KABARBURSA.COM - Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat, telah menutup salah satu fasilitasnya, menyebabkan ratusan karyawannya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Purwakarta, Didi Garnadi, sebanyak 233 pekerja terkena dampak PHK akibat penutupan pabrik tersebut.
“Garis besar PHK ini terjadi pada awal Mei 2024 karena penutupan perusahaan,” kata Didi, Selasa, 7 Mei 2024.
Dia menyatakan bahwa proses PHK dilakukan secara bertahap, dan perusahaan berjanji untuk memenuhi semua kewajibannya terhadap pekerja yang terkena dampak. Ini termasuk pembayaran gaji dan pesangon sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
“Pihak perusahaan telah berkomitmen untuk memenuhi semua hak-hak karyawan yang terkena PHK, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tambahnya.
Sebelum penutupan resmi, perusahaan telah melaporkan rencana penghentian produksi pabrik tersebut pada akhir Maret sebelumnya. Dalam laporan tersebut, berbagai alasan disampaikan untuk penutupan pabrik, salah satunya adalah kerugian yang dialami selama empat tahun terakhir akibat minimnya pesanan.
Di sisi lain, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berencana untuk memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk (BATA) dalam waktu dekat. Langkah ini diambil menyusul keputusan perusahaan untuk menutup produksi di Purwakarta, Jawa Barat, per 30 April 2024.
“Kami akan memanggil perusahaan alas kaki Bata,” ungkap Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, di Kemenperin, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024.
Febri tidak merinci kapan pemanggilan akan dilakukan, namun menjelaskan bahwa sebagian besar bisnis Bata berada di sektor ritel, dengan sebagian besar produk ritelnya diisi oleh produk impor.
Alasan BATA tutup
PT Sepatu Bata Tbk (BATA) telah resmi menutup pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat. Keputusan ini disampaikan oleh manajemen melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sekretaris Perusahaan Bata, Hatta Tutuko, menyatakan bahwa penutupan pabrik ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk bertahan di tengah tantangan industri yang diakibatkan oleh pandemi dan perubahan perilaku konsumen.
“Operasional pabrik dihentikan sejak 30 April 2024 karena permintaan terhadap produk yang diproduksi di sana terus menurun,” kata Hatta, dikutip Senin, 6 Mei 2024.
Ia menambahkan bahwa kapasitas produksi pabrik juga jauh melebihi kebutuhan yang dapat dipenuhi secara berkelanjutan melalui pemasok lokal di Indonesia.
“Dengan keputusan ini, perseroan tidak memiliki opsi selain menghentikan produksi di pabrik Purwakarta,” jelasnya.
Menurut informasi yang tertera di situs web resmi Bata, Tomas Bata, salah satu pendiri Bata, mendirikan sebuah pabrik sepatu di tengah perkebunan karet di wilayah Kalibata.
Nama alamatnya pun masih terpampang dalam laman situs jejaring resminya yang beralamat di Jl. Kalibata Raya, Jakarta Selatan. Selanjutnya produksi sepatu yang terjadi pada mulai 1940.
Sebagai salah satu pabrik terbesar di Indonesia, Bata memiliki spesialis produk sepatu injeksi untuk konsumsi dalam dan luar negeri. Saat ini Bata Indonesia menempati Gedung 6 lantai, yaitu kantor PT Sepatu Bata Tbk, di Cilandak, Jakarta Selatan.
Mengutip laporan keuangannya, sampai dengan kuartal III-2023, kerugian BATA mencapai Rp80,65 miliar alias membengkak 294,76 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Periode tersebut, penjualan perseroan hanya Rp488,47 miliar atau turun 0,42 persen secara year on year (yoy).
Setahun sebelumnya, pada 2022, BATA mencatatkan kerugian setahun sebanyak Rp105,92 miliar atau melonjak 106,85 persen yoy. Penjualan tahun tersebut, padahal, mencapai sekitar Rp643,45 miliar, tumbuh 46,74 persen yoy.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.