Logo
>

Indonesia Sharia Stock Index Jatuh, Apa yang Menarik?

Ditulis oleh KabarBursa.com
Indonesia Sharia Stock Index Jatuh, Apa yang Menarik?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Performa indeks saham syariah menunjukkan kinerja yang kurang memuaskan pada awal tahun ini. Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) terkoreksi sebesar 1,14persen secara year to date (ytd), yakni sejak awal tahun hingga Jumat 8 Maret 2024.

    Penurunan ISSI ini berbeda dengan kenaikan yang dialami oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,50persen sejak awal tahun. Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), kenaikan IHSG ini didorong oleh kinerja saham-saham perbankan.

    Lima perusahaan yang menjadi pemimpin dalam mendorong kenaikan IHSG sejak awal tahun adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Hanya AMMN yang beroperasi di luar sektor perbankan.

    Berdasarkan data historis, selama dua tahun terakhir pada bulan Ramadan, indeks ISSI cenderung mengalami penguatan. Contohnya, pada bulan April 2023 naik sebesar 1,13persen dan pada April-Mei 2022 menguat sebesar 4,56persen.

    Muhammad Nafan Aji, Senior Investment Information Mrae Asset Sekuritas, memprediksi bahwa indeks ISSI kemungkinan akan mengalami kinerja positif selama bulan Ramadan. Hal ini didorong oleh peningkatan aktivitas konsumsi rumah tangga.

    "Biasanya peningkatan aktivitas konsumsi rumah tangga akan mendorong peningkatan permintaan terhadap saham-saham terkait," kata Nafan, Selasa 12 Maret 2024.

    Dari segi teknis, Nafan merekomendasikan untuk menambah saham ACES dengan target harga Rp860 - Rp910 per saham, dan melakukan akumulasi pada saham ANTM dengan target harga Rp1.580 - Rp1.650 per saham.

    Selanjutnya, Nafan merekomendasikan untuk melakukan akumulasi pada saham ASII dengan target harga Rp5.400 - Rp5.825 per saham, akumulasi pada saham ESSA dengan target harga Rp570 - Rp630 per saham, serta akumulasi pada saham ICBP dengan target harga Rp11.150 - Rp11.825 per saham.

    Nafan juga merekomendasikan untuk melakukan akumulasi pada saham INDF dengan target harga Rp6.500 - Rp6.750 per saham, akumulasi pada saham INKP dengan target harga Rp8.900 - Rp10.200 per saham, dan akumulasi pada saham MYOR dengan target harga Rp2.530 - Rp2.850 per saham.

    Sementara itu, terkait saham PGAS, Nafan merekomendasikan untuk menambah posisi dengan target harga Rp1.210 - Rp1.300 per saham, melakukan akumulasi pada saham TLKM dengan target harga Rp4.040 - Rp4.240 per saham, dan melakukan akumulasi pada saham UNTR dengan target harga Rp25.000 - Rp27.000 per saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi