KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan taringnya pada pembukaan pekan ini. Dengan kenaikan signifikan sebesar 1,43 persen ke level 6.538, indeks utama pasar saham Indonesia sukses menembus level resistance 6.510. Kabar baik ini diperkuat dengan meningkatnya volume pembelian, yang menandakan tekanan beli sedang dominan di pasar.
Menurut Analis Teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, pergerakan ini merupakan bagian dari struktur gelombang [a] dalam skenario wave B. Artinya, secara teknikal IHSG masih punya ruang penguatan lanjutan dalam waktu dekat.
“IHSG masih berpeluang menguat ke rentang area 6,608-6,707,” kata Herditya dalam keterangan tertulis, Rabu, 23 April 2025.
Level support jangka pendek berada di 6.148 dan 5.882, sementara resistance berikutnya diperkirakan pada 6.568 dan 6.707.
Saham yang Menarik Dipantau
Dalam laporan hariannya, MNC Sekuritas juga mencermati beberapa saham yang patut dipantau lebih dekat karena potensi teknikal yang menjanjikan. Salah satunya adalah DEWA, yang baru saja menguat 6,36 persen ke level 117. Saham ini didorong oleh lonjakan volume beli dan kini diperkirakan berada dalam gelombang A dari wave (B). Dengan kondisi ini, peluang penguatan menuju target 120 hingga 128 masih terbuka.
Lalu ada ERAA yang memang sedang terkoreksi ke level 418, namun berada pada fase wave [ii] dari wave 3. Ini menandakan potensi pelemahan masih ada, tapi justru membuka ruang akumulasi di kisaran 386–410 untuk target harga 446 hingga 462, dengan level batas bawah di 364.
Saham LSIP juga tengah mengalami tekanan jual meski mencatatkan penguatan tipis. Dari pola gelombangnya, LSIP sedang berada pada wave ii dari wave (c). Artinya, koreksi bisa berlanjut, namun berpeluang menutup gap harga sebelumnya, sebelum kembali naik ke kisaran 1.135 hingga 1.165.
Terakhir, TINS yang naik 3,88 persen ke 1.070 dan sedang berada di bagian wave v dari wave (a). Dengan volume beli yang meningkat, saham ini diproyeksikan masih akan melanjutkan penguatannya menuju 1.095 dan bahkan 1.125, asalkan tidak menyentuh batas bawah di 1.005.
Dengan pendekatan teknikal dan proyeksi wave yang digunakan, analis MNC Sekuritas menilai ini waktu yang tepat bagi pelaku pasar untuk mengamati peluang di saham-saham tersebut, sembari memperhatikan level kunci IHSG sebagai indikator kekuatan tren dalam beberapa hari ke depan.
IHSG Ditutup Menguat
IHSG sebelumnya ditutup menguat pada perdagangan Selasa 22 April 2025, naik 87,25 poin atau 1,35 persen ke level 6.533,22. Sepanjang sesi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.538,32 sebelum terkoreksi ke level terendah di 6.428,10.
Total volume transaksi di seluruh pasar mencapai 163,20 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp8,89 triliun dari 1,06 juta transaksi. Di pasar reguler, volume tercatat sebanyak 146,38 juta lot dengan nilai Rp8,30 triliun.
Pada penutupan perdagangan kemarin, sejumlah saham mencatatkan kenaikan dan masuk jajaran top gainers. Penguatan signifikan pada perdagangan hari ini. PT Net Visi Media Tbk dengan kode saham NETV dari sektor teknologi melonjak 34,75 persen ke harga Rp190.
PT Natura City Developments Tbk dengan kode saham CITY yang bergerak di sektor properti naik 34,18 persen ke level Rp106. Saham PT Indika Energy Tbk dengan kode saham INDY dari sektor energi menguat 24,89 persen ke Rp1.405.
PT Daaz Bara Lestari Tbk dengan kode saham DAAZ yang juga bergerak di sektor energi mencatatkan kenaikan 24,78 persen ke Rp4.280. Sementara itu, PT Ifishdeco Tbk dengan kode saham IFSH dari sektor barang baku tumbuh 20,29 persen ke Rp830.
Sebaliknya, sejumlah saham mencatatkan pelemahan tajam dan masuk peringkat lima besar jajaran top losers. PT Matahari Department Store Tbk dengan kode saham LPPF dari sektor siklikal turun 14,90 persen ke harga Rp1.685.
PT Fortune Mate Indonesia Tbk dengan kode saham FMII dari sektor properti melemah 14,80 persen ke Rp380. PT Cisadane Sawit Raya Tbk dengan kode saham CSRA dari sektor barang baku turun 14,29 persen ke Rp570.
PT Sunter Lakeside Hotel Tbk dengan kode saham SNLK dari sektor transportasi dan logistik terkoreksi 11,94 persen ke Rp590. Sementara itu, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dengan kode saham JPFA dari sektor non-siklikal susut 9,97 persen ke Rp1.715.
Penguatan saham kemarin dipengaruhi oleh mayoritas indeks sektor ditutup di zona hijau. Sektor energi memimpin dengan kenaikan sebesar 3,27 persen, disusul sektor barang baku yang naik 3,12 persen, sektor infrastruktur sebesar 1,49 persen, sektor transportasi dan logistik sebesar 1,72 persen, serta sektor properti yang menguat 1,67 persen.
Di sisi lain, sektor non-siklikal dan teknologi justru mengalami tekanan dengan penurunan masing-masing sebesar 1,20 persen dan 0,57 persen.
Penguatan IHSG hari ini ditopang oleh aksi beli investor terhadap saham-saham energi dan pertambangan, seiring tren naik harga komoditas global serta sentimen positif dari laporan kinerja emiten kuartal pertama tahun 2025. Ada sejumlah 371 saham yang mengalami kenaikan, 220 saham yang mengalami penurunan dan 210 saham mengalami stagnan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.