KABARBURSA.COM - Emiten produsen rokok Wismilak Inti Makmur (WIIM) siap bagikan dividen tunai sebesar Rp222 miliar hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2023 di Jakarta dengan kehadiran terbatas dan secara elektronik.
Sekretaris Perusahaan WIIM Surjanto Yasaputera, mengungkapkan, besaran dividen yang dibagikan ke pemegang saham senilai Rp107,1 per lembar saham.
Selain itu WIIM juga menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp200 miliar tahun 2024. Dana capex tersebut digunakan untuk pembelian fasilitas produksi baru untuk 6 mesin baru dan juga untuk mengganti mesin produksi Sigaret Kretek Mesin (SKM) reguler yang masa pakainya sudah lebih dari 30 tahun.
"Mesinnya sudah waktunya kami replace dengan mesin yang usianya baru, untuk membuat produksi dengan kualitas lebih baik,” ungkap Surjanto Yasaputera, dikutip Selasa, 28 Mei 2024.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan pada kuartal I 2024, Wismilak membukukan laba bersih perusahaan sebesar Rp91 miliar, di mana 18 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya di periode yang sama, yaitu sebesar Rp111 miliar. Sedangkan untuk penjualan bersih konsolidasian, Wismilak mencatat penjualan bersih konsolidasian sebesar Rp1.058 miliar, 9,7 persen lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama, yakni sebesar Rp1.171 miliar.
Sesuai laporan keuangan Wismilak untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023, penjualan bersih perseroan tercatat sebesar Rp4,9 triliun, meningkat 31,6 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp3,7 triliun. Total laba bersih tahun 2023 sebesar Rp494,7 miliar, mengalami kenaikan 98,2 persen dari tahun 2022 yang sebesar Rp249,7 miliar. Total Aset Perseroan juga mengalami peningkatan 18,8 persen dari tahun sebelumnya, menjadi Rp2,6 triliun.
“Performa Wismilak hingga saat ini tidak lepas dari komitmen kami untuk menjaga pertumbuhan perusahaan dan konsisten dalam menjalankan strategi yang diaktualisasikan melalui kinerja yang fokus pada kualitas produk dan jasa kami. Wismilak terus konsisten dalam menjaga kualitas produk dan pelayanan di samping terus berinovasi menciptakan produk baru yang disukai pasar,” ungkapnya.
Dari sisi lainnya, hasil RUPST tersebut, Perseroan melakukan perubahan susunan pengurus Perseroan terkait dengan meninggalnya Direktur Perseroan, Warsianto, pada 30 September 2023 lalu. Adapun susunan pengurus Perseroan adalah sebagai berikut:
Dewan Direksi
Direktur Utama : Ronald Walla
Direktur : Ir. Krisna Tanimihardja
Direktur : Sugito Winarko
Direktur
Dewan Komisaris : Lucas Firman Djajanto
Komisari Utama : Indahtati Widjajadi
Komisaris : Stephen Walla
Komisaris Independen : Edy Sugito
Komisaris Independen : Daniel Sutrio Darmadi
Perusahaan Rokok Lain
Selanjutnya ada PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan kenaikan laba 91,55 persen menjadi Rp5,32 triliun dari Rp2,78 triliun pada 2022. Meski dari sisi pendapatan mengalami penurunan 4,60 persen menjadi Rp118,95 triliun dari Rp124,68 triliun pada 2022.
PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) di posisi selanjutnya dengan perolehan laba Rp8,1 triliun pada 2023. Laba itu naik 28,04 persen dari laba yang dicatatkan pada 2022 sebesar Rp6,32 triliun. Sejaan, penjualan perseroan pada 2023 tercatat sebesar Rp115,98 triliun atau naik 4,29 persen dari Rp111,21 triliun yang dicatatkan pada 2022.
Sementara PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp26,96 miliar pada 2023. Laba itu naik 12,57 persen dari laba tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp23,95 miliar. Dari sisi penjualan sepanjang 2023 tercatat sebesar Rp303,93 miliar, naik 8,87 persen dari penjualan pada 2022.
Industri Gulung Tikar
Sebelumnya, Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) mengusulkan pengaturan produk-produk industri hasil tembakau (IHT) dipisahkan dari pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Kesehatan dengan pertimbangan mempunyai ekosistem yang berbeda signifikan dengan sektor kesehatan.
Ketua Umum Gappri Henry Najoan berpendapat pasal-pasal terkait produk industri hasil tembakau seharusnya diatur dalam pengaturan tersendiri sebagaimana mandat UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
"Kami mengusulkan untuk dipisahkan dari pembahasan RPP Kesehatan dengan pertimbangan mempunyai ekosistem yang berbeda signifikan dengan sektor kesehatan," katanya.
Selain mengatur sektor kesehatan, sektor farmasi, RPP Kesehatan juga mengatur sektor IHT. Sejumlah pasal yang diatur di antaranya jumlah kemasan, gambar peringatan kesehatan, pembatasan kandungan tar dan nikotin, pelarangan bahan tambahan, pelarangan iklan, dan pemajangan produk.
Menurut dia, banyaknya larangan terhadap IHT seperti bahan tambahan atau pembatasan tar dan nikotin, akan membuat anggota Gappri gulung tikar.
"Kretek yang menjadi produk anggota kami, menggunakan bahan tambahan rempah sebagai penggenap rasa. Anggota kami juga menggunakan tembakau dalam negeri yang berkadar nikotin tinggi dalam pembuatan rokok. Kalau dibatasi dan dilarang, kita lah yang terkena dampak terlebih dahulu," katanya.
Dari 446 regulasi yang mengatur IHT, sebanyak 400 (89,68 persen) berbentuk kontrol, 41 (9,19 persen) lainnya mengatur soal cukai hasil tembakau, dan hanya 5 (1,12 persen) regulasi yang mengatur isu ekonomi/kesejahteraan.
Karena itu, lanjutnya, Gappri memohon pemerintah memprioritaskan upaya perlindungan industri rokok yang menjadi tempat bergantung bagi 6,1 juta jiwa.
"Kami mengusulkan untuk tidak dilakukan perubahan pengaturan terhadap industri produk tembakau yang berpotensi semakin memberatkan kelangsungan usaha IHT nasional," demikian Henry.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.