Logo
>

IHSG Pekan ini Meningkat Signifikan, Lompat 4,03 Persen

Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan yaitu sebesar 22,26 persen menjadi Rp18,60 triliun

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Pekan ini Meningkat Signifikan, Lompat 4,03 Persen
Papan pantau IHSG di Bursa Efek Indonesia, tampak sebagian saham menghijau. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat mayoritas data perdagangan saham selama sepekan periode 24 - 27 Maret 2/25, ditutup positif. 

    Sekretaris Perusahaan PT BEI Kautsar Primadi Nurahmad mengungkapkan peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan yaitu sebesar 22,26 persen. 

    "Menjadi Rp18,60 triliun dari Rp15,21 triliun pada pekan sebelumnya," ujar dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 27 Maret 2025.

    Kautsar menyampaikan, catatan positif juga dialami Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik sebesar 4,03 persen menjadi berada di level 6.510,620 dari 6.258,179 pada pekan lalu. 

    Selain itu, kapitalisasi pasar bursa turut mengalami peningkatan sebesar 2,81 persen menjadi Rp11.126 triliun dari Rp10.822 triliun pada sepekan sebelumnya. 

    "Sedangkan, rata-rata volume transaksi harian bursa pekan ini mengalami perubahan yaitu sebesar 8,60 persen menjadi 18,77 miliar lembar saham dari 20,53 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya," jelasnya. 

    Kautsar melanjutkan, perubahan juga dialami oleh rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa pekan ini, yaitu sebesar 16,16 persen, menjadi 1,02 juta kali  transaksi dari 1,21 juta kali transaksi pada pekan lalu.  Adapun untuk Investor asing pada Kamis, 27 Maret 2025, mencatatkan nilai beli bersih Rp623,65 miliar. 

    "Dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp29,92 triliun," pungkas Kautsar. 

    Diketahui, IHSG ditutup menguat sebesar 0,59 persen atau 38 poin ke level 6.510 pada perdagangan Kamis, 27 Maret 2025 atau sebelum libur lebaran. 

    Merujuk data RTI Business, IHSG pada hari ini bergerak fluktuatif di kisaran 6.417 hingga 6.510. Seiring menguatnya indeks, 359 saham menghijau, 230 melemah, 206 saham stagnan.

    Sedangkan, volume perdagangan hari ini mencapai 14.115 miliar lembar saham dengan  transaksi Rp11.023 triliun. 

    Sementara itu, mengutip Stockbit, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menempati posisi pertama dengan nilai transaksi mencapai Rp1,564 triliun. Posisi ini memperkuat dominasi BMRI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia dengan kapitalisasi pasar yang besar serta minat investor yang tinggi.

    Di posisi kedua, terdapat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan nilai transaksi Rp1,292 triliun. Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berada di posisi ketiga dengan nilai transaksi Rp 1,043 triliun.

    Saham lainnya yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), masing-masing mencatat nilai transaksi sebesar Rp428,21 miliar dan Rp294,39 miliar.

    Berbeda dengan nilai transaksi tertinggi yang dikuasai sektor perbankan, kategori top volume dipimpin oleh saham berbasis teknologi yaitu PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi saham dengan volume perdagangan tertinggi, mencatat transaksi sebesar 1,60 miliar lot.

    Posisi kedua dipegang oleh PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan volume 747,91 juta lot. Meskipun nilai sahamnya fluktuatif, Bukalapak masih menjadi salah satu saham yang banyak diperdagangkan oleh investor ritel.

    Ada juga PT Bumi Resources Tbk (BUMI), menyusul di posisi ketiga dengan volume 508,01 juta lot. 

    Sementara itu, saham BBRI dan BMRI juga masuk dalam daftar ini dengan volume masing-masing 322,55 juta lot dan 301,03 juta lot, menunjukkan bahwa saham perbankan tidak hanya unggul dalam nilai transaksi tetapi juga dalam volume perdagangan.

    Bos BEI Harap Ada Stimulus Lain Kuatkan IHSG

    Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, menegaskan bahwa stimulus yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penguatan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan pasar.

    OJK mengeluarkan kebijakan penyelenggaraan pembelian saham kembali atau buyback diperbolehkan sebelum Rapat Umum Pemegang Saha, (RUPS). Hal ini karena indeks sempat anjlok hingga BEI melakukan penghentian perdagangan sementara atau trading halt.

    Namun, ia juga menekankan bahwa yang lebih krusial adalah bagaimana investor domestik, terutama institusi, dapat menyerap keluarnya dana asing yang telah terjadi dalam beberapa waktu terakhir. 

    “Stimulus yang dilakukan oleh OJK cukup signifikan. Baru dua hari ini diterapkan, jadi kita perlu memberi waktu untuk melihat dampaknya secara menyeluruh. Saat ini, yang terjadi di pasar adalah ketidakseimbangan likuiditas akibat keluarnya dana asing, sementara investor domestik belum masuk dalam jumlah yang cukup besar,” ujar Iman di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan pada Senin, 24 Maret 2025.

    Menurutnya, peran investor institusi domestik menjadi lebih penting dibandingkan hanya mengandalkan stimulus dari regulator. Ia menegaskan bahwa keyakinan terhadap valuasi saham yang menarik akan menjadi pendorong utama bagi investor domestik untuk kembali masuk ke pasar. 

    “Jadi bukan hanya stimulus dari OJK dan BEI yang kita (pasar Indonesia) perlukan. Kita juga butuh partisipasi dari investor domestik dan institusi yang melihat valuasi saham saat ini sudah cukup menarik untuk masuk kembali ke pasar. Kepercayaan itu yang perlu dibangun,” tambahnya. 

    Selain menjaga keseimbangan pasar melalui kebijakan stimulus, BEI juga terus mendorong peningkatan partisipasi investor domestik. Iman menyoroti bahwa persepsi pasar menjadi faktor utama yang harus dikelola dengan hati-hati. 

    Menurut dia banyak yang melihat stimulus hanya dari sisi institusi keuangan, padahal kita juga sedang menstimulasi pasar domestik secara lebih luas. 

    "Yang harus kita hindari adalah menciptakan persepsi bahwa ini adalah krisis besar. Jika kita memberikan sinyal yang salah, maka kepercayaan investor bisa terganggu, dan itu berbahaya,” ujar dia. 

    Iman juga menekankan bahwa langkah-langkah yang diambil harus tetap proporsional agar tidak menimbulkan kesan asimetri di pasar. Menurutnya, saat ini bukan kondisi krisis fundamental, tetapi lebih kepada bagaimana persepsi pasar terhadap situasi yang ada. 

    "Kami melihat bahwa isu yang terjadi saat ini lebih kepada persepsi, bukan fundamental. Oleh karena itu, bukti nyata dari kinerja perusahaan tercatat sangat penting. Jika kita melihat data perdagangan dalam dua hingga tiga hari terakhir, kita bisa menilai apakah saham-saham, terutama di sektor perbankan dan barang konsumsi, memiliki performa lebih baik dibandingkan tahun lalu,” papar dia.

    BEI bersama OJK akan terus memantau perkembangan pasar dan mengupayakan berbagai kebijakan untuk menjaga stabilitas. Namun, Iman menegaskan bahwa dukungan dari seluruh pelaku pasar, baik investor institusi maupun ritel, sangat diperlukan agar pemulihan pasar dapat berjalan optimal.

    "Tidak hanya stimulus OJK dan Bursa tetapi juga bahwa pihak lain," kata dia.  (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.