Logo
>

Industri Manufaktur Terpuruk, Bagaimana Prospek Emitennya

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Industri Manufaktur Terpuruk, Bagaimana Prospek Emitennya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Krisis ekonomi yang melanda Indonesia kini semakin berdampak pada industri manufaktur lokal yang tidak bergantung pada ekspor.

    Di tengah melemahnya daya beli masyarakat, sektor manufaktur semakin tertekan akibat lonjakan impor, terutama impor ilegal yang semakin tidak terkontrol. Situasi ini semakin memperburuk kondisi ekonomi nasional, yang seharusnya menjadi motor penggerak ekonomi.

    Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan realitas yang kurang menggembirakan. Sektor makanan dan minuman hanya mampu tumbuh 4,84 persen dalam empat kuartal terakhir.

    Lebih ironis lagi, sektor tekstil mengalami kontraksi sebesar 0,88 persen dalam periode yang sama. Padahal, pada kuartal I-2024, sektor ini sempat menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,64 persen. Namun, harapan tersebut tampaknya sirna di tengah dampak ekonomi yang belum reda.

    Melambatnya sektor industri makanan juga menjadi paradoks, mengingat konsumsi makanan dan minuman di Indonesia meningkat setelah pandemi, dengan pertumbuhan mencapai 3,71 persen. Bahkan, sektor restoran dan hotel melonjak hingga 6,5 persen. Namun, peningkatan ini tidak cukup untuk menyelamatkan sektor industri yang kini terperosok dalam krisis yang mendalam.

    Sektor-sektor industri lainnya seperti semen, keramik porselin, kaca, logam, kimia, plastik, mesin dan alat berat, otomotif, serta barang konsumsi seperti rokok dan farmasi, juga merasakan dampak negatif dari kondisi ekonomi yang kian memburuk. Impor ilegal yang semakin sulit dikendalikan menjadi ancaman utama bagi industri-industri penting ini.

    Di tengah kondisi ini, emiten-emiten manufaktur menghadapi tantangan berat. Namun, menurut Pengamat Pasar Modal dan Founder Traderindo.com, Wahyu Laksono, situasi terpuruk ini justru dapat menjadi kesempatan bagi investor untuk membeli.

    “Jika melihat emiten ini, secara umum merupakan emiten yang potensial, sehingga pelemahan saat ini justru bisa menjadi peluang beli,” kata Wahyu kepada Kabar Bursa pada Jumat, 9 Agustus 2024.

    Menurutnya, dalam jangka menengah dan panjang, emiten-emiten ini adalah aset penting bagi masyarakat domestik, terutama yang terkait dengan konsumsi.

    “Emiten ini sangat penting. Dengan dukungan pertumbuhan ekonomi yang stabil, emiten ini akan memiliki korelasi yang kuat, dan sebaliknya,” tambahnya.

    Wahyu juga menegaskan adanya potensi besar di balik penurunan harga saham emiten-emiten ini. Meskipun sektor manufaktur saat ini sedang terkontraksi dan menghadapi sentimen negatif, harga yang turun bisa menjadi peluang beli yang menarik.

    “Secara tradisional, saham-saham ini bisa menjadi pilihan ketika harga jatuh atau valuasinya rendah, karena didukung oleh fundamental dan kinerja yang baik bahkan dapat meningkat ke depannya,” ujar Wahyu.

    Dengan valuasi yang mungkin menurun, Wahyu menegaskan bahwa ini bisa menjadi peluang beli yang menjanjikan, terutama bagi investor dengan jangka menengah dan panjang.

    “Kondisi sulit, sektor manufaktur terkontraksi, tapi jika harga jatuh, bisa jadi peluang beli karena valuasi murah dan fundamental masih menjanjikan,” pungkasnya.

    Di tengah kondisi sektor manufaktur yang terpuruk, Wahyu merekomendasikan empat saham emiten manufaktur yang patut diperhatikan.

    Keempat saham yang direkomendasikan adalah CLEO, CEKA, MYOR, dan SIDO. Menurut Wahyu, keempat emiten ini memiliki prospek menjanjikan meskipun volatilitas pasar masih tinggi.

    CLEO (PT Sariguna Primatirta Tbk)

    CLEO menunjukkan performa baik dengan kenaikan year to date (ytd) sebesar 57,04 persen. Saham ini berfluktuasi antara 400-1.600. Di bawah level 800, CLEO direkomendasikan untuk dibeli saat harga melemah (buy on weakness). Namun, meskipun potensi kenaikan jangka menengah hingga panjang bisa mencapai 1.600, investor perlu berhati-hati jika harga mendekati atau melewati 1.400 karena risiko koreksi.

    CEKA (PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk)

    CEKA menunjukkan performa positif dengan kenaikan ytd sebesar 8,94 persen. Untuk jangka pendek, saham ini berada dalam fase konsolidasi dengan rentang 1.800-2.300. Kisaran jangka menengah hingga panjang diperkirakan 1.000-3.000. Di bawah level 1.500, saham ini direkomendasikan untuk dibeli saat harga melemah (buy on weakness). Meskipun masih ada potensi kenaikan ke level baru di 2.800-3.000, investor harus berhati-hati terhadap kemungkinan koreksi di atas 2.600.

    MYOR (PT Mayora Indah Tbk)

    MYOR menunjukkan kenaikan ytd sebesar 2,81 persen. Saat ini, saham ini sedang dalam fase konsolidasi jangka menengah dengan pola segitiga di rentang 1.350-3.250. Untuk jangka pendek, MYOR berada dalam fase konsolidasi antara 2.200-2.900. Potensi jangka menengah hingga panjang dapat mencapai 3.300-3.500, namun di atas level 3.000, saham ini rentan terhadap koreksi. Investor disarankan membeli saat harga di bawah 2.000 (buy on weakness).

    SIDO (PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk)

    SIDO menunjukkan performa sangat baik dengan kenaikan YTD sebesar 33,89 persen. Saham ini saat ini dalam fase konsolidasi jangka menengah dengan rentang 500-1.100. Potensi jangka menengah hingga panjang diperkirakan mencapai 1.200-1.300. Namun, di atas level 1.000, saham ini juga rentan terhadap koreksi. SIDO direkomendasikan untuk dibeli saat harga mendekati atau di bawah 500 (buy on weakness).

    Dari urutan tersebut, saham emiten yang paling direkomendasikan adalah CLEO, diikuti oleh CEKA, MYOR, dan terakhir SIDO. Meskipun secara fundamental emiten-emiten ini relatif seimbang, analisis teknikal menjadi faktor utama dalam urutan rekomendasi ini. Dengan memperhatikan kondisi teknikal dan potensi jangka panjang, investor dapat memanfaatkan volatilitas pasar untuk meraih keuntungan dari saham-saham yang memiliki potensi ini. (*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.