Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir pada perdagangan sesi I Rabu (5/6/2024), setelah sempat dibuka di zona hijau pada awal sesi.
Pada pukul 09:56 WIB, IHSG merosot 1,25 persen ke posisi 7.010,61. Indeks ini nyaris kembali menembus level psikologis 7.000.
Nilai transaksi pada sesi I mencapai sekitar Rp2,9 triliun dengan volume transaksi mencapai 5 miliar lembar saham, ditransaksikan sebanyak 228.658 kali.
Awalnya, IHSG dibuka menguat 0,24 persen di level 7.116,42. Namun, enam menit kemudian, IHSG berbalik arah ke zona merah dengan koreksi 0,31 persen ke 7.077,16. Dalam 56 menit setelah pembukaan, koreksi IHSG semakin dalam.
Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), milik Prajogo Pangestu, menjadi penekan utama IHSG di sesi I. Saham BREN kembali menyentuh auto reject bawah (ARB).
IHSG cenderung volatil di tengah sikap investor yang wait and see terhadap berbagai data makro AS, terutama data tenaga kerja.
Data tenaga kerja menjadi indikator awal inflasi AS, faktor utama bagi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menentukan arah kebijakan moneter. The Fed menargetkan inflasi AS sebesar 2 persen agar penurunan suku bunga dapat terjadi.
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 2,7 persen secara tahunan pada April. Sementara itu, inflasi dari indeks harga konsumen (CPI) tercatat 3,6 persen yoy.
Harapan pelaku pasar adalah angka pengangguran meningkat atau lowongan pekerjaan berkurang. Dengan banyaknya pengangguran, tingkat penghasilan warga AS berkurang dan menekan daya beli, sehingga inflasi dapat turun dan The Fed bisa menurunkan suku bunga.
Mengutip perangkat FedWatch, probabilitas The Fed mempertahankan suku bunga pada pertemuan bulan ini sebesar 99,9 persen.
Pasar memproyeksikan kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini terjadi dua kali, pada pertemuan September dan Desember.
Pada pertemuan 18 September 2024, pasar memprediksi The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin, sehingga target suku bunga menjadi 5,00 persen-5,25 persen.
Kemudian, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi menjadi 4,75 persen-5,00 persen pada pertemuan 18 Desember 2024.
Optimisme pasar saat ini lebih tinggi dibandingkan sebelumnya, terutama sebelum rilis data PMI manufaktur dan pembukaan lowongan pekerjaan baru AS.
Aktivitas manufaktur AS melambat untuk bulan kedua berturut-turut pada Mei karena pesanan barang baru turun terbesar dalam hampir dua tahun. Namun, inflasi input menurun dari level tertinggi sejak pertengahan 2022, menurut survei bulanan yang dirilis Senin (3/6/2024).
Indeks manajer pembelian manufaktur Institute for Supply Management untuk Mei turun menjadi 48,7 dari 49,2 pada April. Penurunan ini merupakan penurunan kedua berturut-turut dan bulan kedua di bawah level 50, yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi.
Tingkat lowongan kerja kembali menurun pada April, mendorong jumlah lapangan kerja terbuka yang tersedia untuk setiap pengangguran turun menjadi 1,24 juta, level terendah sejak Juni 2021. Kini, angka tersebut sudah kembali normal seperti sebelum pandemi COVID-19.
Ketua The Fed Jerome Powell terus memantau Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTs) Departemen Tenaga Kerja AS untuk mendapatkan informasi mengenai ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan tenaga kerja, dan lonjakan jumlah pekerja di era pandemi menjadi lebih dari 2 berbanding 1.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.