KABARBURSA.COM - Dalam gelaran debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, ketiga calon presiden (Capres) mengungkapkan komitmennya dalam memperkuat pertahanan negara, fokus pada strategi menghadapi serangan siber yang semakin kompleks.
Capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, secara tegas menjanjikan kehadiran duta besar siber untuk merespons tantangan serangan siber di Indonesia. Perannya dianggap krusial dalam meningkatkan kekuatan pertahanan dalam negeri dan menyesuaikan diri dengan perubahan dinamika dunia yang kian terdigitalisasi.
"Pentingnya peran duta besar siber adalah respons terhadap problematika kita di dunia digital," ujar Ganjar saat menutup sesi debat.
Ganjar dan Calon Wakil Presiden Mahfud MD merinci rencana peningkatan anggaran pertahanan hingga 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Langkah ini diarahkan untuk memperkuat penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) khususnya terkait perempuan dan anak-anak, yang akan melibatkan Badan Siber Polri hingga tingkat Polda.
Sementara itu, Capres nomor urut satu, Anies Baswedan, mengungkapkan tiga langkah konkret untuk memperkuat pertahanan negara dengan memanfaatkan teknologi siber. Rencananya mencakup pembangunan sistem perencanaan komprehensif, penerapan teknologi terbaru melibatkan pemangku kebijakan, dan respons balik yang cepat saat terjadi serangan siber.
"Proses penyusunan melibatkan pendekatan komprehensif, penerapan teknologi mutakhir, dan sistem pemulihan yang efisien," ungkap Anies.
Namun, tanggapan Capres nomor urut dua, Prabowo Subianto, lebih skeptis terhadap langkah-langkah teoritis Anies. Prabowo menyoroti kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dalam menghadapi tantangan kecerdasan buatan (AI), siber, dan teknologi tinggi.
"Terkadang teori bagus, namun realitasnya tentang kecerdasan buatan, siber, dan teknologi tinggi terletak pada SDM dan keterlibatan awak," tegas Prabowo.
Prabowo menegaskan langkah nyata yang diambilnya sejak menjabat Menteri Pertahanan, yakni pendirian fakultas baru di bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM). Inisiatif ini bertujuan mempersiapkan generasi penerus yang mampu menguasai berbagai ilmu tersebut.
"Penguasaan teknologi, sains, kecerdasan buatan, dan siber memerlukan know-how yang harus kita kuasai. Ini inti dari masalah, bukan hanya sekadar retorika," sindir Prabowo.
Dengan sikap tegasnya, Prabowo menegaskan bahwa apabila terpilih menjadi Presiden, pengadaan dan penguatan teknologi siber akan didasarkan pada kepemilikan know-how yang kuat.