap bertahan di zona hijau dengan kenaikan tipis (0,07 persen).

Namun demikian, tidak semua sektor menikmati penguatan yang mendukung kenaikan IHSG hari ini. Sektor kesehatan mencatat penurunan terdalam dengan 1,07 persen, diikuti oleh sektor non-siklikal (0,46 persen), transportasi (0,04 persen), dan infrastruktur (0,07 persen).

Juni Optimistis: IHSG Dibidik Tembus 7.300

Pergerakan IHSG pada Juni 2025 diprediksi positif jika berkaca dari sejarah di bulan keenam ini. 

Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) Reza Priyambada mengatakan pergerakan IHSG sepanjang Juni selama 5 tahun terakhir cenderung lebih positif seiring meredanya aksi jual dari bulan Mei. 

"Di bulan Mei, pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual karena kepanikan yang mereka buat sendiri dengan adanya persepsi sell in may and go away," kata Reza kepada KabarBursa.com dikutip, Rabu, 4 Juni 2025.

Reza menjelaskan, selama 5 tahun terakhir pada bulan Juni, IHSG hanya satu kali mencatatkan kinerja negatif yaitu pada tahun 2022. Ia memprediksi jika indeks kemungkinan bisa menyentuh level 7.300an pada Juni 2025.

"Kalau kita rata-ratakan, pertumbuhan IHSG di bulan Juni tersebut menghasilkan angka 2,27 persen. Sehingga, jika angka ini dikondisikan dengan nilai IHSG di akhir Mei 2025, maka di bulan Juni 2025 diperkirakan IHSG dapat mencapai nilai 7338,71," jelas dia. 

Lebih lanjut ia menyampaikan, terdapat sejumlah sentimen yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG di bulan Juni ini, di antaranya:

- Rencana pembagian dividen dengan masih adanya sejumlah RUPST emiten

- Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap USD

- Efek dari stimulus pemerintah

- Efek dari penurunan suku bunga BI

- Perkembangan dari pemberlakuan tarif Trump

- Kondisi geopolitik yang dapat mempengaruhi harga sejumlah komoditas

- Rapat The Fed di pertengahan Juni

"Lainnya, berupa data-data makroekonomi baik dari dalam negeri maupun luar negeri seperti inflasi, indeks manufaktur PMI," ucapnya. 

Dari segi sektoral, Reza memandang beberapa sektor berpotensi mencatat kinerja positif di bulan Juni, imbas dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Adapun sektor yang dimaksud Reza ialah perbankan, ritel, dan properti. Menurutnya, sektor-sektor ini bisa menjadi pilihan bagi para investor. 

"Di sisi lain, kita juga bisa pantau sektor infrastruktur maupun konsumsi dengan harapan stimulus pemerintah dapat menggerakan ekonomi masyarakat," pungkasnya. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.