KABARBURSA.COM - Kinerja Reksa Dana menunjukkan pertumbuhan positif dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data Infovesta Utama per 2 Agustus 2024, reksa dana saham mencatatkan return positif sebesar 0,27 persen. Di antara produk reksa dana saham, HPAM Ekuitas Syariah Berkah dari PT Henan Putihrai Asset Management menempati posisi teratas dengan return tertinggi mencapai 50,14 persen year-on-year.
Kemudian, diikuti oleh Simas Danamas Saham dari Sinarmas AM dengan return 18,69 persen, HPAM Ultima Ekuitas 1 dengan return 18,45 persen, Sucorinvest Sustainability Equity Fund dengan return 8,81 persen, dan BMI Indo Saham Andalan dengan return 5,63 persen.
Untuk reksa dana campuran, produk HPAM Flexi Plus mencapai return tertinggi sebesar 22,69 persen. Di kategori reksa dana pendapatan tetap, UOBAM Inovasi Obligasi Nasional mencatatkan return tertinggi sebesar 8,36 persen.
Reksa dana pasar uang Insight Money juga menunjukkan performa baik dengan return 5,96 persen, sementara reksa dana indeks dan ETF Capital ETF IDX ESG Leaders mencatat return 15,49 persen. Untuk reksa dana pendapatan tetap USD, STAR Fixed Income Dollar mencatatkan return tertinggi sebesar 5,18 persen.
Secara keseluruhan, reksa dana pendapatan tetap mencatatkan penguatan sebesar 0,37 persen, diikuti oleh reksa dana saham yang naik 0,27 persen, reksa dana campuran yang meningkat 0,26 persen, dan reksa dana pasar uang yang menguat 0,08 persen.
Proyeksi Analis
PT Mandiri Manajemen Investasi memproyeksikan bahwa iklim investasi di Indonesia pada semester II/2024 akan tetap kondusif dan menawarkan potensi imbal hasil yang optimal bagi para investor, terutama menjelang masa transisi pemerintahan.
Keyakinan ini didasarkan pada komitmen pemerintahan Joko Widodo untuk menjaga pertumbuhan ekonomi selama periode transisi, termasuk dengan menjaga defisit anggaran tidak melebihi 2,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) dan menghindari penerbitan surat berharga negara (SBN) baru untuk mencegah penambahan beban negara.
Selain itu, dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, pemerintah juga melibatkan tim ekonomi Prabowo Subianto untuk memastikan keuangan negara dapat mendukung program strategis pada tahun depan.
Aquarius Rudianto, Direktur Jaringan dan Retail Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., menyatakan bahwa masyarakat masih optimistis terhadap pasar saham dan obligasi, yang tercermin dari pertumbuhan produk reksa dana dan kontrak pengelolaan dana. Jumlah investor reksa dana kini mencapai 11,9 juta, dengan 60 persen di antaranya adalah generasi muda.
Mandiri Grup berkomitmen untuk terus berinovasi melalui Mandiri Investasi untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan, menjaga kualitas pengelolaan produk investasi, dan tetap bersaing baik di tingkat nasional maupun regional.
Aliyahdin Saugi, Direktur Utama Mandiri Investasi, mengungkapkan bahwa ekonomi global tahun ini dipengaruhi oleh berbagai isu, termasuk perbedaan pertumbuhan ekonomi, inflasi yang lambat menurun, dan ketegangan geopolitik.
Meskipun demikian, struktur ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan positif, seperti pemilu yang berjalan damai dan surplus perdagangan yang terus menerus selama 50 bulan. Pertumbuhan PDB pada kuartal I/2024 tetap di atas 5 persen, dan Indonesia mampu menggunakan anggaran secara disiplin. Dari sisi moneter, Bank Indonesia juga proaktif dalam menjaga nilai tukar rupiah di tengah tingginya suku bunga Amerika Serikat.
Dalam konteks investasi, Mandiri Investasi percaya bahwa investor dapat berkontribusi pada keberlanjutan dunia dengan mempertimbangkan aspek environmental, social, and governance (ESG) dalam portofolio investasi mereka. Pada 18 Juli 2024, Mandiri Investasi meluncurkan produk baru, Reksa Dana Mandiri ETF SRI-Kehati, sebagai tambahan pilihan investasi yang memperhatikan faktor ESG.
Tetap Jadi Jawara
Reksa dana pendapatan tetap kembali menjadi jawara pada periode 19-26 Juli 2024. Imbal hasilnya mencatatkan performa tertinggi dibandingkan reksa dana lainnya.
Data dari Infovesta Utama melaporkan bahwa dalam sepekan terakhir, return terbesar justru diraih oleh reksa dana pendapatan tetap dengan kisaran 0,11 persen. Ini diikuti oleh reksa dana pasar uang dengan indeks 0,09 persen, reksa dana campuran -0,06 persen, dan terakhir, reksa dana saham yang mencatat -0,14 persen.
Meskipun kembali memimpin, kenaikan imbal hasil reksa dana pendapatan tetap pekan ini tidak jauh berbeda dari pekan lalu, yakni sama-sama tumbuh 0,11 persen.
Perubahan signifikan terlihat pada reksa dana campuran dan reksa dana saham. Pekan lalu, reksa dana campuran masih mampu tumbuh 0,02 persen, kini justru minus 0,06 persen. Begitu pula dengan reksa dana saham yang sebelumnya hanya melemah 0,1 persen, kini koreksinya semakin dalam ke kisaran -0,14 persen.
Pergerakan reksa dana sepekan kemarin dipengaruhi oleh sentimen domestik, yakni data uang beredar (M2) pada Juni 2024 yang tumbuh 7,9 persen menjadi Rp 9,06 triliun. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih.(*)