KABARBURSA.COM – Kondisi perpolitikan di Indonesia yang memanas membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melemah.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprakirakan penjarahan di rumah beberapa tokoh politik dari Nasdem (Ahmad Sahroni) dan Partai Amanat Nasional (PAN) Eko Patrio akan membuat kondisi memanas dan berdampak terhadap perekonomian di Indonesia.
Menurutnya, peningkatan tensi politik membuat laku pasar menjadi apatis. Ia memprediksi perdagangan saham pada Senin, 1 September 2025 akan melemah. Meski demikian, pelemahan yang terjadi tidak akan menuju ke arah suspensi.
“Maksimal itu hanya 5 persen penurunannya. Jadi kayak seperti di hari Jumat kemarin, maksimal itu adalah 3 persen tapi kenyataannya tidak di 3 persen. Hanya mendekati 2,5 setelah itu balik kembali,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Minggu, 31 Agustus 2025.
Penurunan IHSG hingga maksimal 5 persen, lanjut dia, tidak akan membuat Bursa Efek Indonesia melakukan suspensi. Meski tidak terlalu signifikan penurunan IHSG, namun pelemahan yang akan terasa adalah mata uang rupiah.
Ibrahim menuturkan, pelemahan ini terjadi karena terjadi pembakaran gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) seperti Makassar, Surabaya, Medan, Bandung dan beberapa daerah lainnya.
IHSG Diprediksi Melemah 1,53 Persen
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada awal perdagangan Senin, 1 September 2025. Tim analis MNC Sekuritas memperkirakan koreksi mencapai 1,53 persen ke level 7.830, dengan tekanan jual menjadi faktor dominan.
“IHSG terkoreksi cukup agresif sebesar 1,53 persen ke 7,830 disertai dengan besarnya tekanan jual, namun koreksi IHSG masih mampu ditahan oleh MA20. Pada label hitam, posisi IHSG diperkirakan masih berada pada bagian dari wave [v] dari wave 1 dari wave (3), sehingga meskipun terkoreksi hanya akan menguji area 7,691-7,753 dahulu dan kemudian akan menguat ke 8,017-8,102,” kata tim analis MNC Sekuritas, Senin, 1 September 2025.
Dalam catatannya, analis menilai IHSG pada jangka pendek berpotensi menguji level 7.731 dan 7.680. Namun demikian, mereka mengingatkan kemungkinan koreksi lebih dalam tetap perlu diwaspadai pada rentang 7.858 hingga 8.008. (*)