Logo
>

IHSG Tatap Resistance Terdekat, Kiwoom Beri Sinyal Aksi

IHSG turun ke 7.628, asing jual Rp4,55 triliun. Kiwoom Research sarankan kurangi posisi, support 7.550–7.450 jadi area pantauan.

Ditulis oleh Syahrianto
IHSG Tatap Resistance Terdekat, Kiwoom Beri Sinyal Aksi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mendapat tekanan besar pada perdagangan Selasa, 9 September 2025. (Foto: KabarBursa/Hutama Prayoga)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mendapat tekanan besar pada perdagangan Selasa, 9 September 2025. Indeks ditutup melemah 138,24 poin atau 1,78 persen ke level 7.628,61, menandai posisi terendah dalam tiga pekan terakhir.

    Aksi jual masif investor asing menjadi pemicu utama. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, transaksi asing mencatat net sell hingga Rp4,55 triliun di seluruh pasar. Kondisi ini menambah tekanan di tengah pola teknikal IHSG yang tengah menguji garis support penting.

    Sejak April lalu, IHSG membentuk pola rising wedge yang menopang reli hingga menyentuh area 8.000 pada Agustus. Namun, penutupan di bawah level 7.630 membuat tren tersebut rawan berbalik arah.

    Analis Kiwoom Research menekankan, indikator moving average (MA) jangka pendek memberi sinyal negatif. 

    “MA10 dan MA20 sudah deadcross, menandakan akhir platform swing bullish yang terbentuk sejak Juli lalu. Area 7.830–7.850 kini menjadi resistance terdekat,” tulis riset Kiwoom, Rabu, 10 September 2025.

    Dalam pandangan Kiwoom, support lebih kuat berada di kisaran 7.550–7.450. Jika level tersebut gagal bertahan, risiko koreksi lebih dalam akan semakin terbuka. Oleh sebab itu, mereka menyarankan investor bersikap hati-hati. 

    “Bersiap kurangi posisi lebih banyak. Tunggu support yang lebih solid sebelum masuk kembali,” sebut tim riset.

    Sementara itu, pergerakan rupiah terhadap dolar AS menunjukkan kecenderungan berbeda. Kurs USD/IDR justru terlihat ditopang oleh garis moving average yang mulai menanjak. Grafik harian bahkan mengindikasikan potensi pola triple bottom di area 16.495–16.515.

    Indikator RSI juga mendukung momentum penguatan dolar terhadap rupiah. Kiwoom Research menilai, pergerakan mata uang dan IHSG masih saling berkaitan. 

    “IHSG dan rupiah sangat berhubungan, semoga keduanya bisa segera saling mengamankan posisi,” ungkap riset.

    Kondisi ini membuat investor domestik dihadapkan pada dilema. Di satu sisi, aksi jual asing terus menekan indeks. Di sisi lain, stabilisasi rupiah bisa menjadi katalis positif jangka pendek. Pasar akan menunggu kepastian arah tren, terutama menjelang data makroekonomi terbaru dan pernyataan kebijakan fiskal.

    Dengan IHSG yang masih berada di bawah MA10 dan MA20, ruang penguatan cenderung terbatas kecuali ada katalis baru. 

    Untuk sementara, pelaku pasar disarankan memantau area support 7.550–7.450 sebagai bantalan utama, dengan resistance di 7.830–7.850 sebagai tantangan terdekat. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.