KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di awal perdagangan hari ini, Kamis, 4 Juli 2024, dengan kenaikan 16,112 poin atau 0,22 persen ke level 7.212,867. IHSG pun berhasil menyentuh level psikologis 7.200.
Sebanyak 254,42 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 14 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp243,74 miliar. Sebanyak 238 saham menguat, 130 saham melemah, dan 191 saham tak bergerak.
Penguatan IHSG ini disokong oleh sebagian besar indeks sektoral. Indeks dengan penguatan terbesar dicetak IDX Barang Baku yang menguat 1,07 persen. Berikutnya, IDX Sektor Teknologi, IDX Sektor Properti dan Real Estate, IDX Sektor Keuangan dan IDX Sektor Perindustrian.
Sementara itu ada IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer, IDX Sektor Kesehatan dan IDX Sektor Energi. Kemudian IDX Sektor Transportasi dan Logistik menjadi sektoral dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,27 persen. Ini diikuti, IDX Sektor Infrastruktur dan IDX Sektor Barang Konsumen Primer.
Di awal perdagangan sesi I, lima saham masuk top gainers. Kelima saham tersebut adalah PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) yang naik 14,6 persen, PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) naik 11,5 persen, PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) naik 5,1 persen, PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) naik 4,3 persen, dan PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS) naik 4,3 persen.
Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman, memprediksi bahwa IHSG berpotensi lanjut menguat pada perdagangan hari ini. "Hari ini IHSG berpotensi melanjutkan penguatan setelah naiknya data Initial Jobless Claim US," kata Fanny dalam riset hariannya, Kamis, 4 Juli 2024.
Dia mengatakan, pasar Asia Pasifik menguat pada perdagangan Rabu, 3 Juli 2024, setelah Gubernur The Fed, Jerome Powell, mengatakan ada kemajuan dalam menahan laju inflasi. Sementara itu, investor menunggu serangkaian data dari wilayah tersebut.
Sementara CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam jalur uptrend, serta jelang rilis data perekonomian cadangan devisa yang disinyalir akan bagus dapat menjadi pendongkrak kenaikan IHSG dalam jangka pendek.
Namun, dia mengingatkan mewaspadai aksi ambil untung. Dia memperkirakan, dengan relinya IHSG beberapa hari belakangan, IHSG hari ini berpotensi sedikit tertekan. Rentang pergerakan IHSG di 6.954 - 7.222.
"Momentum koreksi wajar jika terjadi dalam IHSG adalah peluang bagi investor jangka pendek-menengah maupun panjang untuk melakukan akumulasi pembelian," kata William.
Lebih jauh IHSG cenderung menguat kembali di tengah sikap investor masih menimbang pernyataan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan pemangkasan suku bunga, di mana The Fed masih menunggu sampai data inflasi, ekonomi, dan tenaga kerja di AS mulai bersahabat.
Sementara itu pejabat The Fed pada pertemuan terakhir mereka mengakui perekonomian AS tampaknya melambat dan "tekanan harga berkurang," namun tetap menyarankan pendekatan wait and see sebelum melakukan penurunan suku bunga.
Namun jika narasi seputar inflasi menunjukkan keyakinan bahwa inflasi sedang menuju ke arah penurunan,para pengambil kebijakan The Fedbelum siap untuk membuka kemungkinan penurunan suku bunga.
"Para pejabat tidak memperkirakan bahwa akan tepat untuk menurunkan suku bunga sampai informasi tambahan muncul untuk memberi keyakinan lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju target 2 persen," kata risalah tersebut.
Trader di Asia akan menilai data aktivitas bisnis bukan Juni 2024 dari India dan China, yang akan dirilis hari Rabu. Jibun Bank melaporkan indeks manajer pembelian gabungan (PMI komposit) Jepang turun menjadi 49,7 pada Juni 2024, menukik tajam dari 52,6 pada bulan sebelumnya. Indeks Nikkei 225 Jepang melesat 1,26 persen, sedangkan Topix berbasis luas naik 0,54 persen. KOSPI Korea Selatan naik 0,47 persen, sedangkan KOSDAQ naik 0,75 persen.
S&P/ASX 200 Australia naik 0,28 persen, seiring Indeks Hang Seng (HSI) Hong Kong yang juga menguat 1,18 persen, FTSE Straits Times naik 1,22 persen, dan FTSE Malay KLCI naik 1,09 persen. "IHSG diprediksi bergerak di level support 7.130-7.170, sedangkan level resist berada di 7.250-7.270," tulis analis BNI Sekuritas itu.
Sebelumnya, The Fed masih memerlukan lebih banyak data sebelum memangkas suku bunga untuk memastikan bahwa inflasi yang lebih lemah baru-baru ini memberikan gambaran sebenarnya tentang apa yang terjadi pada tekanan harga.
"Kami hanya ingin memahami bahwa tingkat yang kami lihat adalah gambaran sebenarnya tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan inflasi," kata Ketua The Fed, Jerome Powell pada konferensi kebijakan moneter di Portugal yang disponsori oleh Bank Sentral Eropa.
"Kami ingin lebih percaya diri, dan sejujurnya karena perekonomian AS kuat, kami mempunyai kemampuan untuk mengambil waktu kami," tambah Powell.
Meski begitu, investor global tetap optimis bahwa The Fed diprediksi masih dapat memangkas suku bunga acuannya dua kali pada tahun ini.
Menurut data perangkat FedWatch, pemangkasan pertama terjadi pada pertemuan September sebesar 25 basis poin menjadi 5,00 persen-5,25 persen. Peluangnya sebesar 59,9 persen. Kemudian pada pertemuan Desember akan terjadi pemangkasan suku bunga sekali lagi sebesar 25 basis poin ke 4,75 persen-5,00 persen. (*)