Logo
>

PGEO Konsolidasi Senyap: Bandar Menahan, Volume Menyusut

PGEO bergerak datar di kisaran Rp1.235–Rp1.305. Volume menurun dan bandar menahan posisi, menandakan fase konsolidasi tanpa arah jelas di tengah minat beli yang mulai melemah.

Ditulis oleh Yunila Wati
PGEO Konsolidasi Senyap: Bandar Menahan, Volume Menyusut
Pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) yang berlokasi di kawasan pegunungan. Foto: Dok Perusahaan.

KABARBURSA.COM – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) tengah berada dalam fase konsolidasi senyap. Setelah tekanan jual yang cukup kuat pada akhir Oktober, saham ini tampak menahan diri dengan pergerakan tipis dan volume yang semakin mengecil. 

Meski harga sempat naik ringan, pasar belum menunjukkan tanda-tanda akumulasi baru yang solid. Bandar memilih diam di tempat, tidak lagi menambah posisi, tapi juga belum sepenuhnya keluar dari arena.

Pada perdagangan Rabu, 5 November 2025, saham PGEO sesi siang naik tipis 1,59 persen di level Rp1.275 per saham. Pergerakan harian berkisar antara Rp1.235 hingga Rp1.280, dengan rata-rata harga di Rp1.257. 

Nilai transaksi tercatat Rp19,84 miliar dari total volume 157.930 lot, turun drastis dibanding rata-rata volume pekan lalu yang masih berada di kisaran 300–400 ribu lot. Kenaikan harga yang tidak diikuti peningkatan volume seperti ini kerap menandakan pasar sedang menunggu arah baru, bukan memulai tren baru.

PGEO Bergerak Datar, Cenderung Stagnan

Dari sisi bandar value, pergerakan PGEO masih datar dan cenderung stagnan. Nilainya berada di Rp508,61 miliar, sedikit di bawah MA20 sebesar Rp511,12 miliar, serta nyaris sejajar dengan MA10 di Rp506,76 miliar. 

Bahkan jika dibandingkan dengan posisi sebelumnya, di Rp508,78 miliar, tidak ada perubahan berarti. Pola ini mencerminkan situasi sideways accumulation, di mana pelaku besar memilih bertahan tanpa agresi. 

Sejauh ini, investor belum melakukan pembelian signifikan, namun juga belum melakukan distribusi besar-besaran. Pasar seolah menunggu momentum berikutnya.

Struktur order book juga menguatkan sinyal bahwa pasar masih bergerak hati-hati. Total bid hanya mencapai 179 ribu lot, sedangkan sisi offer menumpuk di 304 ribu lot. 

Antrean jual yang tebal di rentang Rp1.275–Rp1.295 memperlihatkan masih adanya tekanan jual halus, sementara minat beli lebih kuat di bawah Rp1.265. Artinya, investor ritel cenderung menunggu harga lebih rendah untuk masuk, dan tekanan jual masih sedikit unggul dalam jangka pendek.

Pergerakan ini terjadi setelah rentetan aksi distribusi asing dalam sepekan terakhir. Dari data historical trade, investor asing mencatat net sell berturut-turut sejak 30 Oktober hingga 4 November, masing-masing di kisaran Rp7–9 miliar per hari. 

Namun menariknya, muncul kembali aktivitas beli selektif dari beberapa broker institusional seperti ZP, NI, dan XL di level Rp1.268–Rp1.278. Fenomena ini menandakan adanya akumulasi baru, tapi masih dalam skala kecil dan penuh kehati-hatian.

Zona Konsolidasi Rp1.235 – Rp1.305

Secara teknikal, harga PGEO kini terjebak di zona konsolidasi Rp1.235–Rp1.305. Level ini menjadi batas penting yang membentuk range bound pattern, di mana setiap kenaikan ke atas Rp1.300 selalu gagal menembus resistensi kuat. 

Tanpa dukungan volume dan penguatan bandar value di atas Rp511 miliar, potensi reli lanjutan akan sulit terbentuk. Sementara di sisi bawah, area Rp1.235–Rp1.250 tetap menjadi zona pantulan jangka pendek yang berulang kali diuji.

Dari sisi fundamental, PGEO masih menyimpan daya tarik karena stabilitas bisnis panas bumi dan dukungan kebijakan energi hijau pemerintah. Namun valuasi saham yang sudah tidak lagi murah membuat ruang kenaikan semakin sempit. 

Investor kini lebih berhati-hati, karena prospek jangka panjang sektor ini tidak serta-merta menjamin reli harga di tengah kondisi pasar yang sedang kehilangan arah.

Kesimpulannya, PGEO sedang melewati fase konsolidasi yang tenang. Volume menurun, minat beli melemah, dan bandar sedang menahan posisi. Kenaikan harga ke Rp1.275 lebih mencerminkan pergerakan teknikal menjaga kestabilan harga, bukan sinyal akumulasi kuat. 

Sampai ada tanda peningkatan volume dan pergeseran bandar value ke atas MA20, saham ini kemungkinan akan terus bergerak mendatar. Pasar menunggu langkah berikutnya, apakah PGEO siap memulai siklus baru, atau justru akan kembali melemah bersama hilangnya minat akumulasi institusional.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79