Logo
>

IHSG Lagi Turun, Bagaimana Investor Harus Bersikap?

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Lagi Turun, Bagaimana Investor Harus Bersikap?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan tengah mengalami penurunan drastis. Kondisi ini dinilai membuat kekhawatiran bagi para investor.

    Pengamat Pasar Modal, Desmond Wira menyarankan agar para investor tidak perlu panik dengan penurunan IHSG saat ini. Menurutnya,  banyak investor  cemas dan terburu-buru menjual saham ketika pasar turun tajam.

    "Namun, ini sering kali bukan keputusan yang bijak, terutama jika perusahaan yang dimiliki memiliki fundamental yang kuat," ujar dia kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Kamis, 13 Februari 2025.

    Dalam kondisi ini, para investor dituntut untuk  tetap tenang dan mengevaluasi apakah penurunan tersebut bersifat sementara atau berkaitan dengan isu jangka panjang.

    Lalu kemudian, investor juga perlu mengevaluasi kembali portofolio mereka. Desmond menganjurkan para investor untuk meninjau  kembali kondisi fundamental dari saham-saham yang telah dimiliki.

    "Jika ada saham yang masih memiliki prospek jangka panjang yang baik, mungkin ini adalah waktu untuk tetap menyimpan atau membeli lebih banyak. Sebaliknya jika ada saham yang fundamentalnya memburuk, bisa dilepas," jelasnya.

    Selain itu, Desmond menyarankan para investor fokus kepada investasi jangka panjang. Dia menuturkan investor tidak perlu terlalu fokus pada fluktuasi harian atau mingguan.

    Lebih lanjut, Desmon juga menjelaskan terkait strategi pengelolaan risiko yang efektif selama periode volatilitas ini. Dia mengakui jika selama pasar saham turun tajam, pengelolaan risiko menjadi sangat penting untuk melindungi portofolio dan meminimalkan kerugian.

    "Yang pertama selalu pakai uang dingin untuk investasi. Hindari menggunakan utang atau dana marjin karena market sedang sangat volatil," terang dia.

    Yang kedua adalah diversifikasi risiko. Langkah ini, kata Desmond, bisa dengan melakukan diversifikasi pada kelas aset berbeda seperti saham, obligasi, komoditas, real estat.

    Kemudian yang terakhir, dia menganjurkan investor melakukan DCA (Dolar Cost Averaging) jika membeli saham dan membelinya secara bertahap dalam periode tertentu.

    "Melakukan DCA ini juga merupakan salah satu cara mengurangi risiko, sehingga tidak terjebak di harga terlalu tinggi. Walaupun juga tidak mendapatkan harga terlalu rendah," pungkasnya.

    Sentimen Ketidakpastian Global

    Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) angkat bicara mengenai pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir.

    Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik melihat kondisi pasar saham Indonesia saat ini disebabkan oleh sentimen yang datang dari ketidakpastian.

    "Kondisi pasar kita saat ini memang dipengaruhi ketidakpastian global," ujar dia saat dihubungi Kabarbursa.com di Jakarta, Rabu, 12 Februari 2025.

    Di tengah kondisi ini, Jeffrey menyarankan agar para investor berhati-hati dalam mengambil keputusan. Hal ini bertujuan untuk menghindari berbagai risiko yang ada.

    "Mengambil keputusan secara rasional dan disesuaikan dengan profil risiko masing masing investor," tutur Jeffrey.

    Beberapa waktu lalu, Jeffrey juga membeberkan faktor utama yang menyebabkan kondisi ketidakpastian global adalah kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat terhadap China, hingga dinamika ekonomi ke negara Meksiko dan Kanada.

    “Kebijakan yang telah diumumkan namun kemudian ditunda menciptakan ketidakpastian yang semakin besar bagi pasar global,” ujar Jeffrey di Jakarta, Kamis, 6 Februari 2025.

    Jeffrey bilang, dampak dari kondisi tersebut tidak hanya terasa di negara-negara besar, tetapi juga mempengaruhi stabilitas ekonomi di Indonesia. Menurutnya, ketidakpastian di pasar global ikut memberi efek terhadap tukar mata uang, kebijakan perdagangan, dan rantai pasok global.

    “Perubahan konstelasi ekonomi ini memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis di Indonesia,” katanya.

    Dengan adanya ketidakpastian ini, Jeffrey mengimbau agar para investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, terutama dalam menghadapi kemungkinan fluktuasi yang lebih besar di pasar keuangan domestik.

    Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh investor adalah mengantisipasi dampak dari ketidakpastian global. Meskipun sulit untuk memperkirakan bagaimana kondisi ini akan berkembang, menurut Jeffrey, investor berpengalaman dapat belajar dari periode ketidakpastian sebelumnya.

    “Analisis terhadap kebijakan pemerintah, reaksi negara lain, serta tren historis dapat menjadi panduan dalam mengambil keputusan investasi yang lebih matang,” jelasnya.

    Guna mengatasi sejumlah hal tersebut, BEI bakal meluncurkan sejumlah instrumen keuangan baru, yakni short selling dan intraday short selling.

    Jeffrey mengatakan, tujuan peluncuran instrumen ini adalah untuk membantu para investor di tengah kondisi pasar yang penuh ketidakpastian.

    “Produk ini diharapkan dapat memberikan lebih banyak opsi strategi bagi investor, terutama saat pasar mengalami fluktuasi tinggi dalam waktu singkat,” ujarnya.

    Jeffrey menuturkan, proses finalisasi izin bagi anggota bursa yang akan menyediakan layanan short selling masih berlangsung. Dia menjelaskan BEI menargetkan instrumen ini akan diluncurkan dalam waktu dekat, yakni  sekitar Maret atau awal kuartal kedua tahun ini.

    “Dengan adanya strategi baru ini, investor diharapkan dapat lebih optimal dalam mengelola portofolio mereka di tengah kondisi pasar yang dinamis dan penuh tantangan,” jelasnya.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.