Logo
>

Imbas Penjualan di China, Saham Apple Ramai Dipangkas

Ditulis oleh KabarBursa.com
Imbas Penjualan di China, Saham Apple Ramai Dipangkas

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Apple melaporkan penurunan penjualan di China sebesar 6,5 persen menjadi USD14,7 miliar pada kuartal ketiga, di bawah proyeksi USD15,3 miliar. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa Apple kehilangan pangsa pasar di salah satu pasar luar negeri terpentingnya.

    Apple menghadapi persaingan ketat di China dan pembatasan penggunaan teknologi asing oleh pemerintah. Meskipun demikian, Apple menyebut sebagian besar penurunan ini akibat dari dolar yang kuat, bukan karena penurunan permintaan produk mereka.

    Saham Apple telah naik tahun ini didorong harapan investor pada teknologi AI baru. Namun, situs berita setempat melaporkan fitur AI yang akan datang dari Apple mungkin tertunda, memberi perusahaan lebih banyak waktu untuk memperbaiki masalah teknis.

    Jim Shanahan dari Edward Jones mengatakan skala penjualan saham Apple oleh Buffett pada kuartal kedua menunjukkan kemungkinan Buffett belum selesai dengan aksi jualnya. Menurut Shanahan, meskipun menjual sisa saham Apple tampak tidak masuk akal, namun saat ini, tidak ada yang mustahil.

    Persaingan pasar ponsel di China saat ini sangat ketat, dengan berbagai merek berlomba-lomba untuk mendapatkan pangsa pasar. Pada kuartal pertama 2024, pasar smartphone China mengalami pertumbuhan sebesar 6,5 persen year-over-year (YoY), didorong oleh kinerja kuat dari merek-merek lokal seperti Honor dan Huawei. Keduanya bahkan menduduki posisi teratas dalam hal pangsa pasar, meskipun Apple mengalami penurunan 6,6 persen dalam periode yang sama​.

    Merek-merek lokal seperti Vivo dan Xiaomi juga menunjukkan kinerja yang kuat, dengan Vivo berhasil meraih pangsa pasar tertinggi sebesar 17,4 persen berkat penjualan kuat dari model Y35 Plus dan Y36 di segmen low-end, serta model S18 di segmen mid-end. Honor berada di posisi kedua dengan pangsa pasar 16,1 persen, disusul oleh Apple di posisi ketiga dengan 15,7 persen​.

    Persaingan yang ketat ini sebagian besar didorong oleh promosi besar-besaran selama festival Tahun Baru Imlek, di mana penjualan mingguan meningkat hingga 20 persen dibandingkan minggu biasa. Selain itu, permintaan untuk perangkat low-end dan mid-range juga meningkat, terutama dari pekerja migran yang mencari smartphone dengan harga terjangkau.

    Merek-merek lokal terus berinovasi dengan menambahkan fitur-fitur baru, termasuk teknologi AI dan perangkat lipat, untuk membedakan diri dari Apple dan menarik minat konsumen di China. Ini menciptakan lingkungan persaingan yang sangat dinamis dan menuntut para vendor untuk terus memperkenalkan inovasi baru agar tetap relevan di pasar​.

    Pangkas Saham Apple

    Hal ini bermula dari Berkshire Hathaway Inc. memangkas kepemilikan sahamnya di Apple Inc. hampir 50 persen sebagai bagian dari penjualan besar-besaran pada kuartal kedua. Aksi ini membawa cadangan kas miliarder Warren Buffett mencapai rekor USD276,9 miliar (setara Rp4.479 triliun).

    Secara keseluruhan, Berkshire menjual saham senilai USD75,5 miliar (Rp1.221 triliun) secara net pada periode tersebut. Laporan keuangan menunjukkan pendapatan operasional naik menjadi USD11,6 miliar dari USD10 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

    Buffett melakukan penjualan saat indeks S&P 500 mencapai rekor tertinggi pada pertengahan Juli, meskipun menurun dalam tiga minggu terakhir karena kekhawatiran euforia kecerdasan buatan yang berlebihan. Data tenaga kerja yang lemah pada Jumat, 2 Agustus 2024, menggarisbawahi risiko penurunan ekonomi, menyebabkan S&P turun 1,8 persen.

    Berkshire Pangkas Saham Bank of America

    Berkshire juga memangkas saham Bank of America Corp sebesar 8,8 persen sejak pertengahan Juli. Langkah ini menambah tumpukan kas Berkshire yang kesulitan menemukan cara optimal untuk digunakan di tengah harga saham yang melonjak dan aktivitas transaksi yang stagnan.

    Buffett mengatakan pada pertemuan pemegang saham Mei bahwa dia tidak terburu-buru menghabiskan kas kecuali ada peluang yang menawarkan risiko rendah dan potensi keuntungan besar. Meskipun begitu, pembelian kembali saham menjadi semakin sulit karena harga saham mencapai rekor baru.

    Kinerja Saham Apple

    Sejak pertama kali mengungkapkan kepemilikan saham Apple pada 2016, Buffett telah memanfaatkan keuntungan besar di atas kertas. Berkshire menghabiskan hanya USD31,1 miliar untuk 908 juta saham Apple hingga akhir 2021. Kini, sekitar 400 juta saham Apple miliknya bernilai USD84,2 miliar pada akhir Juni.

    Pada pertemuan pemegang saham Mei, Buffett menyebut Apple sebagai bisnis yang lebih baik daripada American Express Co dan Coca-Cola Co. Penjualan sebagian saham Apple kemungkinan dipicu oleh pertimbangan pajak, meskipun Buffett menegaskan bahwa dia tidak keberatan membangun posisi kas saat ini. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi