Logo
>

Imbas Tekanan Pasar, DPR: Penurunan IHSG itu Wajar

Ditulis oleh Dian Finka
Imbas Tekanan Pasar, DPR: Penurunan IHSG itu Wajar
IHSG mengakhiri perdagangan hari kedua setelah libur Lebaran dengan penurunan 28,15 poin atau 0,47 persen ke posisi 5.967,99 pada Rabu, 9 April 2025. (Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Anggota Komisi XI DPR RI, Thoriq Majiddanor menilai penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan ini sebagai hal yang wajar dalam konteks perekonomian global. Menurutnya, koreksi IHSG mencerminkan kompleksitas dinamika pasar global serta tekanan fiskal domestik yang tengah berlangsung.  

    “Penurunan IHSG pada 8 April 2025 sebesar 9,19 persen—turun hingga 598,55 poin ke level 5.912,06—hingga memicu trading halt, kami memahami bahwa situasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pelaku usaha,” ujar Thoriq kepada media di Jakarta, Rabu, 9 April 2025.

    Sesuai dengan mekanisme yang diberlakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), perdagangan sempat dihentikan selama 30 menit guna meredam kepanikan dan menjaga stabilitas pasar.

    Thoriq mengatakan, gejolak pasar saham seperti ini sebenarnya merupakan hal wajar dalam konteks perekonomian global yang saling terhubung. Namun, tetap saja menjadi alarm yang patut disikapi serius oleh pemerintah.

    “Namun, penting untuk dicatat bahwa fluktuasi pasar saham adalah hal yang wajar dalam perekonomian global yang saling terhubung,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Thoriq menyebut bahwa kondisi ini menuntut respons cepat dan kebijakan yang terukur dari seluruh pemangku kepentingan ekonomi nasional, baik di sektor fiskal, moneter, maupun kebijakan industri.

    Dipicu Kombinasi Tekanan Global dan Defisit Fiskal

    Thoriq Majiddanor menilai, gejolak tajam pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi pada awal pekan ini tidak bisa dilepaskan dari tekanan eksternal dan tantangan fiskal domestik yang sedang dihadapi pemerintah.

    “Penurunan IHSG dipengaruhi oleh kombinasi faktor eksternal dan internal,” ujar Thoriq

    Ia merujuk pada kebijakan tarif impor sebesar 32 persen yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap sejumlah produk asal Indonesia sebagai pemicu utama terganggunya sentimen pasar.

    “Secara eksternal, kebijakan tarif impor sebesar 32 persen yang diterapkan oleh Amerika Serikat terhadap produk Indonesia telah memberikan tekanan signifikan pada pasar keuangan kita,” jelasnya.

    Dari sisi domestik, Thoriq menyoroti defisit APBN yang hingga akhir Maret 2025 tercatat mencapai Rp104,2 triliun, atau sekitar 0,43 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

    "Meskipun demikian, pemerintah tetap optimis bahwa defisit ini masih dalam batas aman dan sesuai target tahunan," katanya

    Untuk meredam dampak lanjutan dari tekanan ini, Thoriq menyampaikan bahwa pemerintah telah mengambil sejumlah langkah taktis. 

    Beberapa di antaranya termasuk diplomasi ekonomi aktif dengan Amerika Serikat, penyesuaian kebijakan pajak ekspor CPO, intervensi agresif oleh Bank Indonesia di pasar valuta asing, serta langkah deregulasi untuk mendorong daya saing dan menarik investasi.

    BEI Adaptasi Aturan Global untuk Trading Halt

    Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi melakukan penyesuaian terhadap perubahan panduan penanganan kelangsungan perdagangan dalam kondisi darurat.

    Ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dari 8 persen, BEI akan langsung melakukan penghentian sementara perdagangan atau pembekuan sementara perdagangan saham (trading halt) selama 30 menit.

    Direktur BEI Iman Rachman mengatakan penyesuaian trading halt dan auto rejection bawah (ARB) itu tidak hanya diterapkan di bursa Indonesia, tapi juga diterapkan negara-negara lain seperti Stock Exchange of Thailand (SET) dan Korea Exchange (KRX). 

    “Kami membandingkan trading halt ini dengan bursa yang ada, di regional misalnya Bursa Korea Selatan (Korsel) dan Bursa Thailand,” kata dia dalam konferensi pers di Main Hall BEI, Jakarta, Selasa, 8 April 2025.

    Selain itu, Iman mengatakan, penyesuaian penerapan trading halt dilakukan juga berdasarkan praktik-praktik yang sudah dilakukan oleh bursa global.

    “Jadi trading halt dan ARB ini juga kami benchmarking dengan bursa-bursa global" tutur Iman. 

    Dalam data yang ditampilkan BEI saat konferensi pers, KRX menetapkan batas trading halt di angka 8 persen, 15 persen, dan 20 persen dengan pemberhentian perdagangan selama 20 menit. 

    Sementara SET juga menerapkan hal serupa di angka 8 persen, 15 persen, dan 20 persen dengan jadwal pengertian perdagangan 30 menit. 

    Adapun Indonesia  turut menjalankan cara senada dalam melakukan trading halt di angka 8 persen, 15 persen, dan 20 persen dengan waktu penghentian 30 menit. 

    IHSG Kembali Melemah

    Sebelumnya, IHSG mengakhiri perdagangan hari kedua setelah libur Lebaran dengan penurunan 28,15 poin atau 0,47 persen ke posisi 5.967,99 pada Rabu, 9 April 2025.

    Pada awal sesi, IHSG sempat dibuka menguat di level 5.996,14 dan sempat mencapai titik tertinggi harian di 6.092,41 sebelum akhirnya terkoreksi hingga menyentuh level terendah 5.949,60.

    Perdagangan hari ini melanjutkan tren yang terjadi sejak Selasa, 8 April 2025, di mana bursa sempat dihentikan sementara akibat lonjakan volatilitas yang cukup ekstrem.

    Tekanan jual hari ini dipicu oleh aksi ambil untung serta rebalancing portofolio pascalibur, dengan saham-saham berkapitalisasi kecil dan menengah paling banyak terdampak.

    Total volume transaksi di seluruh pasar tercatat mencapai 177,25 juta lot, dengan nilai transaksi sebesar Rp11,14 triliun dari 1,08 juta transaksi. Sementara itu, volume di pasar reguler mencapai 148,61 juta lot dengan total nilai Rp10,22 triliun.(*)


    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.