KABARBURSA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga emas turut memberikan kontribusi terhadap inflasi Maret 2024 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
“Peningkatan inflasi secara month to month pada bulan Maret 2024 sebesar 0,52 persen dipicu oleh seluruh komponen, terutama harga-harga yang bergejolak,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti, Selasa, 2 April 2024.
Amalia menjelaskan bahwa sejumlah komoditas, terutama emas perhiasan, minyak goreng, nasi, dan lauk, dominan dalam menyebabkan inflasi pada komponen inti. Menurut catatan BPS, emas perhiasan memiliki andil sebesar 0,04 persen terhadap inflasi Maret.
“Inflasi emas perhiasan pada Maret 2024 mencapai 3,60 persen secara month to month dengan kontribusi inflasi sebesar 0,04 persen,” terang Amalia.
Dia menegaskan bahwa kenaikan harga emas perhiasan secara signifikan berkaitan erat dengan tren kenaikan harga emas dunia dan kondisi perekonomian global.
“Faktor-faktor seperti ekspektasi suku bunga Amerika Serikat, kebijakan pinjaman perbankan, ketegangan geopolitik, dan meningkatnya permintaan dalam situasi ketidakpastian global turut memengaruhi harga emas. Emas juga dianggap sebagai salah satu aset aman dalam kondisi ketidakpastian global,” jelasnya.
Sebagai komoditas yang dianggap aman untuk investasi, analis dari PT Indonesia Logam Pratama atau Treasury, Jaza Yusron, menyatakan bahwa selama pasokan emas tetap terbatas dan permintaan terus meningkat dari tahun ke tahun, emas akan tetap menjadi aset safe haven.
“Tidak ada waktu yang kurang tepat untuk mulai berinvestasi dalam emas karena hingga saat ini, emas masih dianggap sebagai aset investasi rendah risiko yang menunjukkan performa yang sangat baik dalam jangka panjang,” ungkapnya.
“Beberapa tujuan investasi yang dapat dicapai dengan berinvestasi dalam emas antara lain untuk pendidikan anak, pernikahan, persalinan, pensiun, dan juga sebagai harta warisan,” tambah Jaza. (ari/adi)