Logo
>

IHSG Mengincar 7.812: Apa yang Harus Diperhatikan Investor?

Ditulis oleh Syahrianto
IHSG Mengincar 7.812: Apa yang Harus Diperhatikan Investor?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami penguatan sebesar 0,18 persen, menuju level 7.812 pada Selasa, 17 September 2024.

    Penguatan ini didukung oleh volume pembelian yang cukup signifikan, meskipun masih tertahan oleh area resistensi di 7.824, yang merupakan zona fibo cluster penting.

    "Jika IHSG mampu menembus level ini, target kenaikan selanjutnya diperkirakan akan mencapai 7.858, yang juga menjadi resistensi utama hari ini," tulis riset harian MNC Sekuritas, 17 September 2024..

    Namun, analis MNC Sekuritas memperingatkan bahwa IHSG sudah berada di akhir dari wave (v) pada wave [i] atau akhir wave 3 dalam skenario label merah. Hal ini menandakan ruang penguatan IHSG mungkin akan terbatas.

    Jika IHSG tidak mampu mempertahankan penguatan dan terjadi koreksi di bawah 7.736, indeks berpotensi melemah lebih lanjut ke area 7.618 hingga 7.654.

    Secara teknikal, IHSG saat ini berada dalam tren rebound dengan terciptanya level Higher High (HH), meskipun volume perdagangan masih rendah, menurut analisis Muhammad Wafi dari RHB Sekuritas Indonesia. Selama IHSG bertahan di atas support garis MA5, peluang rebound tetap terbuka dengan potensi pembentukan level HH baru. Namun, jika IHSG mengalami breakdown di bawah MA5, koreksi lanjutan bisa terjadi hingga menguji support MA20.

    "Dalam proyeksi ini, pelaku pasar diharapkan waspada terhadap potensi koreksi jangka pendek, terutama jika IHSG gagal menembus resistensi utama dan bergerak di bawah support kritis," kata Wafi.

    Pilarmas Investindo Sekuritas memprediksi IHSG akan menguat secara terbatas, bergerak dalam kisaran support-resistensi 7.725–7.833.

    Meskipun pekan ini singkat, dinamika pasar tetap tinggi. Fokus pelaku pasar tertuju pada pertemuan The Fed yang dijadwalkan pada 18 September 2024, dengan peluang pemotongan suku bunga hampir pasti terjadi.

    "Jika Jerome Powell mengecewakan pasar, pasar bisa anjlok pada hari yang sama," tulis Pilarmas. Mereka menyebutkan dua skenario yang bisa menekan pasar: pertama, jika The Fed tidak memangkas suku bunga, dan kedua, jika pemotongan suku bunga di bawah 25 basis poin (bps). Berdasarkan data ekonomi, Pilarmas yakin The Fed akan memangkas 25 bps.

    "Sell on news kemungkinan terjadi karena pasar sudah memperhitungkan ekspektasi pemangkasan," tambah Pilarmas.

    Pasar diperkirakan akan kembali menguat jika Bank Indonesia juga memangkas suku bunga 25 bps pada hari yang sama. Hal ini akan menjadi katalis positif untuk sektor keuangan, properti, otomotif, barang konsumsi, dan teknologi, mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia yang masih tertekan.

    Imam Gunadi, analis PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), menambahkan bahwa investor mengantisipasi penurunan suku bunga The Fed, sementara Bank Indonesia diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga di 6,25 persen. Berdasarkan konsensus, The Fed diprediksi memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen pada pertemuan 18 September.

    "Dalam pidato sebelumnya di Simposium Ekonomi Jackson Hole, Jerome Powell sudah memberi sinyal kuat terkait potensi penurunan suku bunga," tulis Imam.

    Sementara pada pekan lalu, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 13 September 2024 sore, ditutup menguat dipimpin oleh saham- saham sektor teknologi.

    IHSG ditutup menguat 13,97 poin atau 0,18 persen ke posisi 7.812,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,87 poin atau 0,09 persen ke posisi 959,35.

    “Pelaku pasar melihat peluang penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, naik menjadi 87 persen pascarilis data PPI dari 50 persen beberapa hari yang lalu. Pemangkasan suku bunga oleh The Fed akan menjadi yang pertama dalam lebih dari empat tahun, karena The Fed selama ini lebih fokus pada perang melawan inflasi," sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya.

    IHSG Berpotensi Kuat di Tengah Volatilitas

    Dengan demikian, IHSG menunjukkan potensi penguatan sebesar 0,18 persen ke level 7.812 pada 17 September 2024, meski masih dibatasi oleh resistensi di 7.824. Jika level ini dapat ditembus, IHSG diprediksi akan melanjutkan kenaikan menuju 7.858. Namun, analis memperingatkan bahwa IHSG mungkin berada di akhir fase penguatan, yang menandakan ruang kenaikan semakin terbatas.

    Koreksi dapat terjadi jika IHSG gagal bertahan di atas 7.736, dengan potensi penurunan menuju area 7.618–7.654. Secara teknikal, tren IHSG tetap positif selama berada di atas support MA5, tetapi potensi koreksi lebih lanjut bisa terjadi jika IHSG melewati support ini.

    Fokus pasar juga tertuju pada pertemuan The Fed pada 18 September, di mana ekspektasi pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) telah diperhitungkan oleh pasar. Risiko "sell on news" mungkin terjadi jika pemotongan suku bunga tidak sesuai harapan. Selain itu, keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga akan menjadi faktor penting dalam menentukan arah pasar, dengan sektor keuangan dan konsumsi yang berpotensi diuntungkan dari penurunan suku bunga.

    Secara keseluruhan, IHSG berpotensi mengalami penguatan terbatas di tengah volatilitas pasar yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter global. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.