KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,49 persen atau naik 34 poin ke level 7.141 pada akhir perdagangan Senin, 19 Mei 2025.
Sepanjang hari, indeks bergerak fluktuatif namun cenderung menguat di rentang 7.085 hingga 7.160, menurut data RTI Business.
Katalis positif datang dari pergerakan 409 saham yang berhasil menembus zona hijau, berbanding dengan 225 saham yang terkoreksi dan 173 lainnya stagnan. Nilai transaksi di bursa hari ini cukup ramai, mencapai Rp14,8 triliun, dengan volume perdagangan sebanyak 25,5 miliar lembar saham.
Saham-saham perbankan besar menjadi penopang utama pergerakan IHSG. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memimpin dalam daftar top movers kategori top value, masing-masing dengan nilai transaksi setara Rp1,053 triliun.
Di bawah keduanya, saham sektor energi seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) juga mencatatkan transaksi besar sebesar Rp802,3 miliar, diikuti BBRI dan ANTM dengan nilai transaksi masing-masing Rp617,7 miliar dan Rp567,6 miliar.
Dari sisi sektoral, penguatan terbesar dicatatkan sektor transportasi yang melonjak 3,09 persen, disusul sektor industri bahan baku naik 1,99 persen, serta energi sebesar 1,97 persen.
Di sisi lain, sektor teknologi mengalami koreksi 1,06 persen, sementara sektor keuangan justru turut menguat 0,40 persen.
IHSG Sepekan Terkerek 4 Persen, Aktivitas Perdagangan Naik Tajam
Dalam laporan mingguan Bursa Efek Indonesia (BEI), periode perdagangan 14–16 Mei 2025 menunjukkan tren positif. Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahma, menyebutkan bahwa kenaikan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian yang tumbuh 24,52 persen menjadi Rp16,59 triliun dibanding pekan sebelumnya Rp13,32 triliun.
Volume transaksi harian juga melonjak signifikan, dari 24,52 miliar menjadi 30,02 miliar lembar saham, naik 22,46 persen dalam seminggu. Frekuensi transaksi harian turut naik 9,98 persen menjadi 1,42 juta kali dari pekan sebelumnya 1,29 juta kali.
Selain itu, kapitalisasi pasar mencatatkan peningkatan sebesar 3,82 persen menjadi Rp12.318 triliun. IHSG selama sepekan juga mengalami kenaikan 4,01 persen dan ditutup di level 7.106 dari posisi pekan lalu di 6.832.
Investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih pada Jumat, 16 Mei 2025, senilai Rp528,29 miliar. Namun secara kumulatif sepanjang 2025, asing masih tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp48,80 triliun.
Proyeksi Kuartal II: IHSG Berpotensi Bertahan di Jalur Positif
Melihat kondisi pasar saat ini, Kiwoom Sekuritas memproyeksikan IHSG memiliki potensi menguat di kuartal II 2025. VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menyampaikan skenario optimis indeks akan bergerak di kisaran 6.950–7.050, sementara skenario moderat berada pada rentang 6.700–6.800.
Menurut Audi, terdapat beberapa sentimen positif yang bisa menjadi bahan bakar penguatan pasar. Di antaranya adalah penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mendukung sektor konsumsi, ritel, hingga properti karena menurunkan biaya impor.
Selain itu, Bank Indonesia yang diprediksi akan memangkas suku bunga acuan juga memberi angin segar, terutama bagi sektor properti dan perbankan. Penurunan suku bunga dinilai bisa menurunkan biaya dana (cost of fund) dan mendongkrak permintaan kredit.
Audi juga menyoroti kinerja keuangan kuartal I 2025 yang cukup menggembirakan, terutama pada emiten-emiten besar yang mencatatkan pertumbuhan solid. Emiten perbankan dan sektor bahan baku menjadi andalan karena dianggap paling resilien di tengah kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih.
Adapun beberapa saham unggulan yang direkomendasikan Kiwoom Sekuritas untuk kuartal II 2025 antara lain:
- BBCA: rekomendasi beli dengan target harga Rp9.250
- BMRI: rekomendasi beli dengan target harga Rp5.450
- TLKM: rekomendasi beli dengan target harga Rp2.830
- PGAS: rekomendasi beli untuk trading, target Rp1.820
- BRIS: rekomendasi beli dengan target harga Rp3.190
Dengan proyeksi yang cukup optimistis dan aktivitas pasar yang mulai menggeliat, investor disarankan untuk mulai mencermati pergerakan sektor-sektor unggulan sembari menanti arah kebijakan moneter dan perkembangan global ke depan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.