KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan ini dengan nada positif. Hingga penutupan sesi pertama perdagangan Senin, 21 Juli 2025, IHSG berhasil naik 63 poin atau 0,87 persen ke posisi 7.375.
Pergerakan ini memperpanjang tren hijau dalam beberapa hari terakhir, menandakan bahwa sentimen pasar domestik masih cukup kondusif.
Data perdagangan menunjukkan adanya aktivitas yang solid di pasar. Volume transaksi mencapai hampir 192 juta lot, dengan nilai perdagangan menembus Rp9,25 triliun. Ini menjadi cerminan bahwa pelaku pasar masih aktif melakukan akumulasi di tengah sejumlah sentimen eksternal.
Dari sektor-sektor yang menopang pergerakan indeks, infrastruktur dan teknologi mencatat kenaikan paling tajam. Keduanya masing-masing naik 4,66 persen dan 4,51 persen, menjadikan sektor-sektor ini motor utama penguatan IHSG.
Sebaliknya, sektor keuangan menjadi satu-satunya yang mengalami tekanan, meski koreksi yang terjadi hanya tipis di kisaran 0,18 persen.
Di papan perdagangan, saham-saham seperti BUVA, BWPT, MINA, RELI, CDIA, COIN, dan NRCA mencatat kenaikan tertinggi. Sementara itu, saham-saham yang paling banyak diperdagangkan antara lain WIFI, CUAN, COIN, PAMG, TOBA, DEWA, dan SSIA.
Banyak di antaranya merupakan saham-saham berkapitalisasi kecil hingga menengah yang memang tengah naik daun karena faktor sektoral dan sentimen teknikal.
Dari kawasan Asia, pergerakan bursa cenderung bervariasi. Investor masih mencermati kebijakan moneter terbaru dari China, setelah Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pinjaman utama (LPR) 1 tahun di level 3,0 persen dan LPR 5 tahun di 3,5 persen.
Keputusan ini menandakan bahwa otoritas moneter China masih berhati-hati di tengah lemahnya konsumsi domestik dan pertumbuhan ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
Indeks China Sumringah, Hang Seng Bergerak Positif
Sejumlah indeks utama di kawasan China mencatatkan penguatan tipis. Shanghai Composite naik 0,44 persen, Shenzhen Component bertambah 0,29 persen, dan CSI300 menguat 0,24 persen.
Hang Seng di Hong Kong juga bergerak positif, naik 0,28 persen, sementara Kospi Korea Selatan naik 0,62 persen. Di sisi lain, pasar saham Taiwan dan Australia justru terkoreksi. Taiex Taiwan turun 0,32 persen, dan ASX200 Australia melemah cukup tajam sebesar 1,18 persen.
Pasar mata uang Asia pun bergerak beragam. Rupiah melemah 0,22 persen terhadap dolar AS ke level Rp16.333 per dolar. Sebaliknya, yen Jepang menguat tipis ke 148,44 per dolar, dan dolar Singapura juga mencatat penguatan ringan.
Sebagian besar mata uang lainnya bergerak dalam rentang sempit, mencerminkan sikap tunggu investor terhadap perkembangan lebih lanjut dari kebijakan dagang dan suku bunga global.
Dari Washington, sentimen pasar sedikit terganggu setelah pernyataan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, yang menyebut 1 Agustus sebagai batas waktu bagi negara-negara untuk mulai menyesuaikan diri dengan kebijakan tarif baru.
Meski masih membuka ruang dialog, nada keras dari pemerintah AS cukup untuk menahan optimisme pelaku pasar, terutama di kawasan Asia yang sangat sensitif terhadap isu perdagangan global.
Di tengah kombinasi sentimen ini, pergerakan IHSG yang tetap positif patut diapresiasi. Daya tahan pasar domestik menunjukkan bahwa investor lokal masih percaya diri, terutama terhadap sektor-sektor yang berbasis transformasi digital dan pembangunan infrastruktur.
Ke depan, arah pergerakan indeks akan sangat ditentukan oleh dinamika eksternal, khususnya dari China dan Amerika Serikat, serta bagaimana pasar menafsirkan arah kebijakan fiskal dan moneter global.(*)