Logo
>

IHSG Hari ini Menguat Tipis, ini Sektor Bisa Dicermati

Indeks ditutup naik 24 poin ditopang sektor energi dan teknologi, meski investor asing masih lakukan net sell Rp702 miliar.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
IHSG Hari ini Menguat Tipis, ini Sektor Bisa Dicermati
Layar pantau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di main hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 2 Juni 2025. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini, Rabu, 4 Juni 2025, ditutup menguat 24,22 poin atau setara 0,34 persen ke level 7.069,04. 

Sepanjang sesi, IHSG bergerak dalam rentang 7.052,91 hingga 7.094,45 sebelum akhirnya menetap di zona hijau. Total volume transaksi pasar mencapai 241,63 juta lot dengan nilai transaksi Rp15,08 triliun dan frekuensi perdagangan sebanyak 1,45 juta kali. Di pasar reguler, tercatat volume 232,81 juta lot dengan nilai Rp14,66 triliun.

Investor asing masih melanjutkan aksi jual bersih. Asing membukukan net sell sebesar Rp702 miliar di pasar reguler, dengan nilai beli Rp4,55 triliun dan nilai jual Rp5,25 triliun. Porsi kepemilikan investor asing tercatat sebesar 38,29 persen, sedangkan investor domestik mendominasi dengan porsi 61,71 persen.

Saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dari sektor energi melonjak 25 persen ke harga Rp565 per saham dan memimpin daftar top gainers. Disusul oleh PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dari sektor bahan baku yang menguat 24,86 persen ke level Rp452. 

Saham PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) di sektor non-siklikal juga mencatat kenaikan signifikan sebesar 24,51 persen ke harga Rp635. Kinerja positif turut dicatatkan oleh PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) dari sektor teknologi yang melonjak 19,93 persen ke level Rp25.275 dan PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) dari sektor infrastruktur yang naik 19,09 persen ke level Rp262.

Sebaliknya, saham PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO) dari sektor siklikal turun tajam 14,81 persen ke harga Rp138 dan menjadi top loser hari ini. Penurunan serupa dialami oleh PT Tera Data Indonusa Tbk (AXIO) di sektor teknologi yang melemah 14,71 persen ke level Rp145, serta PT Kirana Megatara Tbk (KMTR) dari sektor bahan baku yang turun ke level Rp290 atau terkoreksi 14,71 persen. 

Saham PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) dari sektor non-siklikal juga melemah 14,66 persen ke harga Rp198, sementara PT Star Pacific Tbk (LPLI) dari sektor properti turun 14,39 persen ke level Rp238.

Dari sisi sektoral, sektor barang baku memimpin penguatan dengan kenaikan 4,60 persen, disusul transportasi yang naik 1,53 persen dan kesehatan yang menguat 1,49 persen. 

Sektor teknologi naik 1,14 persen, sektor siklikal menguat 1,28 persen, dan sektor infrastruktur tercatat naik 0,65 persen. Sektor keuangan dan sektor industri justru melemah, masing-masing turun 0,75 persen dan 0,65 persen.

Kinerja positif hari ini menunjukkan adanya sentimen beli selektif, terutama di sektor energi dan teknologi yang menjadi penopang utama penguatan IHSG hari ini. Namun tekanan jual dari investor asing dan pelemahan sektor keuangan masih menjadi catatan bagi pergerakan indeks dalam waktu dekat.

Potensi Kenaikan IHSG pada Juni 2025

Diberitakan sebelumnya, berdasarkan analisis teknikal oleh Analis Kabarbursa.com, IHSG menunjukkan sinyal pelemahan teknikal setelah gagal menembus area resistance di kisaran 7.200. 

Dalam grafik tersebut, terlihat bahwa IHSG saat ini berada di level 7.062,53 dengan kemungkinan menguji dua area permintaan (demand area) di 7.059–6.951 dan 6.951–6.873. 

Jika tekanan jual terus berlanjut, potensi penurunan lanjutan ke kisaran 6.563 bahkan mendekati 6.000 tetap terbuka. Penyebabnya diprediksi karena menjelang hari besar Idul Adha dan mencuatnya isu wabah Covid-19 kembali.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata masih optimis IHSG tidak akan terjun bebas pada Juni 2025 ini. 

"Terlalu mudah untuk bilang IHSG mau balik ke 6.000 lagi," kata Liza kepada Kabarbursa.com,  Selasa, 3 Juni 2025.

Ia menjelaskan IHSG diiproyeksikan akan bergerak sideways cenderung menguat sepanjang Juni 2025, dengan kisaran pergerakan di level 7.000 hingga 7.300. Potensi penembusan resistance 7.300 dinilai terbuka jika didukung oleh aliran dana asing, stimulus domestik, dan stabilitas nilai tukar rupiah.

Sementara itu, Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus menegaskan para pelaku pasar diperkirakan akan tetap berhati-hati dalam membuat keputusan mengingat perdagangan dalam sepekan kedepan yang akan berlangsung hanya dalam 4 hari perdagangan 02 hingga 05 Juni karena ada libur Hari Raya Iduladha.

"Para pelaku pasar juga menanti serangkaian data ekonomi terutama Non-Farm Payrolls sebagai salah satu indikator utama untuk The Fed membuat kebijakan selanjutnya. Kami memprediksi bahwa IHSG akan bergerak bervariasi cenderung menguat dalam rentang support 7140 dan resistance 7320," prediksi Indri yang diterima KabarBursa.com pada Senin, 2 Juni 2025.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".