Logo
>

IHSG Naik Satu Persen, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Ditulis oleh KabarBursa.com
IHSG Naik Satu Persen, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menorehkan rekor tertinggi sepanjang masa (All Time High/ATH).

    IHSG ditutup menguat 1,08 persen di level 7.436, yang menjadi harga penutupan tertinggi dalam sejarah.

    Pada sesi kedua perdagangan hari ini, IHSG bergerak dalam rentang 7.372–7.445, level intraday tertinggi yang pernah dicapai.

    Total transaksi hari ini mencapai Rp10,95 triliun, dengan volume perdagangan sebanyak 17,59 miliar saham. Frekuensi transaksi tercatat mencapai 1,1 juta kali.

    Sementara itu, kurs Rupiah juga menguat 1 persen ke level Rp15.675 per USDpada pukul 16.10 WIB.

    Sebanyak 333 saham mengalami kenaikan, 241 saham melemah, dan 220 saham stagnan.

    Saham-saham di sektor konsumen non-primer, infrastruktur, dan barang baku menjadi pendorong utama kenaikan IHSG, masing-masing menguat 3,42 persen, 1,50 persen, dan 1,27 persen. Saham sektor keuangan juga ikut naik 0,80 persen. Saham teknologi berhasil menguat 0,74 persen.

    Beberapa saham konsumen non-primer yang menjadi motor penguatan IHSG antara lain PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) yang melesat 25 persen, PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) yang naik 17,7 persen, dan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) yang menguat 4,22 persen.

    Senada, saham infrastruktur turut mendorong IHSG. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) melesat 18,8 persen, PT ICTSI Jasa Prima Tbk (KARW) naik 9,94 persen, dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menguat 4,76 persen.

    Sementara itu, indeks LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan ikut menguat 1,11 persen ke posisi 922,6, tetap bertahan di zona hijau.

    Saham-saham unggulan LQ45 yang bergerak positif antara lain PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang melesat 7,14 perse, PT Indosat Tbk (ISAT) yang menguat 5,01 persen, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang terbang 3,71 persen, dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang melonjak 3,21 persen.

    Di Asia, bursa bergerak bervariasi. Indeks Kospi melejit 0,88 persen, indeks Strait Times Singapore menguat 0,84 persen, dan indeks Nikkei 225 naik 0,58 persen. Namun, indeks Shanghai terpuruk 0,61 persen, dan Hang Seng Hong Kong melemah 0,35 persen.

    IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) pada bulan Agustus 2024 menunjukkan pergerakan yang cukup dinamis di tengah ketidakpastian ekonomi global dan lokal. Setelah menghadapi tekanan di bulan sebelumnya, IHSG menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang cukup signifikan.

    Selama bulan Agustus, IHSG mengalami fluktuasi yang mencerminkan sentimen pasar yang campur aduk. Beberapa faktor utama mempengaruhi pergerakan indeks, termasuk data ekonomi domestik, perkembangan politik, serta sentimen global terhadap pasar saham.

    Pada awal bulan, IHSG mengalami kenaikan moderat, didorong oleh sentimen positif dari laporan keuangan beberapa perusahaan besar yang menunjukkan kinerja yang lebih baik dari perkiraan. Namun, menjelang pertengahan bulan, pasar mulai menghadapi tekanan akibat kekhawatiran tentang kemungkinan pengetatan kebijakan moneter global dan ketidakpastian dalam sektor politik domestik.

    Memasuki akhir bulan, IHSG berhasil menunjukkan pemulihan, seiring dengan pengumuman kebijakan-kebijakan baru yang dinilai akan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. Investor menunjukkan respons positif terhadap langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi dan mengatasi beberapa masalah struktural yang ada di pasar.

    Secara keseluruhan, meskipun IHSG mengalami volatilitas selama bulan Agustus, pergerakan positif di akhir bulan memberikan harapan bahwa pasar saham Indonesia masih memiliki potensi untuk tumbuh, dengan catatan bahwa investor harus tetap waspada terhadap berbagai faktor risiko yang mungkin mempengaruhi kinerja pasar di masa depan.

    Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menutup perdagangan hari Rabu (14/8/2024) dengan kabar baik. Rupiah menguat di tengah euforia pasar yang merespons positif rilis data inflasi produsen (PPI) yang menurun dan menantikan data inflasi konsumen (CPI) AS yang akan diumumkan malam ini.

    Menurut Refinitiv, rupiah ditutup pada level Rp15.675 per dolar AS, mengalami penguatan sebesar 0,98 persen dibandingkan penutupan sebelumnya 13 Agustus 2024. Ini adalah level terkuat rupiah dalam hampir lima bulan terakhir, sejak 21 Maret 2024.

    Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) tercatat menguat tipis sebesar 0,02 persen ke level 102,584. Kenaikan ini berlawanan dengan penurunan tajam sebesar 0,56 persen yang terjadi pada penutupan sebelumnya.

    Penguatan rupiah ini didorong oleh data PPI yang meningkatkan kepercayaan investor, menjelang rilis CPI hari ini. Data PPI menunjukkan kenaikan bulanan sebesar 0,1 persen pada Juli, setelah kenaikan 0,2 persen pada Juni. Secara tahunan, PPI mencatat kenaikan 2,2 persen, turun dari 2,7 persen pada bulan sebelumnya, menandakan penurunan tekanan inflasi.

    Penurunan terbesar terlihat pada sektor jasa, yang mencatat penurunan harga sebesar 0,2 persen, terutama pada margin perdagangan yang turun 1,3 persen, penurunan terbesar sejak Februari 2015.

    David Russell dari TradeStation menyebutkan bahwa para investor yang mengharapkan penurunan harga saham mungkin akan merasa kecewa karena penurunan yang diantisipasi tidak terjadi secara signifikan.

    Pada malam ini, CPI diperkirakan akan menunjukkan kenaikan bulanan sebesar 0,2 persen, berbalik dari penurunan 0,1 persen di bulan sebelumnya, dengan inflasi tahunan diproyeksikan turun dari 3 persen menjadi 2,9 persen. Inflasi inti diperkirakan sedikit menurun dari 3,3 persen menjadi 3,2 persen secara tahunan.

    Kedua data ini akan menjadi faktor penting bagi The Fed dalam merumuskan kebijakan moneternya pada September 2024. Pasar memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 hingga 50 basis poin (bps) pada pertemuan bulan tersebut, diikuti penurunan serupa pada pertemuan November dan Desember.

    Berdasarkan perangkat CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada September menjadi 4,75 persen - 5,00 persen mencapai 52,5 persen. Pada akhir tahun, suku bunga The Fed diperkirakan berada di kisaran 4,25 persen - 4,50 persen.

    Untuk diketahui, The Fed telah mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 5,25 persen - 5,50 persen selama setahun terakhir, setelah menaikkan sebesar 525 bps sejak 2022. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi