KABARBURSA.COM - Rupiah spot membuka perdagangan pekan ini dengan melemah. Senin, 22 Juli 2024 pukul 09.07 WIB, nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di level Rp 16.235, menunjukkan penurunan sebesar 0,27 persen dibandingkan dengan penutupan pekan sebelumnya di Rp16.191 per dolar AS.
Di kawasan Asia, rupiah memimpin pelemahan mayoritas mata uang terhadap dolar AS. Selain rupiah, mata uang Taiwan melemah 0,25 persen, diikuti oleh peso Filipina yang turun 0,22 persen, yen Jepang yang mengalami penurunan 0,06 persen, yuan China yang melemah 0,04 persen, baht Thailand yang juga mengalami penurunan 0,04 persen, dan dolar Singapura yang terkoreksi sebesar 0,007 persen terhadap dolar AS.
Namun, beberapa mata uang Asia lainnya justru menguat terhadap dolar AS pagi ini. Won Korea menguat 0,11 persen, ringgit Malaysia naik 0,03 persen, dan dolar Hong Kong mengalami kenaikan 0,01 persen terhadap dolar AS.
Indeks dolar, yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, saat ini berada di level 104,35. Angka ini menunjukkan penurunan dari posisi akhir pekan sebelumnya yang mencapai 104,39.
IHSG Menghijau
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan awal pada Senin, 22 Juli 2024 di zona hijau dan menguat 21,75 poin atau 0,30 persen ke posisi 7.316,25.
Sementara itu, kelompok 45 saham unggu (LQ45) naik 4,43 poin atau 0,48 persen ke posisi 923,96.
Mirae Sekuritas mencatat IHSG tutur 0,4 persen di akhir pekan lalu, ditutup di level 7294,5, dan melemah 0,5 persen selama sepekan.
Di saat yang sama, laju rupiah pada pekan lalu ditutup pada level Rp16,190 per dolar AS, setelah sempat menguat pada hari Rabu menjadi Rp16,100 per dolar AS. Selama sepekan, Rupiah melemah 0,3 persen.
“Kami memandang pelemahan selama sepekan ini sebagai koreksi sementara, mengingat baik IHSG maupun rupiah mengalami penguatan signifikan sepanjang Juli," jelas Mirae Sekuritas dalam risetnya.
Selama Juli 2024, IHSG dan rupiah masing-masing melemah sebesar 3,3 persen dan 1,1 persen.
Sejak penutupan terendah tahun ini pada 19 Juni 2024 di level 6.726,9, IHSG menguat 8,4 persen. Penguatan tersebut didorong oleh saham-saham yang memiliki fundamental kuat, khususnya saham-saham unggulan sektor perbankan seperti BRI, Bank Mandiri, dan BCA yang menguat masing-masing sebesar 19,5 persen, 13,5 persen, dan 11,9 persen hingga penutupan pekan lalu.
“Posisi IHSG saat ini hanya terpaut 1,9 persen dari posisi tertinggi 7.433,3 yang dicapai pada 14 Maret 2024. Namun, tantangan ke depan masih besar untuk merebut kembali posisi rekor tersebut, mengingat perekonomian yang melambat dan tingginya suku bunga," tegas Mirae.
Tujuh Saham Berpotensi Cuan
Phintraco Sekuritas memproyeksikan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin, 22 Juli 2024, akan mengalami fluktuasi.
Mereka memperkirakan bahwa IHSG hari ini akan bergerak dalam rentang tertentu, dengan resistance berada di 7.330, pivot di 7.275, dan support di 7.200.
Salah satu dari tujuh saham yang direkomendasikan untuk potensi cuan adalah ADMR.
Phintraco Sekuritas menjelaskan bahwa pelemahan indeks global, terutama di AS dan Eropa pada Jumat, 19 Juli 2024, dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk dampak dari gangguan IT blackout yang mempengaruhi berbagai sektor bisnis dan pelayanan umum.
Mereka juga mencatat bahwa pelemahan indeks utama di Wall Street masih terkait dengan pergeseran investor ke saham-saham berkapitalisasi kecil, yang diyakini mendapat manfaat signifikan dari kebijakan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (the Fed).
Menyikapi arah pergerakan global, Phintraco Sekuritas memperkirakan bahwa IHSG akan kembali mengalami fluktuasi dalam kisaran antara 7.250 hingga 7.330 pada hari ini.
Mereka juga memproyeksikan bahwa IHSG dalam satu minggu ke depan akan tetap bergerak dalam tren bullish, dengan potensi untuk menguji resistance baru di kisaran 7.350 hingga 7.380.
Dari dalam negeri, Phintraco Sekuritas menyoroti harapan pasar terhadap data investasi riil yang akan dirilis oleh BKPM. Mereka percaya bahwa data ini akan mempengaruhi pandangan pasar terhadap prospek ekonomi, terutama menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada Oktober 2024 mendatang.
Mereka merekomendasikan potensi cuan ada di tujuh saham, yaitu ADMR, AKRA, AVIA, BRIS, INDF, SIDO, dan INCO, dengan harapan bahwa saham-saham ini akan memberikan keuntungan yang menjanjikan bagi para investor.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.